"Jadi, jadi, mereka siapa?"
Selesai kelas terakhir, gue dan Abel memutuskan pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Bukan untuk belanja, tapi karena bosan.
"Ya Enam Pagi, Ra. Goblok banget sih lo."
"Anjing, maksud gue mereka tuh band apa?"
Ketika kemarin gue bilang kalau gue harus memperluas wawasan umum, gue memanfaatkan Abel yang sering dipanggil sebagai juru gibah di kelas. Jadi tentu saja sahabat paling gue sayang ini tau seluk beluk Enam Pagi.
Abel mengeluarkan hapenya bersamaan dengan datangnya pesanan kopi dan cheesecake kami"Nih ya,"
Ini Abel, dalam mode gibah. Bahkan sekarang dia sudah menunjukkan profil Instagram seseorang.
"Dia Aksadaru Himawan, semester 5 Teknik Sipil sekaligus drummernya Enam Pagi. Banyak yang bilang dia pemalu dan jarang ngomong. Tapi kayaknya bener, bahkan kalau di panggung pun Awan ini jarang banget megang mic."
Gue manggut-manggut sambil memerhatikan salah satu foto di Instagram yang ternyata milik Awan.
"Dia seangkatan dong sama kita?"
Abel mengangguk, kemudian dia kembali menunjukkan profil Instagram kali ini milik orang berbeda.
"Yang ini namanya Wildan Bayuaji Nugroho, semester 5 Teknik Sipil juga. Dia keybordis di band Enam Pagi dan denger-denger sih dia juga lumayan sering nyiptain lagu buat bandnya."
"Wah, keren dong dia?"
"Yoi. Gue denger dari anak teknik juga dia emang pinter kok."
"Terus, terus."
"Yang ini Yudhistira Ardiyanto, semester 7 Administrasi Bisnis sekaligus bassis."
"Oh kalo ini gue tau, Yudha."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 2958 Mdpl
FanfictionDi puncak Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 Mdpl, dia malah menyatakan cinta di saat yang gue butuh adalah kopi panas. #ㅡenam pagi ; 1. photo cover by fullfeeled.