"Eughhhh".Aku menggeliat diatas ranjang berukuran besar ini.Mataku yang masih tertutup ku paksakan untuk terbuka.Aku menyibak selimut dan segera pergi ke kamar mandi.
Aku keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi.Seragam putih biru dengan dasi yang berwarna biru di kerah baju ku.Tas punggungku hanya aku sampirkan di bahu.
"Pagi sayang"
"Pagi ma"Aku mencium pipi mama lalu duduk di sampingnya."Pagi papa.Pagi kakak".Papa dan kak Raka menyapa ku balik.Mama mengambilkan aku nasi goreng ditambah dengan telur ceplok.Aku mengucapkan terima kasih pada mama,berdoa dan memakan nya.
Ting...Tong...Ting...Tong...Assalamualaikum...
Bu Maya ibu dari Raka dan Raya menyuruh bi Minah untuk membukakan pintu.Tak lama Bi Minah sudah kembali diikuti seorang pria yang membuat Raya langsung membuang muka.Dengan wajah yang datar Raya mengatakan sesuatu
"Haduhh haduhh pagi-pagi udah ada tamu gak diundang.Ini masih kepagian kali kalo mau bertamu.Nyadar diri dong kalo mau berkunjung kerumah orang" Raya berkata dengan sinis nya sambil terus memasukan nasi gorengnya kedalam mulut.
Bu Maya yang tidak enak dengan Arya menegur raya dengan lembut "Hush kamu ni Ray.Gak boleh kayak gitu sama tamu".
"Tamu apa yang setiap hari dateng"Cibirnya lagi.
"Yahh Arya ganggu ya tante,om.Kalo gitu Arya pamit deh.Nanti kesini lagi kalau Raka udah selesai sarapan". Dengan wajah yang dimelas-melaskan Arya hendak meninggalkan ruang makan namun ia ditahan oleh Pak Seno,Papa dari Raka dan Raya."Duduk dulu Ar".Arya menoleh pada Raya yang menatapnya tajam."Nggak usah di dengerin omongan Raya".Arya mengangguk,ia duduk di saping Raka.
"Kamu udah sarapan Ar?"Tanya Bu Maya
"Udah kok tan.Tadi bareng sama mama dan papa"
"Syukur deh kalau gitu.Awww"Raya langsung mengelus pahanya yang mendapatkan cubitan dari mamanya.
"Oh iya ma.Nanti Raka sama temen-temen izin mau ngerjain tugas di rumah ya"
"Biasanya juga pada dateng gitu aja nggak pake nanya-nanya dulu.Apalagi yang ini nih".Raya memicingkan matanya kepada Arya.
"Diba..."Bu Maya memanggil Diba penuh penekanan."Tentu boleh kok sayang"
"Makasih ma"
"Makasih tante"
Arya dan Raka menatap Raya dengan tatapan nya mengejek.Arya bahkan menjulurkan lidahnya.Raya mengangkat garpunya dan mengacungkan nya kearah Arya.
~ ~ ~
Di halaman rumah Raya sudah ada emoat motor yang terparkir dengan rapih.Ingin rasanya ia mengempesi salah satu motor orang yang selalu iseng kepadanya.Tapi dia tahu caranya.Mang Diman,suami Bi Minah sedang membersihkan kebun.Ahaa.Raya menjentikan jarinya.
Ia berjalan mendekati mang Diman.
"Mang bisa bantu Raya enggak?"
"Bantu apa non?".Raya membisikan sesuatu di telinga mang Diman.Lelaki paruh baya itu Nampak kaget."Aduhh saya nggak berani neng"
"Mang Diman tenang aja.Kalau ada apa-apa nanti aku yang tanggung jawab".Mang Diman menolak namun Raya terus saja memaksa nya.Akhirnya ia pun mau melakukan nya.Ia mengempesi ban motor milik Arya.Setelahnya Raya tersenyum puas dan mengucapkan terima kasih pada mang Diman.
Raya masuk ke dalam rumah sambil bersenandung ria.Rumah yang berantakan pun tak ia hiraukan.Walau sebenarnya ia ingin marah tapi ia tahan sebisa mungkin.Ketenangan Raya membuat empat orang yang baru saja mengerjakan prakarya itu merasa heran.
"Tumben Ka adek elo liat rumah berantakan tenang gitu.Biasanya juga langsung ngomel?"Tanya Arya pada Raka.
"Ya ampun Ar.Elo seneng banget sih kalau ngeliat Raya marah-marah".Bukan Raka yang menjawab tapi Gavin."Jangan-jangan..."Gavin menunjuk-nunjuk pada Arya lalu di tampik oleh Arya.
"Ya gue heran aja.Nggak biasanya sih.Pasti ada apa-apa nih.Curiga gue"
"Udahlah Ar.Jangan berburuk sangka sama adek gue.Baru dapet undian kali dia.Makanya lagi baek.Udahlah nggak usah ngurusin adek gue.Mendingan kalian bantuin gue buat beresin semua ini".Raka menunjuk potongan karton-karton yang berserakan di lantai.Mereka langsung memunguti sampah-sampah sebelum 'upik abu' mengamuk.
"Udah bersih nih.Gue pulang ya"
"Gue juga mau pamit".
"Elo nggak pulang Ar?"Tanya Raka karena teman nya itu masih duduk santai.
"Pulang dong.Yok"Danis dan Gavin pamit pulang ke rumah masing-masing.Mereka berjalan beriringan keluar rumah diantar oleh Raka.
Ketiganya naik ke atas motor dan memakai helm nya.
"Ar...ban motor elo bocor?".Denis menunjuk ban motor Arya.Arya turun dari motor dan melihat ban motornya.Arya memukul ban motornya."Sial.Ini nih yang gue cur...".Belum selesai Arya berkata dari dalam rumah terdengar suara orang mengerang kesakitan.Mama Raka datang sambil menjewer telingan Raya.
"Mama kenapa telinga Raya di jewer?"
Bu Maya tidak menanggapi pertanyaan anak sulungnya itu.Ia malah menatap Arya."Motor kamu kempes Arya?".
"Iya Tante".Bu Maya menghembuskan nafasnya."Ini nih.Anak ini yang udah kempesin motor kamu"Bu Maya melepaskan telinga Raya.Gadis itu mengelus telinganya yang kini berubah merah.Raka,Danis dan Gavin melongo tak percaya jika Raya melakukan hal ini.Arya tersenyum miring.Ia sudah menduga pasti ada apa-apa di balik ketenangan gadis itu saat pulang tadi.
"Kamu minta maaf sama Kak Arya".Gadis itu menggeleng."Minta maaf atau mama jewer lagi".Bu Maya sudah mendekatkan tangan nya ke telinga Raya.Raya mengalah.Dengan bibir yang manyun ia berjalan mendekati Arya."Minta Maaf!"Ucapnya dengan ketus.
"Mana ada orang minta maaf kayak gitu Raya.Minta maaf yang bener"
"Iya maaaa".Rengeknya.Raya menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan.Memberikan senyum manis dengan terpaksa "Kak Arya...aku minta maaf ya".Raya mengedip-ngedipkan matanya pada Arya
"Kakak udah maafin kamu kok".Arya tersenyum dan mengusak rambut Raya.Jika tidak ada tante Maya sudah di pastikan saat ini tangan Arya pasti akan di gigit oleh Raya karena sudah membuat rambutnya berantakan.Raya menoleh pada mamanya"Udah dimaafin kan ma".Raya memutar badan nya dan berjalan mendekati mamanya.Baru beberapa langkah.
"Tante aku bingung pulangnya gimana ya.Aku nggak kuat kalau harus mendorong motor sampai rumah"Arya menunjukan wajah memelasnya.
"Raya,kamu bantu kak Arya buat dorong motor itu sampek rumahnya".Raya mau menolak tapi mamanya sudah memberinya pelototan.Akhirnya ia pasrah.Ia berjalan di belakang Arya dan membantu Arya mendorong motornya.Setelah mamanya masuk Raka,Danis dan Gavin tertawa melihat keduanya beriringan mendorong motor.
Raya menggerutu sambil terus mendorong moto milik Arya.Arya yang mendengar hanya menahan tawa nya.
"Niat ngerjain..ehhh malah ikut apes juga".
"Bisa diem enggak!.Aku jorokin nih motornya ke selokan itu".
"Emang kamu bisa?Kamu sama motornya aja masih gedean motornya".
"Nantangin".Raya dengan sekuat tenaga mendorong motor Arya untuk mendekat ke selokan.Namun tenaga sudah banyak yang ia keluarkan tapi motor tak juga bergerak barang sesenti pun.
Arya yang melihat kesusahan Raya malah tertawa.
Mau Raya mengeluarkan tenaga sebanyak apa pun ia tidak akan bisa 'memandikan' si merah di selokan.Kenapa?Karena....Arya lah yang memegang kendali motornya.Ia juga menekan dalam rem motor tersebut sehingga motor tidak akan bergerak walau di belakang di dorong sekuat tenaga.Tenaga Raya KHUSUSNYA.
YOU ARE READING
ARaYA (Arya Dan Raya)
General Fictionkisah antara seorang laki-laki yang bernama Arya dengan gadis yang tak lain adalah adik dari sahabat nya .Gadis itu bernama Raya. Setiap kali bertemu keduanya tidak pernah akur.Saling menjahili dan mengusili. Raya sangat benci dengan Arya karena dir...