Sajak Untuk Narangga

4K 287 34
                                    

Hari ini cukup melegakan untuk aku bisa menulis ini untukmu Ngga....

Kenapa aku menulis di sini....

Karena ada banyak alasan...

Pertama, aku tidak yakin kamu akan membaca jika ku tulis di cerita lain....

Yang ke dua, aku ingin mereka tahu. Hebatnya seorang Narangga. Seorang yang penuh cinta seperti Angkasa Yudha...

Aku tahu. Kalau kamu membaca ini...

Kamu akan tersenyum, sama sepertiku...

Menghayati setiap bait cerita indah kita..

Hari ini....
Kali pertama dengan mudah aku bisa mengikhl askan....

Teruntuk Narangga....
Yang tidak pernah mau ku panggil Mas, ataupun Kak...

Katamu, Angga akan lebih romantis di dengar daripada Mas atau Kak.

Terimakasih untuk pelajaran hidup yang kamu ajarkan untuk aku.
Aku akan selalu ingat, saat dimana Magelang mempertemukan kita....

Di mana kita pertama bertemu, aku masih memakai seragam merah hitam. Sama seperti rombongan yang lain.

Kamu memakai baju Coklat yang begitu membentuk tubuhmu..

Saat itu, aku berfikir. "Sok banget, pakai lihatin ototnya"

Saat itu, aku tidak tahu apa pekerjaanmu, atau bahkan istilah untuk menyebut mu...

Tapi otakku bekerja cepat, aku menyebutmu dalam hati, manusia tipis. Iya, tubumu tipis sekali.

Dan di antara ratusan manusia di situ...

Akhirnya kita bertemu, Tuhan memepertemukan kita, karena kecerobohan yang kulakukan...

Kamu tentu ingat dengan berlembar-lembar makalah tentang Pangeran Diponegoro yang ku buat bersama timku. Berserakan saat aku tersandung batu.

Kamu sudah membaca lembar pertamanya...

"Tiya" panggil mu waktu itu...

Aku tidak begitu suka saat orang Memanggilku Tiya, asing menurutku..

Saat itu aku hanya tersenyum dan meninggalkanmu begitu saja. Bukan sombong dan ingin seperti sinetron, tapi yang jelas aku sudah gugup dan mulai memikirkanmu saat itu.

Di tempat aku membeli Aqua. Kita kembali bertemu, kamu dengan teman mu sedang bercengkrama. Aku hanya menunduk. Ingin menyapamu tapi ragu.

Sampai kamu menulis sesuatu di kertas dan memberikannya untukku.

Saat itu juga aku berfikir, aku sedang menjadi peran utama seperti Salma pada novel Dear Nathan. Atau Karra yang mendapat surat pada novel Dealova.

"Aku tahu, matamu tak pernah bohong saat menatapku. Aku Angga, tolong kirim balasan untukku" aku seketika menahan tawa. Saat ada nomor HP mu di situ. Aku tetap diam, tak menyentuhnya.

Aku tetap berfikir, ini memang seperti sinetron.

Kertas itu, masih tetap ku simpan, sampai saat ini.

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang