ROMPIS { 17 }

623 6 0
                                    

Pagi ini Roman berniat menyapa Wulan di bawah tangga menuju kelasnya. Saat perempuan itu tiba, Roman dengan ramah menyapanya dengan tambahan senyum diwajahnya. "Pagi Wulandari.."

Bukannya menjawab, Wulan malah berbalik dengan wajah sebal.

"Lo masih marah, Lan? Sorry, gue tuh kemaren emang buru-buru banget harus pergi??" ucap Roman mencoba menjelaskan.

"Owh!" Jawab Wulan singkat lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan Roman.

Namun, dengan cepat, Roman meraih tangan Wulan. Mencegah gadis itu melanjutkan langkah untuk meninggalkannya, "Lan?"

"Apaan sih lo?!" ucap Wulan sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Roman.

"Gue kan udah minta maaf sama lo? Oh iya.. Gue berubah pikiran, gue jadi ikut lomba sama lo," ucap Roman memperlihatkan deretan gigi putihnya pada wulan.

"Oh ya? Bagus dong!" ucap Wulan mendekatkan wajahnya ke depan wajah Roman sambil tersenyum. "Sayangnya, gue mau ngundurin diri," sambungnya.

"Kenapa?"

"Kenapa? Karna gue nggak mau pasangan sama orang yang plin-plan kaya lo!" ucap Wulan lalu menaiki beberapa tangga lagi, dan Roman masih terus mengikutinya. "Lan, Lan!"

"Apa lagi sih?"

"Lo serius?"

"Gue nggak pernah seserius ini.." Jawab Wulan cepat, lalu buru-buru pergi dari hadapan Roman.

"Sorry, Man.. Gue udah terlanjur janji sama Bella buat ngundurin diri biar Bella bisa jadi pasangan lo," ucap Wulan dalam hati sembari berlalu dari hadapan Roman.

"Lan, Wulan?" panggil Roman, sekarang tanpa penggirauan Wulan lagi.

Waktu berputar..
Namun hatiku tak kunjung pintar..
Kembali berdarah..
Selalu bernanah..
Saat menghampiri penolakanmu..
Setiap tak dapat disambutmu..

*-*-*

Jam pelajaran Bahasa Inggris baru saja dimulai, namun Roman sudah mendapatkan hukuman gara-gara belum mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Umar, kemarin. Alhasil, berdirilah Roman, sendirian, menghadap tiang bendera dengan sikap hormat.

Dari ujung koridor Wulan dapat jelas melihat Roman sedang di skors di lapangan. Ia pun berniat meledaknya dari jauh, "Hahaha! Sukuriiin! Dihukum nih yeee?!"
Teriak Wulan hingga Roman menyadari cewek itu mulai membuatnya kesal.

"Heh? Lo kalo ngetawain gue, kualat loh!" ancam Roman masih pada tempatnya. Ditengah lapangan, menghadap tuang bendera, namun matanya sudah berpaling dari bendera, menuju perempuan yang tengah mengejeknya dari koridor.

"Ga bakalan!! Wleeek!!" sahut Wulan percaya diri sembari menjulurkan lidah, lalu berlalu menuju toilet.

Di kelas wulan sedang berjalan ulangan Matematika. Setelah merasa lega, Wulan berniat untuk segera kembali ke kelasnya. Namun, pintu kamar mandi yang ia gunakan tiba-tiba susah untuk dibuka.

Beberapa kali ia masih mencoba membuka pintu tersebut, hasilnya tetap sama, tidak bergerak dari tempatnya. Lalu Wulan ingat kenapa tidak menelepon teman, namun lagi-lagi ia lupa sebelum ulangan Matematika berjalan, seluruh handphone telah dikumpulkan di depan kelas. Hingga cara paling mujarab adalah berteriak.

"Toloong! Toloong !!

Roman yang sudah terfokus kembali hormat kepada bendera, kini mendengar seorang tengah meminta tolong dari arah toilet.

ROMAN PICISAN { Revisi }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang