Keluar dari ruangan itu,Raya dan yang lain nya kembali ke ruang kerja masing-masing.Mereka mendapatkan tugas sesuai porsinya masing-masing.
Dengan dibantu para tutor,mereka bisa mengerjakan tugas dengan baik setidaknya di hari pertama ini.
Raya keluar dari ruangan saat jam kerjanya sudah berakhir.
"Maaf diantara ibu-ibu ini siapa yang bernama bu Raya?".Raya yang masih berjalan berhenti saat seorang wanita menggunakan pakaian cleaning service menghampiri mereka.
"Saya yang bernama Raya.Tapi jangan di panggil 'ibu'.Saya masih pegawai magang disini.Panggil nama saja".
"Hehehe maaf.Tapi saya tidak enak kalau hanya memanggil nya nama saja.Walau bagaimana pun status anda kan disini lebih tinggi dari saya.Bagaimana kalau saya panggil mbak saja".
Raya mengangguk "Boleh.Maaf bu kenapa ibu memanggil saya ya?".Raya rasa tidak salah jika memanggil wanita ini dengan sebutan ibu karena sepertinya umur wanita ini sudah seperti ibu nya.
"Anda diminta ke ruangan nya pak boss".
Bukan hanya Raya yang kaget mendengar perkataan wanita ini.Tapi teman-teman Raya pun di buat terkejut juga.
"A...Ap...Apa salah saya bu".
"Waduhh saya juga nggak tahu mbak.Saya hanya menjalankan tugas".Raya memandang teman-teman nya.Walaupun baru mengenal mereka tapi Raya sudah cukup akrab dengan mereka.Kedua teman Raya mengangguk.Raya menghembuskan nafas dan menghembuskan nya."Baik bu.Bisa antarkan saya ke ruangan nya pak boss".
Wanita itu berjalan lebih dulu diikuti Raya di belakangnya.Dalam perjalanan nya Raya terus memikirkan ada apa Raya memanggilnya.Raya tidak perlu bertanya siapa pak boss yang memanggilnya.Ia sudah tahu itu pasti Arya.
"Ini mbak ruangan nya".
Raya tersadar dari lamunan nya.Ia memandang sekelilingnya.Ruangan ini didominasi oleh warna gelap.
"Silahkan masuk pak.Pak boss sudah menunggu"
"Sekarang?"
Wanita itu tertawa."Iya mbak sekarang".
Dengan rasa cemas bercampur gugup Raya memberanikan diri mengetuk pintu di depan nya.Setelah mendapat sahutan dari dalam,mendorong pintu yang terbuat dari kaca itu.Wanita yang tadi mengantarnya sudah pergi meninggalkan nya sendiri.
Seorang laki-laki dengan kemeja yang di gulung sampai ke siku serta kaca mata yang bertengger di hidungnya sedang focus menatap layar laptopnya.Raya tidak berani maju apalagi untuk mundur kembali.Ia hanya diam di depan pintu sambil menatap lelaki itu.
"Kamu kenapa masuk kalau hanya berdiri di sana".Ucap lelaki itu tanpa menoleh kepadanya.Raya melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah mendekati meja Arya.Raya hanya berdiri didepan meja Arya yang masih sibuk dengan layar laptopnya.
Jika tidak ingat bahwa saat ini lelaki ini adalah boss nya ia tidak segan-segan memukul kepala lelaki itu dengan map yang ada di depan nya saat ini.Tapi Raya masih waras bahkan sangat waras.Ia tidak mungkin melakukan hal itu.Bisa-bisa ia akan mendapat nilai jelek karena perbuatan yang di lakukan pada Arya.
"Maaf pak.Ada perlu apa bapak memanggil saya kesini?".Akhirnya Raya berani bertanya pada Arya.Lidahnya kelu saat memanggil Arya dengan sebutan pak bukan kak.
Arya menghentikan kegiatan nya,menyenderkan punggungnya pada kursi dan menatap Raya dari atas sampai bawah.'Tidak ada yang berubah'.Pikirnya.Mata Arya menatap pada satu benda yang melingkar indah di pergelangan tangan Raya.Gelang itu.Arya ingin melihat apakah Raya juga memakai kalungnya namun hal itu sulit di lakukan nya karena kerah baju Raya cukup tinggi hingga tidak bisa untuk melihat bagian lehernya.
"Ehem".Arya langsung mengarahkan pandangan nya kearah lain karena ketangkap basah memperhatikan Raya.
"Maaf pak ini sudah sore dan sudah saat nya jam pulang kantor kan?"
"Iya saya tahu.Tapi saya butuh bantuan kamu".Arya berdiri memakai jas nya setelah membetulkan lengan kemeja nya yang digulung tadi."Ayo ikut".Raya mengikuti Arya di belakangnya.
Sesampainya di depan kantor,Arya langsung masuk kedalam mobilnya yang memang sudah stand by disana.Raya hanya diam da tak mengikuti Arya
"Kamu kenapa lagi?Ayo masuk".Raya hanya menggeleng.Arya menghembuskan nafas kasar.Ia turun dan memaksa Raya masuk dengan menggandeng tangan nya.
Raya menatap beberapa orang yang ada di depan kantor saat ini.Untung saja hanya ada security dan pengawal pribadi Arya.
Raya duduk di samping Arya dengan tangan Arya yang masih mengenggam tangan kanan nya.Ini kali pertama ia merasakan hal seperti ini saat berada di dekat pria ini.Apa karena saat ini mereka adalah atasan dan bawahan hingga ia merasakan hal yang seperti ini?.
"Pak kita mau kemana ya?Saya harus pulang".Ucapnya begitu mengetahui bahwa mobil ini tidak mengarah ke rumahnya.
"Saya ada perlu sebentar dan saya butuh bantuan kamu".
"Tapi kakak sa.."
"Saya sudah menghubungi kakak mu".
Diam.Hanya itu yang bisa di lakukan oleh Raya saat ini."Ehem".Raya menggerak-gerakan tangan nya yang berada di genggaman Arya.Arya tidak merasa terganggu dan malah mempererat genggaman nya.
Mobil Arya berhenti di sebuah restoran Jepang.Raya ingin protes saat lelaki itu terus menggandeng tangan nya untuk masuk ke dalam restoran.
Seorang pelayan mengantarkan mereka ke sebuah ruangan yang memang sudah di pesan oleh Arya.Arya masuk ke ruangan itu dan ternyata disana sudah ada dua orang yang menunggu mereka.
"Maaf kami telat Andrew".Arya menyalami kedua orang didepan nya diikuti oleh Raya.
"Tidak apa-apa Arya aku tahu kesibukan mu.Aku sangat senang karena kamu mau meluangkan waktu untuk makan malam bersama kami.Ohh iya ini siapa?".Andrew melirik kearah Raya.
"Pasti istri mu ya Ar?"Sambung si wanita.Raya yang mendengarnya melotot.
"Wahhh akhirnya ada yang menemani juga selain Rendi.Lebih enak di temani istri kan daripada ditemani asisten".Andrew memeluk pinggang wanita disampingnya.Raya menyimpulkan bahwa wanita itu adalah istrinya.
Arya hanya terkekeh dan mengangkat tangan nya untuk mengusak rambur Raya."Hahaha kamu bisa saja Andrew.Dia namanya Raya".Raya tersenyum pada dua orang di depan nya."dan dia bukan istri saya.Lebih tepatnya BELUM".Arya menekankan pada kata belum dan melirik kearah Raya.Mata Raya membulat dengan mulut yang terbuka.Ia kaget mendengar perkataan Arya.'Belum' katanya.Berarti 'akan' dong.Raya menggelengkan kepalanya berkali-kali.Enggak...enggak.
"Ya ampun Arya.Pacar kamu lucu banget sih".Istri Andrew yang bernama Andini mencubit kedua pipi Raya dengan gemas.Arya dan Andrew tertawa melihat kelakuan Andini dan melihat ekspresi Raya."Aku doain ya semoga kalian cepet menyusul kami"Andini kembali mendekati suaminya dan memeluk erat lengan lelaki itu.
Andrew ini adalah teman sekaligus rekan bisnis Arya.Mereka mengundang Arya untuk makan malam untuk merayakan keberhasilan proyek yang saat ini sedang mereka jalankan.
"Kami doakan semoga kalian bisa segera menikah".Andrew mempertegas ucapan sang istri.
Arya dan istri Andrew mengaminkan ucapan Andrew tapi tidak dengan Raya.Pasalnya ia sangat kesal dengan Arya saat ini.
Selesai makan mereka mengobrol dengan santai.Raya ikut nimbrung saat ditanya oleh mereka.Raya baru tahu,ternyata kedua orang ini adalah teman Arya ketika ia kuliah di luar negeri.Mereka adalah sepasang suami istri yang baru menikah 3 bulan lalu.Andini bukan hanya sebagai istri bagi Andrew tapi juga sebagai sekretaris baginya ketika di kantor.
YOU ARE READING
ARaYA (Arya Dan Raya)
Fiksi Umumkisah antara seorang laki-laki yang bernama Arya dengan gadis yang tak lain adalah adik dari sahabat nya .Gadis itu bernama Raya. Setiap kali bertemu keduanya tidak pernah akur.Saling menjahili dan mengusili. Raya sangat benci dengan Arya karena dir...