"Sebenarnya memang tak ada maksud untuk selalu di dekatmu, tetapi Tuhan lakukan itu agar aku terus melindungimu."
~*~
PAGI ini, Roman berangkat sekolah lebih pagi agar tidak telat. Pasalnya, semalam Pak Umar meneleponnya agar Roman sebelum masuk ke kelas menemui Pak Umar terlebih dahulu di kantor guru.
Saat Roman berjalan menuju arah kantor guru--tak jauh dari tempatnya berdiri--Wulan sudah berada di tikungan lorong menuju kantor guru.
"Yah, ada si resek.. Masa pagi² gue harus brantem sama dia?" Roman menggerutu sambil berjalan lebih hati-hati. Agar Wulan tidak menyadari Roman berada di belakangnya.Roman pun menunggu Wulan agar jalan terlebih dahulu, namun sayangnya Wulan merasa diikuti. Sontak ia menengok ke belakang dan menemukan Roman berada di sana.
"Mau apa lo? Hm..?" ketusnya.
"Sorry?"
"Sorry, sorry.. Mau apa lo? Mau ngerjain gue lagi? Kemaren tengkorak sekarang apa? Hah?"
"Lo ngomong apaan sih? Heh, ini masih pagi.. Mau ngomel-ngomel aja! Tenaga lo, lo pake buat belajar bukan buat marah-marah!" Jawab Roman sambil berkacak pinggang dihadapan Wulan.
"Yang cari masalah duluan siapa? Lo kan? Lo ngapain ngikutin gue?"
"Ge'er banget sih jadi orang? Siapa yang mau ngikutin lo sih?" ucap Roman bingung, tiba-tiba Pak Umar datang dari arah kantor.
"Nah! Gitu dong, datengnya lebih cepat.. Ayo cepet sini!" ajak Pak Umar pada Roman dan Wulan.
"Tunggu! Yang dipanggil, kita berdua?" tanya Wulan.
"Iya, kamu sama Roman, kemaren kan bapak yang telpon kalian?" ucap Pak Umar membuat Wulan membelalakkan mata tak percaya. "Ayo cepat sini!" sambung Pak Umar.
"Ya Pak."
Pak Umar-pun berjalan dahulu ke kantor, Roman menghentikan Wulan yang mau nylonong tanpa minta maaf sudah menuduh Roman sembarangan. "Heh! Lo lupa sesuatu!"
"Apa?"
"Minta maaf!"
"Ck! Sorry.." ucapnya lirih.
"Hah? Apa? Gue nggak denger?"
"Sorrrryyyyyy!!!" Wulan berteriak tepat di depan telinga Roman. "Udah kan? Wleeekk!" Lanjutnya lalu meninggalkan Roman.
"Dasar cewek resek!" gerutu Roman lalu mengikuti WuLan masuk ke ruang guru.
Saat sampai di ruang guru ternyata bukan hanya Roman dan Wulan yang dipanggil Pak Umar. Tetapi Sam, Carlo, Darren, Devon, Yasmin dan lainnya juga dipanggil ke kantor.
"Wulan, Roman.." sapa Bu Indah saat keduanya terlihat masuk ke kantor.
"Eh, lo ada juga?" tanya Wulan pada Yasmin yang sudah berkumpul lebih dulu di kantor.
"Cie, datengnya bareng Roman.." ejek Yasmin.
"Apaan sih!"
"Semuanya udah kumpul? Okey, anak-anak sebentar lagi Pak Suryohadi akan pensiun. Ibu serta guru-guru yang lain merencanakan untuk mengadakan perpisahan untuk beliau. Temanya adalah *memberikan yang terbaik*, itu sebabnya ibu kumpulkan kalian disini untuk mendapatkan tugas khusus," jelas Bu Indah.
"Jadi tugas khusus apa bu?" tanya Devon.
"Kalian lihat kertas didalam mangkok itu? Silahkan kalian ambil satu-satu dan kalian akan tau tugas kalian," jawab Bu Indah.
Mereka pun mengambil kertas tersebut secara acak, "Angklung.." kata Devon saat membaca isi kertas miliknya.
"Band?" ucap Sam.
"Angklung.." ucap Carlo.
"Apaan nih? Pan-to-mim.. Pantomim apaan sih?" tanya Darren pada Carlo.
"Puisi?" .
"Gitar akustik?" ucap Roman bingung, "Gue kan nggak bisa main gitar?"
"Bu saya nggak bisa angklung bu.." ucap Devon.
"Saya juga nghak bisa pantomim bu?" sambung Darren.
"Justru itu tujuannya, kalua kalian sudah bisa artinya acara itu tidak akan spesial, tetapi saat Pak Suryohadi tau kalian mau melakukan sesuatu yang kalian tidak bisa untuk beliau, pasti beliau akan sangat terharu.." jelas Bu Indah.
~*~
Pulang sekolah nanti Roman harus latihan bersama Wulan untuk belajar gitar dan puisi.
Saat jam istirahat Roman sempat berfikir tentang Samuel, bagaimana jika dia salah faham lagi."Kenapa sih? Semua yang gue lakuin ujung-ujungnya bikin gue harus berurusan sama Wulandari? Oh, mending gue ngomong deh kali ini, daripada salah paham.." Gerutu Roman dalam hati.
Kebetulan sekali, Sam dan teman-teman yang lain hendak pergi ke kantin. Roman pun menghampiri mereka, "Guys.."
"Hey, Man.. Lo dari mana aja? kita cariin juga.. Lo dari pos yandu?" ucap Boby.
"Tau luh.." sambung Darren sambil terkekeh.
"Em, Sam.. Gue mau ngomong sama lo."
"Kenapa sih, ini kan juga lagi ngobrol?" jawabnya.
"Emmm, gini.. Gue sama Wulan mau latihan habis pulang sekolah.." ucap Roman ragu. "Jadi dia ajarin gue gitar, gue ajarin dia puisi.." sambung Roman.
"Ya terus kenapa? Lo ijin sama gue? Ngapain pake ijin segala sih? Siapa yang jadian? Bapak bukan, siapa bukan? Santai aja kali, Man?" jawab Sam.
"Iya, tapi lo nggak papa?" tanya Roman belum bisa percaya penuh dengan jawaban Samuel.
"Ya bolehlah.. Gue percaya sama lo, tapi lo bisa jaga kepercayaan gue nggak?" tanya Sam sambil memberikan tangannya untuk TOS!!
"Yoi," jawab Roman menerima TOS! dari Samuel.
"Hahaha, ati-ati lo.. Sekarang musim ujan, jangan suka nikung.. Ntar lo naik motor tetus nikung wuuaaa.. Gubraakk! Lo jatuh, dibates sini tuh ada bekas kenalpot Rossi.." ucap boby sambil memperagakan naik motor lalu mengangkat pangkal mata kakinya.
"Hahaha, awas tuh.. Wulan jangan jatuh kalo naik motor sama lo.." kata Sam.
"Okey.."
"Ya udah yuk, ke kantin.." ucap Boby. Akhirnya mereka pun bersama-sama menuju kantin.
🌹🌹🌹
-ROMAN PICISAN-
Endahratrie
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMAN PICISAN { Revisi }
Fanfiction{I'll be back for you} Penulis scenario ; Dona Rosamayna Layar Drama RCTI 2017