Raya memainkan jari-jarinya seperti sedang menghitung sesuatu.Sambil menatap alngsit-langit di kamarnya gadis itu tersenyum seakan ada sesuatu yang lucu di atas sana.
"Kamu ngitungin apa?"
Gadis itu terlonjak saat suara seseorang terdengar di sampingnya.Memegangi dadanya yang naik turun gadis itu berucap."Mama tumben sih masuk ke kamar aku nggak ngetuk pintu dulu?"
"Nggak ngetuk pintu katamu?Dari tadi mama udah ngetuk pintu malah nggak kamu buka.Ya udah mama masuk aja.Kamu ngitungin apa sih?Cicak?".
Mata gadis itu langsung menatap mamanya.Mana mungkin dia menghitung cicak.Melihat cicak saja dia lebih memilih pergi.
"Kamu kenapa sih bengong gitu?Sampai mama masuk aja kamu nggak tau".
Bukan nya menjawab Raya justru memilih tiduran di pangkuan mama nya.
"Aku nggak sabar deh ma nunggu hari esok".Raya terus senyum-senyum tidak jelas.
"Kamu kayaknya seneng banget sih mau ninggalin mama".
Mendengar mamanya berbicara dengan nada tak enak,Raya langsung duduk di samping mamanya.Di peluknya tubuh wanita yang sudah melahirkan nya itu.
"Aku kan nggak lama perginya.Paling lama Cuma 2 bulan.Habis itu aku pasti bakalan terus nemenin mama disini".
Bu Maya mencubit pipi anaknya."Mama bercanda sayang.Maafin mama ya yang masih terus menganggap kamu sebagai anak kecil.Ini sudah saat nya kamu mama lepas untuk melihat dunia luar.Tidak mama kekang seperti ini".
Raya menangis dan menyembunyikan wajahnya di leher mamanya."Maaa maafin Raya ya.Raya janji nggak akan ninggalin mama"
Bu Maya mengelus-elus punggung anak gadinys."Suatu saat kamu akan pergi sayang.Kamu akan menikah.Kamu akan memiliki suami.Kamu akan meninggalkan mama dan..
Raya memeluk mamanya lebih erat."Aku nggak mau.Aku nggak bakalan ninggalin mama dan papa.Aku sayang sama kalian".
"Udah-udah nggak usah nangis".Bu Maya melepaskan pelukan Raya dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya."Anak mama kan sekarang udah dewasa.Nggak boleh cengeng ah.Nanti jelek lho.Besok berangkat pagi kan?"Raya mengangguk."Ya udah sekarang tidur".
"Temenin"Rengeknya.
"Iya mama temenin".
Bu Maya masuk ke dalam selimut yang sama dengan Raya."Kamu pakai gelang ini sayang?"Tanya Bu Maya saat memegang tangan anaknya yang sedang memeluknya.
"Hehehe iya ma sama kalungnya juga".Raya menunjukan kalung yang melingkar di lehernya.
"Nggak papa.Ya udah tidur gih"Bu Maya tidur sambil mengelus rambut anaknya dengan lebut.Raya menyembunyikan wajahnya di dada sang mama.
~ ~ ~
Raya sudah berada di bandara diantar oleh kedua orang tuanya.Hari ini ia akan berangkat ke Jakarta bersama ke-9 teman nya dan 3 perwakilan kampus yang akan mengantarkan mereka ke Perusahaan tempatnya magang.Raya dan yang lain nya sedang berada di ruang tunggu.Tak lama terdengar informasi bahwa pesawat yang ditumpangi Raya dan rombongan akan segera berangkat.
"Ma Raya berangkat dulu ya?"
"Iya.Kalo udah sampek langsung hubungi mama ya"
Raya mencium punggung tangan kedua orang tuanya.Sambil menyeret koper besarnya menuju tempat boarding pass.Raya melambaikan tangan sampai akhirnya tubuhnya tidak terlihat lagi.
Ini pertama kalinya bagi Raya pergi tanpa ditemani kedua orang tuanya.Mamanya memang sangat overprotektif kepadanya.Raya bahkan di larang kuliah di luar kota.
YOU ARE READING
ARaYA (Arya Dan Raya)
General Fictionkisah antara seorang laki-laki yang bernama Arya dengan gadis yang tak lain adalah adik dari sahabat nya .Gadis itu bernama Raya. Setiap kali bertemu keduanya tidak pernah akur.Saling menjahili dan mengusili. Raya sangat benci dengan Arya karena dir...