9. Susu Pisang

1.9K 267 82
                                    

"Doun, mampir bentar ke minimarket depan ya," katamu ketika baru saja masuk ke dalam mobil.

"Mau beli apa?" tanya Dowoon sambil memasangkan seatbelt milikmu. Kamu tersenyum, Dowoon memang seperti itu. Hal-hal sederhana namun bisa membuatmu bak putri raja setiap kali Dowoon melakukannya.

"Sabun cuci piring. Tadi pagi kehabisan, makanya cucian juga belum dicuci. Masih numpuk di meja dapur..."

Dowoon mengangguk, lalu mulai melajukan mobilnya. "Besok Sabtu mau belanja nggak? Sekalian bawa Hosun ke petshop," kata Dowoon.

Oh iya, masih ada Hosun. Cintanya Dowoon yang lain.

Kamu mengangguk, mengiyakan. Perjalanan pulang kali ini ditemani lagu-lagu milik enamhari dan macetnya kota dikala jam pulang kerja. Sesekali Dowoon mengetuk-ngetukkan jarinya ke setir mobil, mengikuti tempo lagu yang dimainkan.

Mobil Dowoon berhenti di depan sebuah minimarket dekat dengan perumahan kalian tinggal.

"Loh, ngapain turun? Aku cuman bentar..."

Dowoon cengengesan, sambil masih tersenyum dia berkata, "pengen susu pisang. Tiba-tiba keinget kamu dulu ngasih aku susu pisang sambil basah-basahan."

"Ya ampun, enggak usah diinget lagi Dounn..." katamu sambil menutup mukamu, yang pelan-pelan terasa menghangat.

"Habis kamu aneh sih. Hujan-hujanan, baju sama rambutnya udah basah kuyup tapi tiba-tiba datengin aku sambil ngasih susu pisang sama roti," kata Dowoon sambil tertawa. Dia tengah menyusuri rak susu UHT, mencari susu pisang--seperti keinginannya.

Kamu merengut, rasanya malu kalau mengingat kejadian hari itu.

"Nih," katamu setengah melempar susu dan roti keatas meja. Dowoon--yang saat itu sedang melamun, terperanjat kaget.

"Apaan?"

"Makan aja, aku nyesel mau confess ke orang busuk kek gitu," katamu dengan nada ketus.

Dowoon diam, bingung dengan situasi saat ini. Masalahnya kalian bahkan tidak saling kenal, hanya tau kalau teman sefakultas dan sama-sama mahasiswa baru--ada nametag di atas meja.

"Makan buruan," katamu sambil menangis sesegukan. Walaupun hujan menutupi air matamu yang terus mengalir, Dowoon masih bisa melihat mata dan hidungmu merah karena tangis dan hawa dingin.

Dowoon menyesap susu pisangnya--sedikit mengernyit ketika rasa manis asam memyebar di lidahnya. Bagi seorang Dowoon yang sudah berhenti minum susu sejak SD, susu pisang ini rasanya sedikit aneh.

Dowoon membawa belanjaan ke meja kasir, menunggu mbak-mbaknya selesai menghitung total belanjaan. "Tapi Le, habis itu aku suka banget sama susu. Mama dulu nyampe bingung karena aku minta restock susu tiap minggu di kulkas," kata Dowoon.

"Nggak usah diinget ih, aku bentukannnya kayak gembel soalnya."

"Emang," kata Dowoon sambil tertawa.

Lewat pertemuan yang super absurd itu, kalian perlahan jadi dekat satu sama lain. Seakan semesta mendukung, beberapa kepanitiaan mempertemukan kalian di satu divisi. Tiga bulan sejak hari itu, Dowoon resmi mengajakmu berpacaran.

Kamu mengiyakan, melupakan Wonpil--manusia busuk yang dulu hampir menerima susu dan roti darimu, anak fakultas sebelah yang suka tebar pesona tanpa ada kejelasan.

"Kapan-kapan kita ke mininarket deket kampus itu ya, aku kangen tempat nongkrong kita dulu,"kata Dowoon lagi-lagi sembari memasangkan seatbelt untukmu.

"Sekalian reka ulang adegan mau?"

"Douun ihhh,"

Dowoon tertawa. Sisa perjalanan pulang kali ini diisi suara tawa Dowoon dan potongan memori milik kalian yang menyenangkan.

****

-Dowoon yang clueless disamperin cewek marah-marah sambil ngasih susu pisang sama roti :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Dowoon yang clueless disamperin cewek marah-marah sambil ngasih susu pisang sama roti :")

Maaapkan ale wonpiil, aku tyda bermaksud seperti itu, aku sayang kamu kok tuan muda :)

Joyful [Day6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang