"jika kau melihatku tersenyum...
Itu karena mu!"*
*
*
*Normal.Pov
Pete ter bangun saat jam dinding kamar ae menunjukan pukul setengah 3 dini hari. Simanis itu tertegun takkala ia menyadari ada ae yang tertidur disampingnya. Entah kenapa lagi lagi jantungnya berdetak dengan kencang. Rasanya gugup sekali berada sedekat ini dengan ae. Tidur dikamar yang sama dan berbagi kasur yang sama. Pete tak pernah membayangkan akan sedekat ini dengan ae. Bukankah mereka baru bertemu beberapa hari yang lalu ?
Laki laki manis itu menghadapkan tubuhnya kearah ae. Sebuah handuk kecil jatuh dari keningnya. Pete bangkit dan mengambil handuk kecil itu, ah phi ae merawatnya . Itulah yang dipikirkan pete. Lagi lagi perasaan hangat seolah menelusup kedalam hatinya.
Pete membenarkan selimut ae. Membawa selimut itu menutupi dada ae. Tatapannya beralih menatap wajah ae yang tampak tertidur dengan tenang. Sesekali pete akan tersenyum kecil saat mendengar dengkuran halus keluar dari mulut ae. Ia mendekatkan wajahnya, memerhatikan wajah ae lebih dekat. Tangan pete bergerak untuk menyentuh alis ae yang berwarna hitam pekat. Lalu turun ke matanya, turun ke hidung mancungnya dan berakhir ke bibir tipis ae yang agak kemerahan. Bibir tipis itu menarik perhatian pete untuk menatapnya cukup lama. "lembut" gumam pete tersenyum tipis.
"pete" suara serak khas bangun tidur itu mengagetkan pete. Pete tersentak saat matanya beradu pandang dengan mata ae. Ia juga memarik tangannya dengan cepat dari bibir ae.
"pete baik baik saja ?" ae bangkit dan meletakkan tangannya di kening pete. "wajahmu memerah" ujar ae lagi dengan sedikit cemas.
"Pe,pete ba,baik baik saja khab... Hik" jawab pete gugup. Ia tiba tiba cegukan.
Ae mengambil segelas air putih yang terletak diatas nakas kamarnya. Setelah membuka tutupnya ia memberikannya pada pete. Pete meneguknya sampe habis.
"ya tuhan pete, pelan pelan minumnya" ujar ae gemas sendiri saat melihat pete minum dengan tergesa gesa. Ia bahkan langsung menghabiskan air satu gelas penuh.
Ae tertawa kecil saat air minum itu sedikit tumpah disekitar mulut pete. " benar benar bayi" tutur ae seraya melap bibir pete dengan ibu jarinya.
Mereka terdiam beberapa saat hingga " hik " pete kembali cegukan.
"sebentar na, phi akan mengambil air kebawah"
Pete mengangguk kecil
Didapur, ae tidak langsung kembali kekamarnya meskipun gelas tersebut sudah terisi penuh dengan air putih. Ae terduduk disalah satu kursi meja makan. Ae merebahkan kepalanya dengan bertumpu pada tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan ae berada didadanya.
Sebenarnya, ae terbangun saat ia merasakan seseorang menyentuh wajahnya. Tapi ae tidak benar benar membuka mata. Ae bahkan merasakan hembusan nafas pete beberapa kali menerpa wajahnya. Ae tak tahan dengan situasi dimana wajah pete berada dekat dengan wajah ae. Bahkan hingga saat ini pun jantungnya berdetak dengan kencang. "sebenarnya ada apa denganku? " tanya ae pada dirinya sendiri dengan frustasi.
****
"TARAAAAAAA" Suara ceria nut menggema sepanjang ruangan makan mereka. Ia dengan bangga memamerkan hasil masaknya pagi ini. Berbagai jenis lauk pauk berjajar rapi diatas meja. Phanit dan ae bahkan tak bisa menutupi kekagetan mereka. Begitu juga dengan pete yang tidak menyangka dengan makanan sebanyak ini.
"Ma apa ada sesuatu hari ini ? " tanya phanit gugup, ia takut ia melupakan jika saja hari ini adalah hari penting. Pasalnya nutt tak biasa memasak sebanyak ini. Untuk sarapan nut lebih sering menyajikan roti, omelet atau nasi goreng. Tapi kali ini rasanya ada yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Make Our Story Happy Ending
Fiksi PenggemarIni kisah seorang Ae tanapon yang mengulang waktunya kembali. Setelah ia bertemu dengan pemuda manis bernama pete pichaya , Ae jatuh cinta pada pandangan pertama. Awalnya kisahnya berjalan manis. Lalu suatu hari semua kebahagiaannya berubah menjad...