20. Stetoskop Hati

8.3K 552 27
                                    


Bina POV

Kabut masih menutupi jalanan, mobilku sudah bergerak menjauhi kota Jogja. Hari ini aku akan menghabiskan sisa IB Kak Aksa di Magelang.

Aku tak sendiri, ada Tante Ningrum dan Om Andra yang menemani kami. Tujuan pertama adalah melihat matahari terbit dari Borobudur.

Selama aku tinggal di jogja bisa di bilang ini kali pertama untukku. Biasnya aku hanya akan menghabiskan weekend di Jogja.

Kak Aksa memilih kembali tidur, bahuku kini menjadi bantal untuknya. Kata Tante Ningrum sepulang dari rumahku semalam Kak Aksa tidak bisa tidur.

Sampai di Borobudur sudah banyak wisatawan asing yang sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di Borobudur sudah banyak wisatawan asing yang sampai. Kak Aksa menggeliat "sudah sampai ya?" Tanyanya.

"Makanya Bang, jangan tidur terus." Kak Aksa hanya tersenyum.

Kami menuju loket dan langsung naik ke atas. "Hah capek banget Kak" kataku.

Tante Ningrum sudah berfoto ria dengan Om Andre. Begitulah keharmonisan mereka. Aku memilih duduk di di bawah stupa.

Menunggu matahari terbit, warna jingganya sudah terlihat samar. Begitu indah. Bentang alam pegunungan Menoreh Kulon Progo. Gunung Merapi dan Merbabu juga terlihat.

Sungguh indah Tuhan ciptaanmu. "Nanti saya pulang ke Akmil jam delapan malam. Tetapi ada acara bersama anak-anak di rumah Rifqi" katanya.

"Setelah ini kita cari sarapan dan ke rumah Rifqi ya" katanya lagi. Aku gaya mengangguk. Seperti ada perasaan tidak rela saat aku harus melepasnya kembali.

"Jangan cemberut. Nanti saya tambah cinta sama kamu" ucapnya semakin ngawur.

"Pepet terus bang,pepet." Suara tante Ningrum yang ada di sebelah ku membuat ingin tertawa.

"Nanti nggak bisa main lagi dong" Ucapku penuh kecewa.

"Nanti setiap saya dapat IB pasti saya akan pulang ke Jogja. Atau kalau saya dapat pesiar kamu bisa main ke Magelang. Sudah berani sampai sana kan? " aku mengangguk.

✨✨✨

Saat ini kami berempat sudah di depan pos masuk ke dalam rumah dinas TNI. Rumah-rumah berjajar rapi,dengan bentuk yang sama dan warna yang sama.

"Besok kalau mbak nikah sama abang, tinggal di asrama juga kaya gini loh" Tante Ningrum yang ada di kursi depan membuat pipiku memerah.

"Apa sih tante, masih lama juga." Ucapku malu-malu.

Sesampainya di depan salah satu rumah kami segera turun. Kami di sambut oleh perempuan seusia Tante Ningrum.

"Mari masuk Dek, lama pisan ya nggak main kesini. Ini teh saha?" Ibu itu mendekatiku. Aku menjabat tangannya sopan.

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang