PART 14 : LDR

354 13 0
                                    

Malam setelah acara tembak nenembak di cafe Raya langsung diantar pulang oleh pacar barunya.Arya tentu saja.Siapa lagi.

Arya tahu betul bagaimana sifat kakak dari kekasihnya ini.Jika ia sudah berkata A maka sudah tidak dapat di ganggu gugat.

Sebelum nya Raya sudah memberitahu ke Arya bahwa ia harus sampai di rumah tepat jam 10.Entah akan jadi jika Raya tidak pulang tepat waktu.Apakah ia akan berubah seperti upik abu?Layaknya kisah Cinderella yang berubah 180 derajat jika dia tidak pulang ke rumah sebelum pukul 12 malam.

Pagi nya Raya sudah berada di bandara.Ia akan segera kembali ke kota asal nya.

Dengan ditemani sang kakak,ia menunggu hingga pesawat yang akan membawanya berangkat.Sebenarnya ia ingin diantar oleh Arya,Arya juga ingin mengantarnya namun apalah daya.Ia dan Arya sepakat untuk tidak memberitahukan hubungan mereka ke Raka atau yang lain nya.

Biarlah ini menjadi kejutan tersendiri bagi mereka nantinya.

Untuk menghilangkan kejenuhan nya,Raya memainkan ponselnya.Membuka beberapa foto yang sempat ia abadikan semalam saat bersama Arya.Ia ingin menghubungi Arya tapi dia yakin Arya saat ini sedang bekerja.

Melihat ke samping,Kakak nya melakukan hal yang sama.Raka sibuk ke ponselnya dan memainkan sebuah game.Raya mendesah.Lama banget sih penerbangan nya.Pikirnya.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba.Pesawat yang akan ditumpanginya akan segera berangkat.Ia berpamitan pada Raya.Mencium tangan kakak satu0satunya itu di sambut dengan Raka yang mencium kening adiknya serta pipi kanan dan kirinya.

"Titip salam ya buat mama sama papa.Kamu baik-baik disana.Kalau udah sampai langsung hubungi kakak".

"Iya".

Pesawat yang ditumpangi Raya sudah lepas landas.Ia memandang ke luar jendela.Memandangi birunya langit dan putihnya awan sebagai penghias utamanya.

Singkat cerita kini Raya sudah berada di rumah nya.Tadi ia dijemput oleh kedua orang tuanya saat tiba di bandara.

Raya berada di kamar untuk istirahat.Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo".

"Halo.Kamu udah sampai?".Jawab seseorang di seberang sana.

"1 jam yang lalu.Sampai rumah langsung mandi.Badan nya terasa lengket banget.Sekarang lagi istirahat nih.Kakak lagi apa?Sibuk enggak?Aku ganggu enggak?"

Terdengar suara orang tertawa di seberang."Kok malah ketawa?"Tanya Raya lagi.

"Abisnya kamu lucu.Kalau tanya tu satu-satu.Kakak bingung mau jawab yang mana dulu sayang"

Mendengar dirinya di panggil sayang,hati Raya serasa berbunga-bunga.Pipinya merona.Untung saja Arya tidak melihatnya.

"Ya kakak jawab pertanyaan ku yang pertama dulu dong".

"Yang mana"

"Kakak lagi sibuk enggak?"

"Enggak kok dan kamu ganggu kakak".Obrolan mereka terus berlanjut.Berbicara dengan pacar ternyata menyenangkan.Itulah pikiran keduanya.Arya yang banyak pekerjaan malah sibuk berbincang dengan gadis yang baru menjadi kekasihnya kemarin.Sepertinya nanti malam ia akan lembur.Raya pun sama,Ia lupa jika ia diminta menelpon kakak nya saat tiba di rumah dan kini sudah 1 jam lebih ia malah bertelponan dengan Arya.Siap-siap saja kakak nya akan marah karena tidak diberi kabar oleh nya.

"Kamu baik-baik yang disana.Belajar yang rajin biar cepet lulus"

"Iya.Kakak juga baik-baik disana.Kerja yang bener".

"Siap cantik.Kakak akan sering hubungi kamu"

"Jangan terlalu sering juga.Kakak kan banya kerjaan.Tapi jangan kerja terus juga nanti kakak sakit".

"Siap boss.Perintah di laksanakan".Keduanya pun tertawa bersama.

Tok...tok...tok...

"Sebentar kak".Raya berjalan turun dari ranjang dan membuka pintu.

"Kenapa ma?"Tanya nya saat tahu ternyata itu sang mama.

"Ini kak Raka mau ngomong".Bu Maya memberikan ponsel nya pada sang putri.Raya menggigit bibirnya.Menerima ragu ponsel itu dan meletakan di telinga.Ia tahu pasti akan di marahi oleh kakak nya.Apalagi ini sudah hampir dua jam setelah seharusnya ia tiba di rumah tadi.

"Ha...halo".Ucapnya terbata.


Raya dan kedua orang tuanya sedang santai di depan ruang tv.Ting tong...Ting Tong..."Assalamualaikum".Raya segera bangkit dari posisi nyaman nya dan berjalan kearah pintu.Di bukakan nya pintu itu sedikit.Raya menyembulkan kepalanya keluar pintu.Ia tercengang melihat sosok yang berda di depan nya kini."Kak Arya ngapain sih disini?Bukan nya kakak banyak kerjaan di Jakarta.Kok sekarang malah disini".Katanya dengan nada sedikit marah.Pasalnya baru kali ini Arya datang ke rumahnya bukan sebagai teman dari kakaknya.

Raya sempat bingung dengan Arya yang tiba-tiba ada di rumahnya.Yang ia tahu pacarnya itu memiliki segudang kesibukan di kantornya."Kamu gak nyuruh KAMI masuk dulu?".Raya mengernyitkan dahinya 'kami?".Ia membuka pintu rumahnya lebar-lebar.Betapa malunya ia karena disana bukan hanya ada Arya melainkan juga ada papa dan mama Arya.Ia tersenyum kikuk dan menyuruh mereka masuk.

Sekarang mereka semua berkumpul di ruang tamu di rumah keluarga Raya.Sesekali para orang tua menggoda sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta itu.

"Dulu aja setiap kesini Arya nya selalu diajak berantem.Ehhh sekarang malah dijadiin pacar"-Papa Seno.

"Ih papa..."Raya mencubit lengan papanya karena merasa malu.

"Ya kalau di pikir-pikir kalian tu dulu lucu.Kerjaan nya saling meng-usili satu sama lain.Kalau Raya belum nangis pasti belum berhenti".-Mama Maya

"Iya tante.Pokoknya ending nya tu selalu dengan suara tangisan Raya".Ucap Arya.

Mereka menikmati malam ini dengan mengobrol dan membicarakan tentang banyak hal.

ARaYA (Arya Dan Raya)Where stories live. Discover now