Kamu harus kuat jika ingin menjadi sepertiku, karena kamu harus mengorbankan perasaanmu terlebih dahulu sebelum kamu mendapatkan seluruh perasaannya terhadapmu.
~*~
Sekolah mengadakan camping. Pagi ini angkot jarang terlihat, sekali terlihat pasti penuh. Roman sesekali berdecak kesal karena jam yang ada di tangannya terus membuat perasaannya tak tenang. Ia takut telat jika menunggu angkot datang.
Hingga sebuah mobil berhenti di hadapannya. Bersamaan dengan kaca depan yang memperlihatkan wajah Om Andhika, "Eh, ROMPIS?" Roman hanya bisa menghela nafas kasar karena di depannya sudah ada Om Andhika yang juga sedang mengamatinya. "Pagi, Om," sapa Roman ramah.
"Selamat pagi," jawab Andhika, "Pagi ini kamu beruntung Wulan mengajak kamu berangkat bareng, ayo masuk!"
"Makasih, Om," Jawab Roman lalu berjalan ke pintu belakang mobil Wulan.
Selama perjalanan suasana cukup canggung, beberapa nasehat diberikan Andhika kepada Roman agar ia dan kawan-kawannya tidak jahil selama di perkemahan. Setelah sampai sekolah, mereka langsung naik ke bus yang telah disiapkan.
Sudah lama Roman tidak merasakan bepergian dengan bus. Suasananya sangat berbeda seperti saat berada di mobil Wulan tadi pagi. Semua tampak senang, bahkan mereka sempat menyanyikan beberapa lagu untuk mencairkan suasana.
"Sekarang kalian akan dibagi beberapa kelompok, sengaja kami mengacak kelasnya supaya kalian dapat berbaur.. Disini kita harus mengutamakan kebersamaan, siapapun tim kalian.. Mengerti?" jelas Bu Indah.
"Mengerti bu."
Pak Umar-pun membagi selebaran yang berisi nama-nama kelompok. "Gua sekelompok sama Gavin, Carlo, Samuel? Aduuh, kenapa harus sama dia sih?" Devon mengumumkan kelompoknya.
"Heh! Siapa juga yang mau sekelompok sama lo?" ucap Sam sambil mendekati Devon dengan amarah lalu Darren dan Bobby mencoba menahan Sam untuk mendekati Devon.
"Eh, lo jangan mulai dong! Udah, Von.. Udah.." ucap Rey melerai Devon dan Sam.
"Gue sekelompok sama Boby, Darren, Rey.." ucap Roman sambil membaca kertas miliknya.
"Yah, satu kelompok sama anak buahnya curut, lagi'?" ucap Boby.
"Yee, slow aja kali.." balas Rey santai.
"Gapapa, bob.. Biarin aja, kita itu harus berusaha hidup berdamai.. Biar nanti kita kasih treatment²" alis Darren naik-turun mengisyaratkan satu rencana yang akan mereka berikan pada Rey. Namun, Rey tetap cuek dengan kalimat Darren barusan.
"Yah, jangan gitu.. Mending kita bina aja!" Sanggah Bobby.
"Bina apaan tuh?" tanya Darren.
"Bina-sakan!" jawab Bobby lalu menimbulkan tawa teman yang mendengarnya, termasuk Roman. Hahaha..
"Yas, kita satu kelompok!" ucap Wulan senang.
"Yes! Dua lagi siapa?" tanya Yasmin balik pada Wulan.
"Gina sama Sukasih!" jawab Yasmin. Lalu Sisi menerobos seluruh siswa yang ada di hadapannya untuk mendekati Yasmin dan Wulan.
"Hei, Sisi ajah.. Bukan Sukasih," protes Sisi sambil cengengesan sama Wulan dan Yasmin.
"Iya Sisi" jawab Yasmin dan Wulan kompak.
"Gue sekelompok sama Tika, Susan, Karin.. Bagus deh, gue nggak sekelompok sama Wulan.." sindir Bella.
⚜️⚜️⚜️
"Weiitts, kayanya tenda kita jadi duluan nih, guys!" ucap Darren sambil membenarkan tenda yang hampir selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMAN PICISAN { Revisi }
Fanfiction{I'll be back for you} Penulis scenario ; Dona Rosamayna Layar Drama RCTI 2017