Suasana bar begitu ramai. Di penuhi oleh pengunjung yang sebagian besar menghabiskan waktu dengan keluarga atau kekasih nya. Taehyung ingin menenangkan diri. Setidaknya segelas vodka mampu mengurangi beban pikiran nya. Lebih tepat nya, ia ingin melupakan masalahnya.
"Park jimin sialan!"
Taehyung hanya mampu meredam emosi di dalam hati. Jujur saja, ia membenci park jimin. Alasan nya, karena pria itu bisa mendapatkan semua yang ia inginkan. Kasih sayang keluarga, otak jenius, harta yang tidak akan habis hingga tujuh turunan, bahkan masalah wanita.
Taehyung benar-benar membenci jimin. Ia iri, namun juga mengagumi di saat yang sama. Taehyung dan jimin sudah saling mengenal sejak di bangku sekolah menengah. Sejak saat itu, taehyung menemukan rival sejatinya. Dan lucunya, pria itu kini menjadi sahabat baiknya.
Jika saja taehyung menyesal, hal terbesar yang akan ia sesali adalah saat itu. Saat di mana ia pertama kali bertemu dengan Jina.
Tanpa sadar, taehyung tersenyum. Saat ini ia membutuhkan satu hal, keberanian.
Sebuah keberanian untuk melawan ego nya, dan menghadapi rival sekaligus sahabat Terbaiknya, park jimin.
Taehyung semakin larut dalam pikiran nya. Hingga suara dari ponselnya menyita sedikit atensinya.
Sebuah nomor tak dikenal terpampang jelas di layar ponsel itu. Dengan malas, taehyung menggeser tanda hijau ke samping.
"Ne, yeoboseyo? "
untuk sesaat, tubuh taehyung membeku.
"Saya menuju ke sana sekarang!"Taehyung meraih coat nya dan langsung menuju tempat parkir. Dengan setengah sadar ia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Membuat beberapa pengemudi lain mengumpat dalam hati.
Namun hal itu bukan masalah bagi taehyung, saat ini Kepala nya hanya di penuhi oleh satu hal, Oh jina.
"Jina ya, apa yang terjadi padamu?"
-------->🖤<-------
Saat ini jina tengah terbaring lemah di atas berangkar rumah sakit. Sebuah selang bening menempel di tangannya. Wajah cantik nya kini tampak putih pucat.
Seorang wanita dengan rambut sebahu duduk di samping nya. Wajahnya terlihat cemas, seolah ia tengah menunggu kehadiran seseorang.
Pintu ruangan bernuansa putih itu tiba-tiba terbuka. Seorang pria paruh baya berjas senada datang, sebuah senyum ramah tercetak jelas di wajahnya.
"Dokter, selamat malam" Sapa juhee pada dokter yang baru saja datang.
"Ne, selamat malam. Apa wali pasien sudah datang?" Tanya nya sopan.
Juhee meremas jari jarinya pelan. "I-itu, dia belum datang--"
"SAYA DI SINI!!" potong suara itu yang sontak membuat semua orang di ruangan itu terkejut.
"D-daepyonnim!"
Taehyung mendekati dokter itu. Penampilannya berantakan. Nafasnya tidak teratur, jelas ia terlihat kelelahan karena berlari.
"Ah! Apa anda suami dari nona jina?" Tanya dokter itu memastikan.
Juhee membulat kan matanya terkejut. "Bukan--"
"Ne! Saya suaminya. Jadi, apa yang terjadi dengan jina? Bagaimana keadaannya?" Tanya taehyung beruntun.
Dokter itu kembali tersenyum. "Selamat, sebentar lagi anda akan menjadi seorang ayah" Ujar dokter itu sembari tersenyum. Berbanding terbalik dengan ekspresi taehyung dan juhee. Mereka terkejut, seolah baru saja mendengar hal yang luar bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
That girl || Park Jimin
FanficWARNING! yang baca cerita ini bisa kecanduan. author tidak tanggung jawab ✌ Jimin: "Di mataku, semua perempuan itu SAMA. Mereka itu seperti PAKAIAN yang bisa aku ganti kapan pun aku mau. Itu lah prinsipku" "Oh Jina-ssi, Jual tubuh mu padaku, mak...