30. Luka Lagi

7.2K 504 9
                                    

Sabina POV

Akhirnya hari ini Kak Aksa bisa kembali ke akademinya setelah beberapa hari di rawat. Mata kami masih sembab, terutama aku. Begitu berat memang melepasnya pendidikan. Tapi aku harus ikhlas, toh seminggu lagi kita akan kembali bertemu.

Setelah memantapkan hatiku untuk memilihnya. Kini aku lebih berani untuk bertindak. Setidaknya aku sudah tidak malu-malu lagi dalam memberinya perhatian.

Aku menyandarkan punggungku yang terasa pegal di kursi. Tante Ningrum sudah terlebih dulu masuk ke alam mimpinya. Aku jadi canggung sendiri saat hanya ada aku dan Om Andra yang memiliki genap nyawa.

Om Andra sedang fokus menyetir, wajah lelahnya begitu terlihat. Kalau di perhatikan dengan seksama. Wajah Kak Aksa begitu mirip. Bisa di bilang duplikat seperti itu.

Ponselku bergetar, aku membukanya. Dan ternyata chat dari grup yang berisikan kedua sahabatku.

Aya
Yang dari Magelang oleh2nya.

Salma
Nitip rindu dari Salma untuk Bang Bayu sis plizzzzzz

Aya
Bina ketiduran di bahu mertua kali sal.

Anda
Aku udah sampai boplaz 😬

Aya
CUS kampus sekarang aja Bin. Prof Edhie ngadain kelas besar pengganti mendadak.
Send a picture

Aku langsung melotot saat melihat foto yang di kirim Aya barusan. Aku langsung menegakkan badan dan berbicara ke Om Andre.

"Om, Bina turun di kampus ya. Ada kuliah mendadak." Om Andre menoleh

"Emang Bina bawa buku" benar sekali, tapi aku membawa binder.

"Bawa kok Om, Nggakpapa kan kalau muter lagi." Aku merasa tidak enak. Karena kami sudah sampai di ujung barat.

"Nggakpapa. Bangunin Mama kamu tuh." Aku meringis, tidak tega. Dari kemarin Tante Ningrum tidak tidur nyenyak

Akhirnya aku sampai di kampus tepat waktu. Setelah turun dari mobil aku mematung. Di depanku ada Beby, anak dari mantan istri Papa.

"Jangan mimpi untuk dapetin Angkasa" aku diam.

"Kamu itu pembunuh, kamu yang penyebab dokter Araf kecelakaan. Kamu seorang pembunuh" suaranya begitu tajam menusuk di gendang telingaku.

Keringat sudah mengucur di pelipis. Dia mendorong ku dan berlalu pergi. Untuk apa dia kembali kesini. Bukannya dia sudah di tendang jauh.

Kata-katanya masih begitu jelas terdengar. Aku berlari menuju toilet, Mas Araf, aku yang bunuh kamu mas. Aku jahat, aku pembunuh.

✨✨✨

Aya POV

Aku baru saja dari parkiran mengambil jurnal yang tertinggal di mobil. Dari kejauhan aku melihat Biba bersama perempuan seusia kami. Wajahnya cantik tapi terlihat sombong.

Aku buru-buru mendekati mereka, tetapi langkahku kurang cepat. Wanita itu lebih dulu pergi. Dan Bina berlari menutup wajahnya.

Aku yakin, dia pasti menangis. Aku segera mengejarnya. Ia berlari ke kamar mandi. Aku menggedor setiap pintu dan memanggil namanya.

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang