14. Magelang Punya Cerita

8.7K 535 16
                                    

Aksa POV

Magelang menjadi kota favoritku sekarang. Disini aku banyak bertemu dengan teman seperjuanganku. Sudah dua tahun lebih, hampir tiga tahun kami menghabiskan waktu menimba ilmu di sini. Dari mental seorang sipil di gembleng menjadi seorang militer.

Jauh dari keluarga sudah biasa, tapi bahagianya di sini bisa bertemu dengan banyak keluarga baru dari Sabang sampai Merauke. Seperti sekarang ini, aku bersama lima temanku tersebut tengah pesiar.

Lumayan bisa menghubungi Mama dan Papa di Jogja. Sudah dua bulan aku tidak pulang ke Jogja. Selain kesibukan di akademi memang sampai saat ini kami belum mendapatkan IB.

Tetapi di setiap kesempatan Mama setiap weekend atau pesiar selalu menyempatkan waktu untuk sekedar makan bersama. Di waktu terakhir, Mama menemui ku bersama Tante Kanya.

Membahas tentang Tante Kanya, aku jadi teringat Bina. Semenjak kejadian memilukan itu aku sama sekali belum menghubunginya. Dari cerita Mama, Bina kini berubah. Menjadi seorang yang pendiam dan tidak peduli sekitar.

Badannya lebih kurus, makannya pun tak teratur. Yang ada hanya menangis dan mengurung diri di kamar. Bahkan Om Arya yang biasanya mengendalikan Bina, kali ini tidak bisa.

Bina menjadi seorang robot berjalan. Bangun tidur kuliah pulang masuk kamar dan tidak keluar sampai pagi menyapa. Begitu terus setiap harinya.

Mungkin di lain kesempatan aku akan bicara dan menemuinya. Kembali lagi ke pesiarku hari ini. Kini aku ada di salah satu rumah dinas tentara. Aku di rumah Rifqi,pemuda asli Bandung yang kini tinggal mengikuti orang tuanya yang tugas di Magelang. Walaupun sama-sama di Magelang, Rifqi tidak selalu bisa bertemu dengan ayahnya.

Seringkali waktu pesiar hanya ia habiskan untuk menemani ibunya karena sang Ayah harus tugas keluar. Begitulah resikonya, tapi sejauh ini aku lihat dia biasa saja menghadapinya.

"Ayo silahkan diminum atuh" suara itu begitu lembut dengan logat sundanya.

"Siap, terima kasih Tante atas jamuannya" jawab Ersa dengan sopan.

"Tumben sekali, kalian teh kesini. Tidak ka Artos ketemu awewe geulis?"

"Ersa teh pacarnya di Jakarta Bu." Jawab Rifqi yang dibalas anggukan.

"Kalau Aksa, juga di Jakarta pacarnya?" Tanya ibu.

Semua yang ada di ruang tamu menahan tawanya. Terutama Abed yang sering usil padaku.

"Siap, tidak punya pacar saya Bu" jawabku dengan tegas.

"Hahahaha" tawa di ruang tamu tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, GGJ dong ya kamu Nak?" Alis kami saling bertautan.

"GGJ teh naon Bu?" Tanya Rifqi pada sang ibu.

"Ganteng-ganteng jomblo" jawab ibu yang langsung bangkit dan pamit menuju dapur. Sedangkan kami, lebih tepatnya mereka kembali tertawa terbahak-bahak.

✨✨✨

"Sa, antar aku ke konter hp di depan lah." Ersa mengajakku.

"Hmm" gumam ku sambil beranjak.

"Mau beli apa?" Tanyaku.

"Beli paket, aku nggak bisa mobile legend ini." Ucapnya dengan raut wajah kecewa.

"Ya udah ayo, dari pada saya di bully di sini. Siapa tahu di luar ketemu gadis Magelang" jawabku bergurau yang langsung mendapat lemparan bantal.

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang