PART 22. JACK AND ROSE
***
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo,"
"Apa?" tanya Libra sambil memakan gula kapas kedua miliknya.
"Berhenti makan dulu, ini gue serius," Libra langsung berhenti memakan gula kapas miliknya dan menatap Leo dengan seksama. Leo tertawa melihat ekspresi Libra yang terlihat lucu.
"Janji sama gue dulu,"
"Janji apa?"
"Udah janji dulu aja,"
"Iya, janji,"
"Janji sama gue lo gak bakal sia-siain hidup lo, janji sama gue lo gak bakal sedih lagi,"
"Iya, Libra janji, ada apa emangnya?"
"Gak ada apa-apa, cuma pengen ngomong aja," mereka hanya diam selama beberapa saat.
Libra asyik memakan gula kapas sambil melihat ke sekeliling taman. "Tamannya bagus kak, kapan-kapan ajak Libra kesini lagi ya,"
Leo hanya mengangguk pelan sambil tersenyum penuh arti. "Gini aja, kalau lo kangen sama gue, datang aja ke taman ini, dan anggap aja gue salah satu dari bintang di atas sana." Leo menunjuk gugusan bintang yang terlihat di langit.
"Kenapa Libra harus kangen kakak, kakak disini,"
"Siapa tahu gue pergi. Ayo gue anter lo pulang."
***
Libra melepas helmnya dan turun dari motor milik Leo saat sampai di depan gerbang rumahnya."Libra masuk dulu ya kak, makasih gelangnya." Libra menggoyangkan tangannya dimana terdapat gelang pemberian dari Leo.
Leo hanya tersenyum sambil mengangguk.
Libra masuk ke dalam rumahnya dan di ruang tamu terdapat ayahnya, ibu tirinya, dan juga Audrey. Mereka bertiga menganggap seakan Libra tidak ada. Libra tidak memperdulikannya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
Libra duduk di atas kasur dan menatap foto ibunya yang berada di meja belajarnya.
"Libra kangen mama," Libra tanpa sadar meneteskan air matanya.
"Mama baik-baik aja kan di sana?"
"Libra pengin ketemu mama, di dalam mimpi gakpapa kok, asalkan Libra bisa ketemu sama mama." Libra mengusap air matanya yang tiba tiba terjatuh tapa disadarinya.
"Libra sayang mama,"
Libra beralih mengambil obat-obatan miliknya dan hendak meminumnya.
Libra meminumnya seperti biasa tanpa menyadari Audrey yang mengintip di pintu kamarnya sambil tersenyum senang.Tiba tiba Libra jatuh ke lantai dengan tubuh kejang.
***
Enam bulan kemudian...
Seorang gadis terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan banyak selang menempel di tubuhnya.
Tiada suara tawa di sekitarnya. Hanya ada suara tangisan dan orang yang terus berdoa.
Mereka hampir saja menyerah. Mereka lelah untuk menunggu. Sudah hampir setengah tahun tetapi gadis itu belum juga bangun menyapa dunia dengan senyum cerianya.
"Bukankah ini terlalu lama?" tanya salah satu pria di sana.
"Ini sudah hampir setengah tahun, tetapi dia belum juga bangun," balas yang lainnya.
"Tidak, ini baru sebentar. Gue yakin dia akan bangun dan baik-baik aja," seorang perempuan terlihat tidak terima dengan perkataan kedua temannya.
"Enam bulan bukan waktu sebentar La, gue gakbisa lihat dia kaya gini terus, gue kasihan sama dia,"
![](https://img.wattpad.com/cover/152209732-288-k751750.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBRA & LEO✔
Teen Fiction(END/REVISI) Saat penghinaan datang, jiwa penderitaan yang terkekang akan memberontak untuk keluar. Semuanya telah diputuskan. Harus ada darah yang berkorban demi sebuah penyesalan. . . . . . . . . . . Tentang gadis rapuh yang berkamuflase di balik...