PART 4. MACAN AMAZON VS SINGA AFRIKA
Libra mengerjapkan matanya saat teriknya sinar matahari membuat kepalanya sedikit pusing. Ditambah luka lebam pada sudut bibirnya berdenyut-denyut pelan karena tadi ditekan oleh Leo.
"Semua gara-gara lo, kalau gak gue gak bakal dihukum begini." Leo mengucapkanya tanpa menoleh kearah Libra. Leo hormat menggunakan tangan kiri karena tangan kanannya terbungkus gips.
"Kakak ngomong sama tiang bendera?" tanya Libra polos.
"Menurut lo?" Leo mulai jengah dengan sikap Libra.
"Menurut Libra sih sama tiang bendera, soalnya kalau kakak ngomong sama Libra harusnya kakak hadap sini gak hadap tiang bendera."
"Gue ngomong sama lo, puas?" Leo menahan emosinya.
"Gak sih kak, kalau kakak traktir aku es kelapa muda sekarang baru Libra puas, panas banget nih kak."
"Diem gak lo!" bentakan Leo membuat Libra diam.
"Kak, kemarin Libra lihat Kak Leo sama Kak Stella loh kalian pacaran ya?" Libra memberanikan diri bertanya pada Leo.
"Kenapa lo nanya begituan?"
"Gakpapa kok cuma mastiin aja." Libra tersenyum.
"mastiin apa?"
"Ya mastiin kalau Kak Leo gak pacaran sama Kak Stella kan Libra ada peluang buat jadi pacar Kak Leo, walaupun udah pacaran pun Libra bakal kejar Kak Leo sa-"
"Macan Amazon, bisa diem gak sih lo?" Leo mengusap wajahnya frustasi.
"Kalau Libra macan Amazon, berarti kakak singa Afrika dong."
"Enak aja lo panggil gue singa Afrika."
"Ya kan tadi panggilan sayang kak Leo ke Libra kan macan Amazon, yaudah Libra buat panggilan sayang juga ke kak Leo." Libra mengusap peluh yang ada di keningnya.
"Jijik gue."
"Kak Leo, denger-denger kak Leo kemarin habis menang lomba taekwondo di Jepang ya di tempatnya Shawn Mendes." Libra menatap Leo dengan tatapan kagum.
"Astaga macan Amazon, Shawn Mendes itu dari Kanada goblok." Sabar Leo sabar, batin Leo.
(AN : Shawn mendes numpang lewat:v)
"Oh jadi kakak suka Shawn Mendes?" tanya Libra.
"Gak, gue suka sama Jennifer Lawrence."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBRA & LEO✔
Novela Juvenil(END/REVISI) Saat penghinaan datang, jiwa penderitaan yang terkekang akan memberontak untuk keluar. Semuanya telah diputuskan. Harus ada darah yang berkorban demi sebuah penyesalan. . . . . . . . . . . Tentang gadis rapuh yang berkamuflase di balik...