25. reality

7.7K 754 79
                                    

(Wajib Play lagu: Lee hi-Breath 🎶)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Wajib Play lagu: Lee hi-Breath 🎶)

"Guess what, is it a reality or it just a dream?"
-Oh Jina-

------>🖤<------

"JIMIN-AAA!!"

Jina terbangun dari tidur nya. Namun ekspresi gadis itu tidak biasa.
Ia bermimpi buruk, keringat membasahi seluruh tubuhnya.

"Jimin-a..." Wajah gadis itu mulai ketakutan. ia tidak menemukan Jimin di manapun, Jina menyibak selimut nya dan berjalan keluar tergesa-gesa.

"Jimin-a...Jimin-a!" Panggil gadis itu lagi. Air muka nya terlihat cemas.

Langkah Jina terhenti, ia mendengar suara ribut dari arah dapur. Dengan langkah cepat gadis itu berlari menuruni tangga, ia kemudian berjalan ke arah dapur.

"Jimin-a!! JIMIN-A!!! Jim--" Jina berhenti, ia berdiri mematung.

"Hei! Ada apa?!" Tanya Jimin bingung. Pria itu tengah menggoreng telur.  celemek berwarna putih tampak melekat di tubuhnya.

Jimin terkejut dengan kehadiran Jina, ia berjalan ke arah gadis itu dan memegang kedua pipinya.
"Kau kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Jimin khawatir.

Saat ini hati Jina terasa terkoyak, ia bahagia. Namun butiran bening terus mengalir dari pelupuk matanya. Hati nya sakit. Spontan gadis itu langsung berhambur ke dalam pelukan Jimin. Pria itu hampir terjungkal ke belakang akibat tindakan spontan Jina.

"Jina-ya. Guencana?!" Tanya pria itu masih terdengar khawatir.

Gadis itu menggeleng kuat. Ia semakin mempererat pelukannya. Seolah-olah pria itu akan menghilang jika ia melepaskan pelukannya.

"Jina-ya! guencana? Kau kenapa?" Tanya Jimin lagi.

Jina kembali menggeleng.
"Jangan pergi! Jangan pergi!" Gumam gadis itu tidak jelas. Ia memeluk tubuh Jimin begitu erat sampai pria itu kesulitan bernafas.

Jimin menyadari ada yang aneh dari sikap Jina. Ia menghelas nafas panjang. Pria itu kemudian tersenyum hangat, sehangat sinar mentari pagi.

Jimin balas memeluk gadis nya. Menyalurkan ketenangan dari belaian lembutnya pada punggung gadis itu.

"Jangan menangis. Aku disini, aku tidak akan pergi kemana mana?" ucap Jimin menenangkan Jina. Namun gadis itu masih tetap menggeleng. Ia enggan melepaskan pelukannya, meski hanya sedetik.

That girl  || Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang