84. Pesona Indonesia

6.1K 509 23
                                    

Ningrum POV

Malam ini begitu berbeda. Anak semata wayangku sedang tertidur meringkuk di pelukan ku. Hal yang jarang terjadi semenjak ia masuk Akmil.

"Ma, jangan di pandang terus. Saya nggak akan hilang. Tidur, besok biar nggak tertinggal kereta ya." Aku mengangguk. Mengelus rambutnya sayang.

"Nggak nyangka kamu udah besar bang." Aksa berbalik dan memelukku.

"Mama kangen ya?" Aku mengangguk menangis di dadanya.

"Jangan nangis, saya sedih. Aksa kan selalu di sini Ma." Ia menunjuk dadaku. "Cuman Allah sedang ingin kita berjuang Ma. Berjuang menahan rindu. Ternyata, rindu sama mama lebih sakit ya daripada rindu sama Bina." Aku terkekeh sambil menyeka air mataku.

"Mama tuh sering kesedak bang kalau makan. Ingat kamu udah makan apa belum. Kamu makan pakai apa. Sampai mama kirim wa banyak banget. Kamu balas beberapa hari kemudian." Aku sesenggukan lagi.

"Maaf ya Ma, sudah selalu bikin mama khawatir. Aksa nggak akan kenapa-kenapa. Negara akan selalu jamin Aksa kok. Mama cukup selalu bahagia, menanti papa pulang. Dan menjemput Aksa juga saat tugas. Jangan nangis, mama harus jadi mama yang kuat untuk Aksa." Aksa mengusap pipiku lembut.

"Tidur Ma, Aksa sudah ngantuk beneran." Dia meringis. Aku menghitam kepala dan memeluknya. Dia masih Angkasa kecilku.

Aku memejamkan mata, terbang ke alam mimpi bersama angkasa tercinta. Buah cintaku dan Mas Andre.

Hingga subuh menyapa Aksa masih bergelung dengan selimut. Cuaca cukup dingin memang.

"Bang,subuh yuk." Kami bertiga berangkat ke masjid seperti biasa. Minggu pagi ada kajian di masjid dekat komplek kami.

Hingga pagi datang, kami sudah sampai rumah. Bersiap untuk aktivitas seperti biasa. Mas Andre tetap menjaga badan di usianya saat ini. Aku akan memasak, sampai di dapur Aksa sudah terlihat di sana.

"Udah mama duduk. Hari ini biar Aksa jadi anak rumah tangga. Mama balik tidur aja nggak papa." Aku mencubit hidungnya. Mancung sama seperti mas Andre. Wajahnya tidak mirip denganku.

"Yuk, Mending mama ikut papa lari. Biar ga gendut." Aku memukul mas Andre.

"Iya Ma, sana. Nanti jam 8 udah siap semuanyaaaa. Kita jalan-jalan." Aku pun mengalah. Lari pagi dengan mas Andre. Biasanya kita ke car free day Sudirman. Hanya keluar jalan raya sudah sampai.

"Aksa ngajak ke Solo hari ini Ma." Mas Andre berujar.

"Iya, kapan lagi Pa. Mumpung libur, sekalian mama ambil barang kan?" Aku menangguk. Sudah dari  Aksa SMA aku memulai bisnis online shop. Biasanya setiap minggu aku pergi ke solo mengambil barang pesanan. Lebih hemat memang kalau menggunakan kereta. Biasanya Mas Andre yang mengantar di hari minggu.

Selain itu aku sering pergi ke Calla, membantu Bina mengurus Calla. Kasihan ia sendiri, padahal bisnis berdua.

Pukul delapan aku sudah sampai di rumah. "Bang ngapain?" Aku mendapati rumah sudah bersih. Pakaian sudah tergantung di jemuran. Dan lagi, masakan sudah tersaji di meja makan.

"Wow wow wow. Mantap bener Sa, nggak sia-sia sekolah di Akmil ini." Mas Andre memang sering seperti itu.

"Dimakan Ma,Pa. Keburu dingin. Aksa mau mandi. Kita jalan-jalan ke solo hari ini.

✨✨✨

Aksa POV

Berdiri sudah hal biasa untukku. Tapi hari ini, aku berdiri dari Jogja sampai Klaten. Mantap sudah, mama bermain HP di kursi sampingku bersama papa. Hari ini ingin bersama mama dan papa menikmati gaji  yang baru saja turun. Alhamdulillah, nikmat mana lagi yang kau dusta kan.

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang