PART 23. LAST BUT NOT LEAST (END)

1.1K 93 31
                                    

PART 23. LAST BUT NOT LEAST

Tulisan ini ditujukan bagi orang-orang yang percaya dengan keajaiban.

***

Mengikhlaskan bukan hal yang mudah. Apalagi melupakan. Terlebih kepada orang yang dicintai. Seperti seorang gadis yang sedang berdiam diri di ruangannya itu. Dia terlalu sering mengalami kehilangan, tetapi tidak pernah terbiasa karenanya.

Yang dilakukannya hanya berdiam diri dan menangis. Orang-orang di sekitarnya mulai lelah melihatnya terus seperti itu. Mereka memintanya untuk mengikhlaskan.

"Ra, makan dulu," Lala menyuapi Libra dengan sesendok nasi, tetapi Libra tetap diam dengan tatapan kosong.

"Lo gak akan sembuh kalau kaya gini." Libra tetap diam. Ini sudah beberapa minggu sejak Libra mengetahui bahwa Leo telah tiada. Setiap hari dia hanya akan diam sambil menatap jepitan rambut milik Leo. Keadaan tubuhnya sudah membaik, bahkan beberapa hari lagi dia sudah boleh pulang. Namun spertinya hati dan pikirannya belum bisa sembuh.

"Makan Ra, nanti kalau lo makan Leo bakal balik dah." Ahmad tertawa dengan Lukman.

"Terus kakinya gak napak tapi hahaha!" tawa mereka semakin menjadi-jadi.

PLETAK!!!

Clara menjitak kepala mereka berdua, "Diem kalian, teman lagi sakit hati malah diejek."

"Ra, makan dong, nanti gue anter ke makam kalau udah pulang. Lo pengen ketemu Kak Leo kan,"

Akhirnya Libra mengangguk pelan dan mulai makan disuapi Lala sambil tetap melihat ke arah jepit rambut yang diberikan oleh Leo.

"Lo gausah sedih lagi. Yang harus lo lakuin sekarang adalah hidup seperti biasa. Jadi Libra yang selalu ceria di setiap saat. Kak Leo donorin ke lo biar lo bisa hidup lagi dan senyum lagi. Lo gak boleh sia-siain yang dia kasih ke elo. Lo harus bangkit, gak boleh terpuruk kaya gini. Dia pasti bakal sedih kalau lihat lo kaya gini." Clara mengambil jepit rambut itu dan memasangkannya di rambut Libra.

Libra mengusap air matanya yang tiba-tiba turun dan mengangguk,"Libra janji gak akan sedih lagi," teman-temannya pun tersenyum.

"Tapi kalau tiba-tiba nangis sendiri boleh kan?" tanya Libra polos membuat Ahmad hendak melemparnya menggunakan apel.

"Bukan temen gue!"

Tentu saja ia tidak bisa menepatinya. Tapi mungkin Libra bisa menyembunyikannya. Saat ini Libra hanya berharap bahwa keajaiban memang ada.

***
Langit suram menemani seorang gadis yang berjalan menuju suatu tempat. Di kanan kirinya hanya ada pohon-pohon besar dan tempat peristirahatan terakhir manusia. Gadis itu berjalan membawa setangkai bunga. Terdapat jepit rambut pita garis-garis berwarna hitam putih dan di tangannya terpasang sebuah gelang berwarna putih.

Gadis itu sampai ke tempat tujuannya. Meletakkan setangkai bunga yang dibawanya dan duduk di samping makam seseorang. Ia tersenyum sendu saat menatap foto seorang laki-laki yang ada di sana. Ia mengusap figura foto yang basah karena air hujan.

Air matanya turun dengan tiba tiba. Bersatu dengan genangan air hujan.

"Apa kabar?" tanya gadis itu.

"Kakak baik-baik aja kan di sana?" gadis itu terus bertanya meskipun dia tahu tak akan dijawab sampai kapanpun

Gadis itu menangis tentu saja. Ia terlalu sering mengalami kehilangan. Ia selalu berharap tentang adanya keajaiban. Ia ingin bertemu dengannya walau hanya sekali. Tetapi tentu saja itu tidak mungkin. Gadis itu terus berbicara dan tanpa sadar langit sudah mulai gelap.

"Aku mencintaimu." adalah kata terakhir yang diucapkan gadis itu sebelum pergi meninggalkan tempat peristirahatan terakhir laki-laki itu.

***
3 tahun kemudian

Seorang gadis tengah menunggu bus di halte dekat universitas tempatnya belajar. Gadis berambut panjang dengan jepit pita garis-garis itu menengok kesana-kemari untuk mencari bus yang akan dinaikinya. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Seorang laki-laki turun dan menghampiri gadis itu.

"Nggak ada bus ya?"

"Aldra, ngapai disini?"

"Busnya gak ada, gak mau bareng gue aja?"

"Gak usah, Libra bisa naik ojek kok, makasih." Libra berusaha menolak dengan halus.

"Gakpapa, ayo gue anter." Tiba-tiba Aldra menarik tangan Libra dan langsung ditepis oleh Libra.

"Maaf Aldra, Libra gak bisa." Libra langsung pergi mencari tukang ojek yang ada di dekat sana. Memintanya untuk mengantarnya ke sebuah taman.

Setelah sampai dan membayar tukang ojek, Libra berjalan di area taman dan duduk di salah satu bangku. Taman ramai saat sore hari. Libra melihat sekeliling dan tersenyum kecil. Taman ini adalah taman yang ia datangi dulu bersama Leo saat Leo memberinya gelang. Ia bahkan hampir ke taman ini setiap hari. Ini adalah tempat dimana ia bisa mengenang Leo.

Libra tersenyum kecut saat mengingat masa lalunya. Masa putih abu-abunya yang penuh warna namun berakhir kelabu. Kini ia berusaha bangkit. Namun itu semua terasa sangat sulit.

Ia belum bisa membuka hati untuk laki-laki lain. Banyak laki-laki menyatakan cinta padanya, termasuk Aldra. Namun Libra selalu menolaknya dengan halus.

Setelah beberapa lama hanya duduk diam, akhirnya Libra memutuskan untuk pulang. Ia berjalan menjauh dari taman.

Masih berada di sekitar taman Libra merasa seseorang mengikutinya. Seseorang yang tak dikenalinya.

Libra berusaha berikap tenang. Tetap berjalan dengan sedikit mempercepat langkahnya.

Semakin cepat langkahnya Libra merasa orang itu semakin mengikutinya. Tekadnya sudah bulat. Dalam hitungan ketiga,

Satu, dua, ti-

"AAAAAA SETAAAAN!!!" Libra berbalik dan menjerit saat melihat seseorang di belakangnya.

Libra hendak berlari, namun orang itu menangkap pergerakannya sehingga langsung memegang tangannya sampai dia tidak bisa lari.

"Ampun, Libra gak salah apa-apa, Libra masih pengen hidup." Libra menutup matanya tak berani melihat.

"Ra," panggilan itu membuat Libra membeku. Perlahan ia membuka matanya dan berkedip beberapa kali memastikan orang di depannya itu memang orang.

Tiba-tiba orang itu memeluknya.

"K-kak Leo?"

Libra tidak percaya apa yang dilihatnya. Ia menepuk pipinya memastikan itu bukan mimpi. Dan itu bukan mimpi.

"Diem dulu, nanti aku jelasin." Libra masih diam saja sedari tadi belum memahami apa yang terjadi.

"Bukan aku yang mendonorkannya, tapi Andi."








~The End~

Yuhuuuuu hallo semua
Apa kabar?

Akhirnya selesai juga kisah Libra Leo ini.
Author ngerasa seneng juga sedih sebenernya. Akhirnya cerita ini selesai meskipun nanti masih akan ada epilog dan mungkin ada extra part.

Author pengen berterima kasih kepada Allah SWT, kepada orang-orang yang udah bantu cerita ini. Dan tentunya para readers tercinta.
I love you 3000 guys❤

Kasih tau dong gimana kesan kalian saat baca cerita ini?

Mohon maaf jika cerita ini ada banyak kesalahan. Author pun manusia biasa yang gak luput dari kesalahan, aduh lebai.

SEKALI LAGI AUTHOR BERTERIMA KASIH SEBANYAK BANYAKNYA

Btw ini jam 3 pagi tepat loh hehe
Ga ada hubungannya sih

Don't forget to like and comment ok!


LIBRA & LEO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang