"jina-ya. Jadilah kekasihku..."
Tiga kata itu langsung membuat kinerja jantung Jina berantakan. Otak nya tidak bisa memperoses kalimat tadi. Ini semua terlalu mendadak.
Sejujurnya dalam hati Jina bahagia, sungguh teramat sangat bahagia. Pria yang di cintai nya ternyata juga mencintainya. Itu tandanya selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Namun, kenyataan kembali menghempaskan nya ke bumi. Saat ini ia tidak bisa menjadi kekasih Eunwo, ia merasa tidak pantas, dan tidak akan pernah pantas.
Ia sudah tidak suci lagi, dan ia tidak punya apapun lagi yang bisa dibanggakan sebagai seorang wanita. Ia tidak pantas bagi pria manapun.
"O-oppa..." Jina menunduk. Ia berusaha menahan air matanya yang hendak keluar. Perlahan ia mulai mengambil satu langkah mundur.
"Maaf...aku tidak bisa menjadi kekasih mu!"
Belum sempat Eunwo berkata apapun, Jina sudah terlebih dahulu berlari sambil menangis. Gadis itu langsung menyetop taksi dan pergi dari hadapan Eunwo.
Sementara Eunwo, pria itu masih diam mematung. Ia bingung. Apa yang salah dengan semua ini. Jina nya sudah benar benar-benar berubah.
"Oh Jina. Apa yang sebenarnya terjadi padamu. Apa ini semua karena pria itu?"
------>🖤<------
Bandara Incheon, Seoul.Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh tepat. Cuaca hari ini sangat dingin, sedingin hati pria yang baru saja turun dari pesawat itu.
Ia berjalan dengan angkuh, menampakkan wibawanya. Hari ini ia mengenakan Coat berwarna hitam. Tak lupa kacamata dengan brand terkenal juga turut bertengger di pangkal hidungnya.
Intinya, segala hal yang melekat pada tubuh Jimin membuat pria itu tampak sempurna. Dilihat dari sisi manapun, ia tampak sempurna.
"Kau sudah sampai" sambut Taehyung pada sahabat sekaligus bosnya itu.
"Kau sudah lihatkan" balas Jimin acuh tak acuh.
"Wahhhh...meskipun kau sudah menetap lama di Inggris, tapi sifat mu itu tidak berubah sedikit pun. Masih selalu sama, dingin" ucap Taehyung mengomentari Jimin. Bukannya marah, Jimin justru mengacuhkan ucapan sahabatnya itu.
"Bagaimana dengan data yang ku minta? Sudah kau siapkan?" Tanya Jimin memastikan.
"Tentu. Semuanya ada di mobil" balas Taehyung sembari tersenyum.
Sesampainya di mobil, Taehyung menyerah kan sebuah berkas dengan sampul berwarna coklat. Jimin mulai membaca berkas tersebut perlahan.
"Jimin-a. Kau masih belum menyerah pada gadis itu. Ini sudah hampir empat bulan. Memang nya apa yang begitu spesial dari gadis itu?" Tehyung menatap Jimin dengan mata bulatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That girl || Park Jimin
ФанфикWARNING! yang baca cerita ini bisa kecanduan. author tidak tanggung jawab ✌ Jimin: "Di mataku, semua perempuan itu SAMA. Mereka itu seperti PAKAIAN yang bisa aku ganti kapan pun aku mau. Itu lah prinsipku" "Oh Jina-ssi, Jual tubuh mu padaku, mak...