Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 kst. Jina baru saja keluar dari gedung universitas nya. Gadis itu terus melirik jam di tangannya. Wajahnya tampak cemas. "Sial. Aku hampir telat" gumam gadis itu.Ia pun langsung menyetop taksi dan menuju kontrakan kecil nya.
Sesampainya di sana. Jina langsung mengganti pakaiannya. Sudah hampir dua puluh menit gadis itu mengobrak Abrik isi lemarinya. Namun entah mengapa ia merasa tidak ada baju yang cocok untuk badan ramping nya itu."Aiiisshh. Oh Jina, kenapa kau ribet sekali sih. Ini kan bukan dating. Kenapa kau harus repot-repot memilih dress begini!" Tanpa pikir panjang lagi, jina langsung meraih dress selutut berwarna soft pink. Ia kemudian menggunakan make up tipis dan high heels berwarna coklat, senada dengan warna bola matanya.
Tiba-tiba ponsel jina bergetar. Di layarnya tertera nama Cha Eunwo.
"Ne oppa. Aku sudah hampir sampai di perjalanan." Jina berlari keluar dan langsung menyetop taksi."Baiklah, hati-hati di jalan adik kecil. Aku akan menunggu mu."
"Ne..." Sambungan telefon terputus.
Tak memakan waktu lama. Jina sudah sampai di depan gedung bioskop. Matanya melirik ke sekeliling tempat itu, namun ia tidak bisa menemukan sosok Eunwo.
Ia lalu mengambil ponsel dari tas kecilnya. Kemudian ia mulai mencari kontak nama Eunwo.
Masih terdengar nada monoton. Hingga. "O, oppa, kau dimana?""Aku sudah sampai, lihat kebelakang mu"
Jina lalu berbalik dan menemukan Eunwo di sana. Langsung saja gadis itu berlari dan menghampiri pria itu.
"Mian, kau pasti sudah lama menunggu" ucap jina tak enak hati. (Maaf)
"Guencana. Aku akan tetap menunggumu sampai kapanpun itu" balas Eunwo sambil tersenyum manis.
"Oppa. Kau berbohong lagi kan?!" Ucap Jina pura-pura kesal.
Langsung saja Eunwo mencubit kedua pipi gadis itu. "Kenapa kau semakin bertambah imut sih. Aku semakin suka" ucap Eunwo gemas. Sementara jina. Bagaimana kabar hati nya?
"Oppa. Hentikan, pipi ku sakit". Eunwo mengacak rambut jina, ia kemudian meraih tangan jina dan menggandeng nya hingga sampai di dalam.
Entah kenapa hati Jina saat ini berbunga-bunga. Eunwo benar-benar pria yang baik dan romantis.
------>🖤<------
Di dalam bioskop entah kenapa otak Jina tiba-tiba memikirkan sosok Jimin. Bagiamana tidak, saat ini ia tengah menonton film action-romance. Dimana sang tokoh utama pria yang kejam, sangat mencintai sang wanita, namun sang wanita tidak mencintainya. Tanpa diduga, takdir menuntun wanita itu hingga jatuh ke pelukan pria kejam itu.Entah kenapa Jina merasa cerita ini hampir mirip dengan kisah percintaan nya. Namun dengan cepat gadis itu menggeleng. "Jimin tidak mungkin mencintai gadis seperti ku" gumam Jina dalam hati.
"Jina-ya. Guencana?" Tanya Eunwo yang langsung membuyarkan lamunan Jina. "Oh, guencana..."
Entah kenapa ia merasa malam ini tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Ini semua gara-gara pria itu. Park Jimin. Tanpa permisi ia masuk ke dalam otak Jina dan membuatnya tidak bisa menikmati film yang di tonton nya.
Eunwo masih memperhatikan Jina. Sejak tadi gadis itu bersikap aneh. Tanpa permisi, ia langsung menggandeng tangan Jina dan membawanya menuju tempat permainan. "O-oppa! Kita mau kemana?"
"Ikut aku sebentar, aku punya sesuatu untukmu" ucap Eunwo semangat. Jina pun memutuskan untuk mengikuti langkah pria itu.
Saat ini, mereka sudah berdiri di depan mesin capit boneka yang ada di pinggir jalan.
Eunwo mulai memasukkan koin dan mesinnya mulai bergerak. Sudah hampir puluhan koin yang ia gunakan. Namun, ia masih belum berhasil mendapatkan boneka itu.
"Sekali lagi oppa, kiri kiri, kanan, lebih kanan... Yaahhh" Jina mulai ikut frustasi karena mesin itu.
"Oppa. Sudahlah, kita pergi saja. Mesin ini mungkin rusak" tawar Jina. Namun Eunwo terlihat belum menyerah."Ini koin terkahir..." Ucap Eunwo. Ia kemudian memasukkan koin tersebut. Dan Yap, sebuah boneka beruang berwarna pink berhasil terambil.
Sontak Jina langsung berteriak senang sambil meloncat-loncat tidak karuan." Wah wah wah...oppa, oppa kau berhasil!!"
Eunwo tersenyum, ia kemudian mengambil boneka itu dan memberikannya pada Jina. "I-ini untukku?" Tanya jina memastikan.
Eunwo mengangguk. "Jina-ya. Aku tidak tau apa yang sedang terjadi pada mu akhir-akhir ini. Kau sering terlihat murung, kau tidak ceria seperti biasanya"
Jina mulai merasa gugup. "I-itu..."
"Jina-ya. Kau ingat, ketika kita masih kecil. Aku selalu menemuimu di panti asuhan, kau dulu sangat pendiam, namun perlahan kau berubah ceria. Aku ingat, kau selalu menginginkan boneka beruang, terutama yang berwarna pink. Kau bilang mereka semua teman-teman mu. Dan apa kau masih ingat janji kita dulu?"
Jina menunduk, ia kemudian mengangguk. Tentu saja ia masih mengingat janji itu. Itu adalah kenangan paling berharga menurutnya. Karena sejak saat itu. Jina mulai menyukai Eunwo.
Eunwo menatap jina, ia kemudian maju selangkah dan meraih tangan gadis itu.
"Jina-ya. Aku tau aku bukan pria yang kaya, aku bukan pria yang baik, aku tau aku tidak sempurna. Tapi, izinkan aku untuk menebus janji yang pernah aku buat dulu. Mulai saat ini, mulai detik ini, aku ingin melindungimu, menjagamu sepenuhnya," Eunwo lalu menyentuh wajah gadis itu."Jina-ya. Jadilah kekasihku..."
---------------------------------------------------------
Kira kira Jina bakal Nerima Eunwo atau nggak nih?Team EJ (Eunwo-jina) mana? angkat tangan ☝️
Team JJ (jimin-jina) mana? Angkat tangan ☝️
Sekian dulu guys. Happy reading ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
That girl || Park Jimin
FanfictionWARNING! yang baca cerita ini bisa kecanduan. author tidak tanggung jawab ✌ Jimin: "Di mataku, semua perempuan itu SAMA. Mereka itu seperti PAKAIAN yang bisa aku ganti kapan pun aku mau. Itu lah prinsipku" "Oh Jina-ssi, Jual tubuh mu padaku, mak...