Dara dan Gunung Papandayan

3.5K 681 118
                                    

Hari ini tim mapala melakukan pendakian ke Gunung Papandayan. Setelah tadi pagi pukul 4 kami berangkat dari titik kumpul yaitu kampus, kami pun berhasil sampai di titik awal pendakian dengan lancar. Selama pendakian, kami berhenti di tiga pos, lalu istirahat selama 15 menit di masing-masing pos. Sekarang, kami sudah berada di puncak gunung Papandayan.

"Dar,"

Gue menoleh dan menerima secangkir teh panas dari Bang Rizky. Dia pun duduk di samping gue juga dengan secangkir teh panas yang tersisa setengah.

"By the way,"

Gue yang baru saja mau menyeruput teh panas, harus terhenti dan lagi-lagi menoleh ke arah Bang Rizky.

"Apaan?"

"Lo lagi deket sama Satrio, ya?"

Gue hampir tersedak. Apaan nih?

"Deket dalam konteks apa?"

"Pdkt?"

"Nggak."

Bang Rizky mengangkat sudut alisnya, benar-benar meragukan jawaban gue. Sedangkan gue hanya menatap lurus ke arahnya.

"Gue ngga liat kata 'ngga' di antara kalian."

"Au dah terserah."

Padahal gue sedikit menjauh dari kelompok biar bisa mendapat ketenangan. Gunung, senja, dan teh. Tapi makhluk ini malah dateng.

Tak lama, ponsel gue berbunyi. Sebuah notifikasi LINE yang tidak gue harapkan.

Satrio.
Dar, gimana di Papandayan?
I wanna make a call.

Damn.
Damn you, Satrio.

Gue bangkit untuk menjauhi Bang Rizky yang sudah pasti berhasil membaca pesan itu. Gue ngga mengharapkan pesan dari Satrio, kenapa? Karena setiap pesan dari dia selalu bikin gue jadiㅡsalah tingkah. Gue jadi manusia paling ngga bisa mikir cuma buat membalas omongan dia.

Dan itu rasanya aneh.

Lagi ngeteh.
Sure, if the connection is good.
Unfortunately, it's not.

Gue bisa merasakan Bang Rizky yang memperhatikan gue, tapi gue ngga mau ambil pusing. Gue merasakan ngilu di dada gue setiap Bang Rizky seolah-olah memberikan 'perhatian' ke gue.

Dan gue benci perasaan itu.

Gunung tidak pernah gagal membahagiakan hati gue, tapi detik ini rasanya berbeda. Gue mau pulang.

Gue mauㅡpulang.

Tapi, sejak kapan gue memiliki banyak perasaan yang bergejolak begini? Gue kenapa?

°•°

Gue dan teman-teman melingkar di depan api unggun. Rencananya, besok pagi kami akan turun dan pulang. Hari ini, entah kenapa terasa sangat panjang buat gue. Padahal gue punya prinsip untuk menikmati setiap detiknya hidup gue.

Tapi untungnya gunung berhasil menarik fokus gue.

Gue sengaja menjauhkan diri sedikit dari ramainya anak-anak yang sibukㅡntah sibuk apa, kayaknya main kartu uno. Kalau mood gue lagi bagus, sudah dipastikan gue akan jadi orang paling rusuh dalam permainan kartu mematikan itu.

Ponsel gue bergetar, notifikasi pesan. Lagi-lagi dari Satrio.

Satrio.
Dar?
Lagi apa di sana?

"Dara?"

Gue baru saja mau membalas chat Satrio, tapi suara Bang Rizky menginterupsi gue. Dia pun tanpa basa-basi duduk di sebelah gue. Tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk memperkuat eksistensinya di sekitar gue.

"Kenapa?"

Lagi free, kenapa Sat?
Eh, Kak.

Bang Rizky tidak memberi respon, ia malah merebahkan tubuhnya dan menatap langit. Gue menghela napas, kenapa? Lo kenapa hari ini? Kenapa terus beredar di sekitar gue?

Oh damn, melankolis banget gue.

Notifikasi gue kembali datang, sudah bisa dipastikan dari Satrio.

"Lo hari ini beda deh, Dar." Gue kembali menoleh, Bang Rizky sekali lagi buka suara tanpa menatap gue. Padahal, yang aneh adalah lo. Cuma lo.

Satrio.
Good, istirahat yang cukup.
Oh iya, btw.

Apa-apaan ini? Apa semesta mencoba menguji ketahanan fokus gue dengan dua interaksi paling membingungkan ini?

"Gue? Beda? TVO*ne kali, memang beda."

Pasti, lo juga kak, istirahat.
Btw kenapa?

Bang Rizky tertawa, akhirnya mengalihkan tatapannya ke gue. Dan, coba tebak? Ya, desiran di dada gue masih terasa. Sialnya, serpihan pasir itu terasa seperti tersapu angin dan membuat gue tergelitik.

"Btw, lusa besok lo senggang?"

Satrio.
Btw, lusa nanti ada waktu?

"Mau jalan?"

Satrio.
Bisa temenin gue ke tempat servis gitar?
Nanti gue traktir tiket bioskop.

Sialan, apa-apan ini?!

•°•°•

Happy sunday!

Ya Tuhan, buat update part yang segini aja lama dan susah banget rasanya. Anyway, buat part besok, mau ada yang beda nih.

Ehem ehem.

Jadi untuk part besok, alurnya ditentukan oleh kalian para readers. Kenapa? Karena sebagai permohonan maaf saya yang LAMA BANGET ga update.

Apakah kalian pilih Dara jalan sama Bang Rizky?

Atau,

Apa kalian pilih Dara jalan sama Satrio?

Pilihan temen-temen yang bakal menentukan alur selanjutnya dari ceritanya si Dara, jadi pilih baik-baik ya.

Yaudah gitu aja, have a nice day errone.

[1] 2958 MdplTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang