Matahari mulai menampakkan sinarnya, menembus gorden berserat putih di dalam kamar jina.
Perlahan gadis itu membuka matanya, ia kemudian bangun dan berjalan menuju balkon.
"Jina-ya..." Ucap Sara dari arah pintu.
Jina tersentak, ia langsung berbalik dan mendapati eunwo tengah menatapnya.
"Jina-ya. Apa kau sibuk siang ini?" Tanya eunwo, ia berdiri di hadapan jina."Hm, aku punya kelas pagi ini. Ku rasa aku hanya punya waktu di sore hari" balas jina sembari menatap eunwo.
"Gure, apa kau mau dinner dengan ku? Aku ingin memperkenalkan mu dengan seseorang" ucap eunwo cepat.
"Baiklah..." Balas jina seadanya. Setelah mengatakan itu jina langsung berbalik.
"Aku ingin siap siap dulu" balas jina cepat.
Eunwo menangguk, ia menyadari perubahan sikap jina, sejak hari itu. Hari di mana ia menyatakan perasaannya pada jina.Pagi ini lagi-lagi sesuatu mengganggu mood Jimin. Pertama, ia mendapat berita kakeknya tiba-tiba jatuh sakit dan sekarang ia sedang dirawat di rumah sakit.
Masalah nya dengan jina juga turut mebebani pikiran pria itu.
Saat ini pria itu tengah mengahadiri meeting penting mengenai progres perusahaan nya. Namun hasilnya benar-benar diluar dugaan.
"Apa kalian semua sedang bercanda? Bagaimana bisa income perusahaan turun drastis seperti ini!! Apa yang kalian lakukan selama aku pergi?" Bentak Jimin emosi. Pria itu memijit pelipisnya.
Semua orang ditempat itu terdiam. Termasuk Taehyung yang sedari tadi menemani Jimin di ruangan itu.
"Taehyung, bagaimana kondisi cabang perusahaan di Beijing?" Tanya Jimin sedikit frustasi."Emm...depyonnim, sebenarnya kondisi perusahaan itu juga tidak jauh berbeda, cabang kita di Beijing mengalami krisis, dan perusahaan itu hampir bangkrut--"
Jimin menggebrak meja dan menatap para karyawannya dengan tatapan tajam.
"HAH!! BEGAIMAN BISA CABANG ITU BANGKRUT!? BUKAN KAH BULAN LALU KITA SUDAH MENYUPLAI STOK, DAN SEMUANYA TERJUAL HABIS! LALU KEMANA PERGINYA SEMUA UANG UANG ITU!!?" Jimin murka, sebenarnya ia bisa saja mengatasi masalah pelik ini, namun kondisinya saat ini tidak terlalu memungkin kan."Lalu Bagaimana laporan keungan tahun ini?!" Tambah Jimin kembali, masih dengan ekspresi yang sama. Ekspresi nya sarat akan kekecewaan dan frustasi.
"S-sajang--.... ekhm. Sajangnim" pria itu terlihat ketakutan setengah mati.
"Sajangnim, sebenarnya kas perusahaan sedang mengalami resesi, kita mengalami masalah krisis keungan di beberapa cabang, dan itu membebani perusahaan secara keseluruhan. Jadi--"
Belum sempat pria itu melanjutkan ucapannya. Seseorang memasuki ruang meeting tersebut."Artinya perusahaan ini bisa saja bangkrut..." Celetuk pria itu.
Semua orang ditempat itu terhenyak. Termasuk Jimin dan Taehyung.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke dalam ruangan ini? Cha eunwo-ssi!!?" Bentak Jimin setengah marah dan terkejut.
"Tentu saja aku berhak mengikuti meeting ini. Aku juga termasuk salah satu pemegang saham di sini, sajangnim" balas pria itu sembari tersenyum.
Jimin semakin dibuat terkejut.
"Hentikan omong kosong mu, keluar dari sini sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu" bentak Jimin tak tertahankan.Seorang pria paruh baya memasuki ruangan itu dengan membawa sebuah koper berwarna hitam.
"Ini adalah surat hukum yang terbukti legal, di sini tertulis bahwa saudara Cha eunwo memiliki hak atas saham di Park company sebesar 20%" jelas pria paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That girl || Park Jimin
FanfictionWARNING! yang baca cerita ini bisa kecanduan. author tidak tanggung jawab ✌ Jimin: "Di mataku, semua perempuan itu SAMA. Mereka itu seperti PAKAIAN yang bisa aku ganti kapan pun aku mau. Itu lah prinsipku" "Oh Jina-ssi, Jual tubuh mu padaku, mak...