Raya terus mengomeli Raka sepanjang jalan.Bagaimana tidak dihari pertamanya ia akan magang justru ia datang terlambat.Raya memasuki kantor tepat 5 menit sebelum jam kantor dimulai.Ia langsung menuju ruangan nya yang berada di lantai 15.Sesampai nya di depan ruangan nya,ia heran dengan ruangan nya yang sepi.Di kantor ini memang tidak membedakan antara ruang pegawai tetap dengan yang masih magang.Mereka melakukan hal yang sama.
Salah satu teman nya muncul dari arah toilet.Raya yang hendak bertanya langsung dipotong oleh teman nya yang bernama Rindu."Udah cepetan kita ditunggu sama bu Rima".Raya meletakan tas nya dan ikut bersama temannya.
Raya mengikuti teman nya yang bernama Via menuju ruangan dimana tema-teman lain nya berkumpul.Dalam perjalanan Raya terus bertanya pada teman nya itu.Via hanya berkata bahwa direktur perusahaan ini ingin bertemu dengan para karyawan magang.
Karena telat,Raya harus mau duduk di bangku yang masih kosong.Empat barisan di depan sudah terisi penuh.Hanya tersisa dua bangku di di barisan kelima.
"Itu bangku buat elo.Tadi gue sengaja nyiapin satu.Maaf ya di belakang duduk nya.Soalnya gue juga telat tadi".Teman Raya langsung menarik tangan nya dan mengajaknya duduk disana.
"Iya nggak papa.Thaks ya".Mereka duduk dengan nyaman dan tinggal menunggu si empunya perusahaan datang.
Suara langkah kaki terdengar mendekati ruangan ini.Pintu terbuka dan menampilkan beberpa orang masuk denga penampilan yang gagah.Semua mata tertuju pada orang yang baru masuk itu.Mereka semua berdiri dan membungkuk member pernghormatan kepada mereka.
Raya tak bisa melihat dengan jelas wajah-wajah orang yang berdiri disana.Orang-orang di depan nya memiliki badan yang tinggi dan tegap hingga gadis kecil seperti dia hanya bisa memandang punggung di depan nya saja.
Raya sebal karena hanya bisa mendengarkan suaranya tanpa melihat orangnya.Ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku blazer yang ia pakai.Sebenarnya tidak di perbolehkan memegang ponsel disaat seperti ini.Tapi ya sudahlah tohh ia juga tidak akan terlihat dari depan.Di belakang juga aman.Tidak ada penjagaan.
"Selamat Pagi semua".Raya menghentikan jemarinya yang sedang berselancar di instagram.Ia memiringkna badan nya untuk melihat seseorang yang berdiri disana.Matanya membuka lebar."Kak Gavin?Ngapaian dia ada disini?".
Di kanan dan kiri Gavin terdapat banyak orang termasuk tutor Raya juga duduk di sana.Satu orang yang tidak bisa terlihat jelas oleh Raya karena orang tersebut kebetulan sedang menengok ke belakang.Dia sepertinya sedang berbincang denga orang di belakangnya.
Gavin turun dari podium dan langsung duduk di samping Arya."Cantik-cantik broo" Gavin berbicara pada Arya tanpa menoleh kearahnya."Hemm".Arya pun hanya berdehem sambil terus membolak-balik berkas ditangan nya.
Saat Gavin sudah nyaman dengan posisi duduk nya,Arya memberikan selembar kertas kepada Gavin "Raya??".Gavin mengucapkan nama tersebut tanpa suara.Arya mengangguk.
Gavin mendongakan kepalanya untuk mencari si pemilik nama tersebut.Tapi ia tak bisa melihat lantaran cukup banyak orang yang berada di ruangan ini.
"Elo nyari apa?"
"Raya.Dimana dia?"
"Dia duduk paling belakang".
"Kok elo tau?"
"Rahasia".Gavin mencebik dan masih berusaha mencari adik dari salah satu sahabat nya itu.
Arya memandang lurus ke depan.Ia tersenyum kecil tanpa di ketahui oleh siapa pun.Tanpa di ketahui oleh Gavin,Arya mengirim pesan kepada seseorang.
Di bangku barisan belakang,Raya asyik dengan dunia nya sendiri.Ia tidak menghiraukan suasana ribut di depan.Hal yang di sampaikan oleh MC sepertinya tidak menarik baginya hingga ia memilih lebih fokus pada ponsel nya.Ia bahkan tersenyum sendiri pada layar berkuran 6,4 inch itu.
Tiba-tiba seseorang menepuk bahu nya.Raya menoleh dan kaget saat melihat Bu Rima,selaku tutor nya sudah berdiri di belakang nya.
"Bukan nya sudah di beri tahu untuk tidak bermain ponsel?".Ucap nya dengan suara yang pelan namun penuh ketegasan.
"I...iya bu".Raya gugup saat mendapat tatapan penuh intimidasi dari tutor nya tersebut.
"Sekarang kamu pindah ke depan".
"Tapi bu di depan kan sudah penuh.Nggak ada kursi yang kosong"
"Alasan kamu.Ayo ikut".Raya mengikuti bu Rima dari belakang.Ia seperti ekor yang terus mengikuti kepala yang bergerak kemana pun.
"Permisi.Kamu mau tukeran tempat duduk dengan gadis ini?".Bu Rima menunjuk kepada Raya.
Lelaki itu menatap Raya dari atas sampai bawah."Iya bu Nggak papa".
Lelaki itu berpindah posisi dengan Raya.
"Kamu duduk disini dan ingat jangan bermain ponsel atau ponsel mu akan saya sita".Raya hanya mengangguk karena takut.
Raya duduk di kursi lelaki tadi.Ia duduk dengan nyaman.Pandangan nya lurus ke depan bertepatan dengan Arya yang juga menatap nya.Arya tersenyum dan mengedipkan mata kepada Raya.Hal itu membuat Raya merinding.
"Pak Arya silakan".
Arya di persilahkan untuk maju ke podium.Ia akan memberikan sepatah dua patah kata guna memberikan sambutan untuk para mahasiwa/i yang sedang magang.
Arya memulai sambutan nya.Para karyawan yang berstatus seperti Raya memandang ciptaan Tuhan yang sangat indah ini.Hingga Arya kembali ke tempat duduknya, para kaum hawa mulai berbisik-bisik membicarakan si direktur utama perusahaan ini.
YOU ARE READING
ARaYA (Arya Dan Raya)
Fiction généralekisah antara seorang laki-laki yang bernama Arya dengan gadis yang tak lain adalah adik dari sahabat nya .Gadis itu bernama Raya. Setiap kali bertemu keduanya tidak pernah akur.Saling menjahili dan mengusili. Raya sangat benci dengan Arya karena dir...