PART 20. HAPPIER CHOICE
***
Dengan amarah yang tak terbendung Libra menyentuh kenop pintu kamarnya hendak membukanya.
"Aw!!!" Libra mengurungkan niatnya karena merasa bagian kiri dadanya terasa sangat sakit.
Libra mencengkeramnya dengan kedua tangan dan menggigit bibir bagian bawahnya untuk meredam rasa sakitnya.
Libra berlari menuju meja belajarnya dan mengambil sebuah benda yang sangat dibutuhkannya.
Libra mengambil tiga buah obat-obatan dan langsung meminumnya berharap rasa sakitnya segera hilang. Libra terduduk lemas selama beberapa saat.
Libra memandang kotak obat yang dibawanya. Setetes air mata jatuh di pipi Libra namun Libra langsung menghapusnya.
Libra tidak mau terlihat lemah.
Jika semua orang menganggap sekarang Libra bersikap dingin dan tertutup karena pertunangan Leo dan Audrey, mereka semua salah. Meskipun itu juga salah satu penyebabnya, terdapat penyebab lain yang sangat penting.
Beberapa hari lalu Libra merasakan sakit pada bagian jantungnya. Karena tidak tahan dengan rasa sakit itu, Libra menuju ke rumah sakit sendirian.
Setelah melakukan berbagai pemeriksaan, dokter mendiagnosanya terkena gagal jantung.
Karena hal itulah Libra bersikap dingin.
Karena hal itulah Libra menjauhi teman-temannya.
Libra melakukanya agar teman temannya sedikit menjauh darinya. Libra ingin teman-temannya tak merasa kehilangan dan terbiasa saat Libra pergi nanti.
Libra sadar umurnya tidak akan panjang, apalagi penyakit yang dideritanya cukup parah.
Tidak ada jalan lain, hanya waktu yang menentukan.
Meskipun Libra meminum obatnya, keadaanya pasti akan semakin parah. Libra meminum obatnya dengan dosis yang tidak teratur. Berharap dirinya akan overdosis dan segera pergi.
Hanya ada dua pilihan, pergi karena gagal jantung atau karena overdosis. Dan hanya ada satu keputusan, dia tidak akan kembali.
***
Satu minggu telah berlalu, Libra memandang pantulan dirinya yang ada di dinding lift rumah sakit. Libra baru saja cek up kondisinya, dan yang pasti Libra duga, semakin memburuk.
Ting.
Pintu lift terbuka, dan baru saja Libra hendak melangkahkan kakinya keluar seseorang sudah berdiri di depannya.
"Libra?" Andi menatap Libra bingung.
"Lo ngapain disini?" tanyanya saat Libra keluar dari lift.
"Jenguk saudara."
"Oh gitu, gue duluan mau temuin papa." Ayah Andi memang pemilik rumah sakit tempat Libra melakukan cek up.
Andi pergi masuk ke dalam lift. Andi tidak percaya sama sekali dengan alasan yang Libra berikan.
Saat pintu lift terbuka Andi menelusuri lorong rumah sakit dan masuk ke salah satu ruangan.
Ruang CCTV.
Sebagai anak pemilik rumah sakit, tentunya Andi memiliki banyak kuasa. Andi meminta seluruh rekaman CCTV yang ada. Rumah sakit milik ayahnya sangat luas sehingga membuat Andi berdecak kesal karena harus mencarinya satu per satu.
"Gotcha." Gumam Andi ketika melihat sebuah rekaman yang memperlihatkan Libra keluar dari sebuah ruangan.
Andi mengernyit bingung saat mengetahui bahwa ruangan itu adalah ruangan spesialis jantung. Tanpa menunggu lama, Andi langsung bangkit keluar setelah mengucapkan terima kasih pada karyawan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBRA & LEO✔
Novela Juvenil(END/REVISI) Saat penghinaan datang, jiwa penderitaan yang terkekang akan memberontak untuk keluar. Semuanya telah diputuskan. Harus ada darah yang berkorban demi sebuah penyesalan. . . . . . . . . . . Tentang gadis rapuh yang berkamuflase di balik...