Now playing--- Bukan lagu valentine oleh Fiersa Besari
"Sayang, udah makan?" kata Sungjin saat pertama kali kamu mengangkat telfon darinya pada dering pertama.
Keningmu berkerut, sejak menikah, entah bagaimana ceritanya Sungjin tiba-tiba menjadi cenayang. Sungjin bahkan tau kalau kamu belum makan padahal jarak kalian terbentang ratusan kilometer.
"Belum, hehehe. Masih nyicil ngerjain skripsi," katamu. Sebenarnya, itu hanyalah alasan saja, beberapa hari belakangan ini ada yang membuatmu gusar.
"Leaaa, liburan makin lebar aja."
"Pipinya tumpeh-tumpeh amat, neng."
"Di rumah naik berapa kilo tuh?"
Setelah liburan tiga bulan berat badanmu naik, tidak begitu drastis sebenarnya. Sedikit banyak, omongan teman-temanmu membuat sedikit minder. Padahal awalnya kamu sama sekali tidak punya masalah dengan yang namanya berat badan.
"Udah, tugasnya ditinggal dulu. Kalau mager keluar, biar Mas pesenin go-food aja ya," kata Sungjin.
Kamu menghela nafas pelan, lalu menjawab. "Iya Mas, ini mau beresin terus nyari makan di luar," katamu sedikit takut jika menganggu pekerjaan Sungjin disana. Walaupun mungkin pada akhirnya, kamu masih enggan untuk mencari makan malam.
"Ya udah, Mas lanjut dulu lemburnya ya. Lea nggak usah dipaksa begadang, nanti kalau ngantuk ya tidur. Nggak usah dipaksa," kata Sungjin.
"Iya Mas, iya. Mas juga jangan lupa istirahat." katamu pelan.
"Selamat malam sayang," kata Sungjin sebelum mengakhiri sesi telfonan malam ini. Kamu menjawab dengan gumaman pelan dan helaan nafas yang sedikit berat.
*****
"Leaa, sini deh. Mas ada hadiah buat kamu," kata Sungjin sambil menepuk sisi tempat tidur yang kosong disampingnya. Raut wajahnya yang kelewat bahagia malah membuatmu bingung.
Ada apakah?
"Coklat sama bunga buat Lea," kata Sungjin. Kamu malah semakin bingung, pasalnya ini valentine sudah lewat loh? Kamu juga tidak sedang berulang tahun.
Sungjin menyodorkan kotak kado yang dibungkus cantik, di dalamnya ada sepatu yang kamu idam-idamkan sejak bulan lalu. Kok tumben?
"Valentine kan udah lewat, Mas?" tanyamu heran. Malah, pas valentine kemarin Sungjin tidak sempat memberi coklat atau hadiah--jadwal manggung enamhari sedang padat-padanya.
Walaupun begitu, pelan-pelan semburat merah muncul di pipimu, terasa hangat dan menyenangkan. Sungjin tertawa, sangat lebar.Suaranya terdengar sangat renyah.
"Kata siapa kalau mau ngasih coklat sama bunga harus nungguin valentine? Tiap hari mah juga boleh kan?"
Kamu mengangguk. Tidak mengira sebenarnya kalau Sungjin bakal berfikiran seperti itu.
"Udah nggak usah sok-sokan diet juga, karena diomongin agak gendutan sama mereka. Mas nggak masalah sama pipimu yang lebih chubby, atau sama lenganmu yang sedikit tambah besar," kata Sungjin sambil tertawa--yang kemudian disambut dengan tabokan keras darimu.
"Kalau kamu mau diet karena alasan kesehatan, Mas nggak masalah. Mas mendukung malah. Tapi kalau cuman dibilangin kayak gitu sama mereka, nggak usah ya? Mereka iri aja sama istriku yang tetep cantik padahal pipinya comel minta diunyel-unyel gini." kata Sungjin kemudian mengecup pipi kananmu pelan.
Kamu tersenyum lebar. Ada rasa hangat di dada ketika suamimu--Sungjin mengucapkan kalimat-kalimat itu.
"Udah jangan sedih lagi ya? Mas jadi ikutan sedih nih nantinya..."
"Apaan sih, Mas." katamu -sok- malu-malu kucing.
Sungjin merengkuh pinggangmu lalu membawa kedalam pelukannya. Kecupan-kecupan ringan yang dilayangkan di puncak kepalamu terasa menenangkan. Bahkan saat seperti ini, rasanya mengerjakan skripsi bukan hal yang sulit dilakukan.
*****
"Sayang, valentine untukmu 365 hari dalam tahunku
Sayang, valentine untukmu 8760 jam dalam setahunku"
-Sungjin sambil genjrengan lagunya Fiersa Besari 'Bukan Lagu Valentine'kebucinanku makin melimpah ruah, makanya perlu dikeluarkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Joyful [Day6]
FanfictionDAY6 ✖ YOU Kumpulan one shoot imagine super duper ringan yang bacanya bisa sambil leha-leha ngehaluin bias. Jangan berharap bakalan ada konflik berat disini, karena work ini isinya bahagia-bahagia semua :)) A beautiful cover by Zaerilyn