5. Jenuh

2.4K 318 94
                                    

Kamu meletakkan kepala di meja di selasar lalu menghela nafas berkali-kali. Sekarang lagi minggu-minggunya banyak banget tugas kuliah. Selesai satu, saat itu juga bakalan dateng tiga tugas lain.

Hari ini aja, sejak pagi kamu udah ke perpustakaan untuk mencari literatur studi kasus. Setelah dzuhur dilanjut sama kelas, selesai kelas langsung tancap buat rapat di selasar fakultas.

"Makan dulu ya, sebelum pulang. Kayanya kamu capek banget," kata Mas Sungjin.

Kamu mengangguk.

"Rumah makan yang biasanya aja ya Mas," katamu pelan.

"Beneran? Tapi Mas kemarin baru dikasih tau Brian restoran yang baru buka, recommended kata Brian..."

Kamu otomatis mengangkat kepala. Kalau rekomen dari Kak Brian--temen Enamhari-nya Mas Sungjin bisa dipastikan makanan benar-benar enak.

"Kalau yang ngasih saran Kak Brian, mah ayuk Mas. Nggak mungkin nggak enak," katamu.

Sungjin ikut tertawa pelan sambil mengusak pelan rambutmu. Walaupun sholat maghrib sudah selesai sejak tadi, namun di selasar masih banyak mahasiswa yang bergerombol.

Perlakuan Sungjin yang manis di depan banyak orang yang kalian kenal, sedikit membuat pipimu menghangat dan bersemu merah.

"Malu, ih Mas..." katamu yang hanya dibalas Sungjin dengan tertawa.

"Kenapa keliatan setres banget akhir-akhir ini?" tanya Sungjin.

Sebagai kakak tingkatmu di semester akhir--semester 7, Sungjin sedikit banyak bisa memahami kesibukan kuliahmu di semester lima.

"Itu si Hyunjin, kabidku. Ngasih jobdesc buat proker nggak jelas gini, padahal udah tau lagi musimnya ujian. Mana kalau dicariin ngilang mulu," katamu setengah memggerutu.

"Kan kesel jadinya, Mas. Terus kalau Lea kerja kelompok, nggak dapet temen yang enak lagi. Sok-sokan sibuk semua, pada numpang nama doang, emang Lea nggak sibuk apa?"

"Belum lagi dosen ngasih tugas suka nggak wajar, seenaknya sendiri. Kan Lea jadi pengen ngilang aja,"

Rasanya memang terlalu banyak fikiran yang terlihat semrawut di otakmu akhir-akhir ini.

Sedari tadi, saat kamu cerita sumber kekesalanmu itu, Sungjin hanya mendengarkan dengan baik, sambil mengusap telapak tanganmu pelan. Seakan mempersilakanmu untuk mengeluarkan semuanya, dan mengalirkan sedikit rasa tenang.

"Udah? Tenang dulu coba. Sekalian kita jalan ke parkiran yuk. Biar Lea ceritanya juga lebih enak di mobil," kata Sungjin sambil mengelus kepalamu.

Kamu mengangguk. Tiba-tiba, Sungjin meraih tanganmu erat, lalu membawa tanganmu ke dalam genggamannya.

Kalau aku minta nikah sekarang bisa nggak si? --Lea

*****

"Besok bilang baik-baik sama Hyunjin, biar nggak ngilang mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok bilang baik-baik sama Hyunjin, biar nggak ngilang mulu. Atau perlu Mas yang coba bilang?"

"Jangan capek-capek ngevent-nya. Tubuhmu berhak istirahat juga Lea,"

"Besok kalau udah luang waktunya, mau jalan ke pantai nggak?"

"Habis ini sampai rumah, jangan lupa bersih badan, sholat isya', habis itu tidur ya..."

"Lea pasti bisa nyelesaiin semuanya dengan baik. Mas yakin itu,"

Joyful [Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang