PART 3 : FOKUS UJIAN

429 16 0
                                    

Kegiatan Arya dkk nya mendekati ujian nasional tak pernah jauh-jauh dari buku dan buku.Mereka jadi sering menghabiskan waktu bersama untuk membahas kisi-kisi yang di bagikan menjelang ujian.

Raya pun cukup lega setidaknya hidupnya akan aman dari gangguan ketiga teman kakak nya itu terlebih Arya.Raya saaangat bersyukur.

Hari-hari yang ditunggu-tunggu oleh Raka Devano Fadillah,Arya Aidil Firmansyah,Danis Putra Maheswari dan Gavin Kusuma Wijaya pun tiba.Selama 4 hari mereka akan melakukan ujian nasional berbasis computer.

Hari pertama telah mereka lalui dengan lancar.Setelah melaksanakan ujian mereka berkumpul di rumah nenek Arya untuk mengulas materi pelajaran esok hari.Setiap harinya mereka lalui dengan hal yang sama sampai ujian itu selesai.

4 hari melaksanakan ujian membuat mereka sedikit lelah.Segala kemampuan telah mereka upayakan untuk mendapatkan hasil terbaik di ujian mereka kali ini.Raka mengajak ketiga sahabatnya untuk pulang kerumahnya.

Mengendarai motor sport masing-masing, empat sekawan itu menikmati perjalanan kali ini dengan hati yang lega.Hasil nya mereka pasrahkan pada yang di atas.Terpenting mereka sudah berusaha dan tak lupa berdoa.

Sebelum pulang ke rumah mereka akan mengadakan pesta kecil-kecilan bersama teman-teman nya yang lain.Memanfaatkan waktu sebelum nantinya sibuk dengan berbagai urusan maisng-masing.

Setelah acara kumpul-kumpul bersama teman-teman nya selesai,Arya dkk akan pergi ke rumah Raka.

Sesampainya di rumah Raka mereka langsung masuk setelah di bukakan pintu oleh asisten rumah tangga keluarga Raka.

Ketika melewati ruang keluarga,Arya melihat Raya yang tengah tidur sofa di ruang tv.Rencana licik terlintas di kepala Arya.Sudah lama ia tidak menjaili Raya karena focus belajar.

Arya pergi ke dapur.Disana ada bi Minah yang sedang membersihkan sayuran yang akan dimasak.

"Bi ada tepung enggak?"

"Buat apa den Arya?"

"Ada deh.Arya butuh buat bikin kue"

"Sini biar bibi aja yang bikini den"

"Nggak usah bi soalnya ini tugas.Udah bi ambilin aja".Bi Minah mengambilkan tepung yang di butuhkan oleh Arya.Arya mengambil mengkuk dan memasukan tepung itu kedalamnya lalu di beri air sedikit.Ia mengembalikan tepung itu pada bi Minah.Setelah mengucapkan terima kasih ia segera berlari.

Arya berjongkok di lantai dan menjalan kan aksinya.Ia mengoleskan tepung yang sudah cair itu kewajah Raya dengan menggunakan tisu yang sudah ia pelintr agar kecil.

Ia terus memoles wajah ayu Raya dengan kemampuan seni lukis ala kadarnya yang ia miliki.Arya Nampak menegang saat tubuh Raya tiba-tiba mengulet.Saat Raya kembali tidur nyenyak ia senang karena bisa menyelesaikan pekerjaan dadakan nya ini.

Dirasa sudah cukup,Arya segera pergi sebelum nona cerewet ini bangun

Raya baru saja terbangun dari tidur panjangnya.Ia meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat kaku.Ia berjalan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Raya menyempatkan melirik kaca riasnya sebelum masuk kedalam kamar mandi.Raya menghentikan langkah nya saat ada yang dirasa aneh pada dirinya.Ia mundur dan kembali menatap cermin.

"aaaaaaa....".

Wajah ayu nan bersih saat ia akna tidur kini berunah menjadi putih dengan warna merah pada bagi mata dan hidungnya.

Hanya satu nama yang ada di pikiran nya saat ini.Hanya dia yang bisa melakukan hal ini pada Raya.Tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke kamar kakak nya yang berada di sebelah kamarnya.

Masuk tanpa mengetuk pintu dulu,ia langsung mencari sosok itu di setiap sudut kamar Raka.Raka,Gavin dan Danis tertawa melihat wajah Raya yang seperti itu.

"Nggak usah ketawa.Dimana Kak Arya!!".Walaupun ia marah pada laki-laki itu tapi ia tetap bersikap sopan dan masih memanggilnya dengan sebutan kak.Ketiga orang itu langsung menunjuk kearah pintu kamar mandi bersamaan.

Raya menggedor pintu kamar mandi itu dengan kekutan penuh.Ia tak perduli jika nantinya pintu itu akan rusak atau bahkan lepas daun pintunya.

"Arya keluar loe.Entar pintu kamar mandi gue rusak!"

Ceklek...Pintu terbuka."Ada apa?".Tanya nya dengan bertindak bodoh.Jelas-jelas ia tahu apa penyebabnya.Di depan nya ada wajah hasil karya lukisnya tadi.

"Nggak usah pura-pura nggak tahu!.Siapa yang ngelakuin ini kalau bukan kakak!"

"Nggak ada bukti jangan nuduh sembarangan"Jawab Arya masih kekeh tidak mengakui tindakan nya.

"Ayo ikut".Raya langsung menarik tangan Arya turun ke bawah.Sesampainya di bawah Raya langsung menemui bi Minah.Bi Minah langsung kaget melihat wajah Raya yang sudah berubah menyeramkan menurutnya.

"Ya ampun non.Itu wajah ayu nya diapain?".Giliran bi Minah menatap Arya."Den Arya tugasnya udah selesai?"

Raka yang mengikuti sahabat dan adiknya itu mengernyit bingung.Ujian sudah tidak mungkin ada tugas lagi kan."Tugas apa Ar?"Tanya nya karena penasaran.

"Itu lho den Raka,tadi den Arya minta tepung katanya mau buat tugas ya udah bibi kasih"

Raya geram mendengarnya.Ini udah fix.Dialah pelakunya.

Tidak ingin membuang-buang waktu lagi,Raya langsung menyeret Arya untuk keluar.Dia terus menyeret Seorang gadis bertubuh mungil seperti Raya bisa menyeret Arya yang notabene memiliki tubuh 2x lipat lebih besar dari Raya.

"Pergi kamu dari sini.Awas kalo sampek Raya liat kak Arya lagi disini,bisa abis kakak sama Raya".

Raya meninggalkan Arya yang masih tertawa terbahak-bahak dengan keadaan tersungkur di depan pintu rumahnya.

Brakk...

Pintu rumahnya di tutup dengan kencang.Raka segera menghampiri adiknya yang tengah berdiri di belakang pintu.

"Dek kamu ini kasar banget sama temen kakak".

"Kakak diem ya!.Nggak usah belain temen kakak itu!!.Aku benci sama dia"

"Hushh kamu nggak boelh gitu.Jangan terlalu benci sama orang.Nanti ujungna cinta loh"

"Denger ya kak.Buat kalian juga"Raya melihat kearah Gavin dan Danis yang berdiri tak jauh dari Raka."Sampai kapan pun aku nggak bakal cinta sama lelaki yang namanya ARYA AIDIL FIRMANSYAH titik"


#gantijudul#tokohsama#jalan

ARaYA (Arya Dan Raya)Where stories live. Discover now