82. Luka Lama dan Luka Baru

6.4K 526 28
                                    

Arsya POV

Aku mematung, melihat seseorang yang selama ini menghilang. "Arsya, tunggu. Aku bisa jelasin." Aku diam, tidak beranjak dari posisiku sebelumnya.

Di depan Graha Sabha Permana kami berdiri saling berhadapan. Kilatan luka masa lalu kembali terbuka. "Sya, aku bisa jelasin kenapa dulu aku pergi." Aku masih membisu, enggan untuk menjawab.

Dia semakin maju, mengambil tanganku. Aku hanya diam, lebih tepatnya aku seperti patung.

Kenapa Tuhan harus mempertemukan aku dengannya.

Mata kami bertemu dan saling beradu, dulu mata ini rasanya ingin selalu ku tatap di setiap waktunya. Tubuh ini dulu ingin selalu ke peluk di setiap dingin yang menembus.

Tapi kini, kilatan benci dari tatapan ku jelas membuatnya menangis. Aku melihat air matanya menggenang di pelupuk matanya. Dia yang dulu aku perjuangkan, meninggalkanku tanpa alasan yang jelas. Dia yang dulu selalu ku cintai. Pergi, meninggalkan sejuta luka yang begitu pedih untukku.

Karina Anastasia, perempuan yang dulu selalu membuatku jatuh cinta akan semua pesonanya. Dia yang membuatku berfikir tak menentu, berusaha ada di setiap Kesibukanku menjalani kuliah S1 di sini.

Hingga tanpa alasan yang jelas, dia pergi. Dan kini, dia kembali. Mengacak pertahanan hatiku yang sudah ku bangun kokoh. Aku terlalu rapuh akan hal yang bernama cinta.

Di dalam sana, suara merdu perempuan cantik mengalun. Menimbulkan air mata, bagi siapapun yang mendengarnya. Savanya Sabina, memang bukan lulusan terbaik di wisuda ini. Tapi dia, peraih IPK tertinggi di Fakultas Ekonomi Bisnis.

Dia juga mampu memporak porandakan pintu hatiku yang sudah lama mati. Hanya dengan senyum di setiap bimbingan, dia begitu memikat hati. Menimbulkan rasa aneh yang selalu Berdesir di dalam hatiku.

"Arsya, Plis jawab aku. Aku masih sayang sama kamu." Sayang katanya, lalu maksud dari kepergiannya apa.

"Lima menit mulai dari sekarang." Dia menghela nafasnya.

"Papa sakit dan ingin aku menikah dengan anak dari sahabatnya. Papa bilang itu permintaan terakhirnya. Aku bingung nggak tahu harus ambil jalan apa. Papa selalu kekang aku dari awal. Aku tahu aku salah, udah pergi tanpa alasan ninggalin kamu. Aku masih sayang kamu Sya."

"Lalu kamu sudah menikah?" Ia menggeleng.

"Dia selingkuh, dan pergi di hari pernikahan kita. Mungkin ini karma untuk aku karena ninggalin kamu. Tapi Sya. Bantu aku untuk meyakinkan papa, aku punya pilihan sendiri atas hidup aku." Aku menggeleng.

"Maaf, rasanya pintu hatiku sudah tertutup rapat buat kamu. Ada hati lain yang sedang saya perjuangkan. Saya hargai perjuangan kamu untuk menjelaskan alasan kenapa kamu pergi. Tapi maaf, rasanya sangat mustahil untuk kita kembali seperti dulu. Saya tidak ingin jatuh dan terpuruk untuk kedua kalinya. Saya tidak ingin terluka lebih dalam lagi karena ini. Cukup saya terpuruk bertahun-tahun. Sekarang saya harus bangkit lagi. Membuka lembaran baru bersama orang baru. Saya yakin dan percaya, Tuhan selalu adil dalam segalanya. Kamu cantik dan masih muda. Banyak laki-laki baik yang pantas untuk kamu perjuangkan. Bukan seperti saya, kalaupun saya ingin berjuang. Sudah dari dulu saya akan memperjuangkan kamu."

"Arsya aku mohon." Wajahnya begitu memelas.

"Permisi, saya masih banyak urusan." Dia malah menarik tanganku dan memeluk tubuhku. Hangat masih sama seperti dulu. Tapi sayangnya aku tidak bergetar seperti dulu.

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang