5. Efek Hubungan Jarak Jauh

9.5K 561 1
                                    

Ini sudah hari kedua tanpa Kak Araf, sudah biasa kalau hanya tidak bertemu. Tetapi kali ini berbeda, sudah dua hari pula ia hilang tanpa kabar. Terakhir ia memberi tau kalau Ibunya masuk rumah sakit.

Ingin rasanya aku menyusul ke Surabaya, setelah drama panjang mikir dan mikir aku memutuskan untuk serius dengan hubungan ini. Hidup dengan Kak Araf tidak terlalu buruk. Bahagia dijamin, selama ini aku begitu bahagia di dekatnya. Untuk materil, selama ini pula setiap kami jalan dan makan, aku tidak kehilangan sepeserpun. Tentang cinta, jangan ditanya. Selama ini berjuta-juta limpahan kasih sayang yang ia curahkan untukku. Perhatian-perhatian kecil yang mampu membuat lekukan senyumku terbit.

Kalau kata Salma, menikah muda juga bukan suatu hal yang aneh sekarang. Yang pasti menunggu satu tahun tidak masalah menurutku. Dan aku yakin Kak Araf setuju akan hal itu.

Sepulang dari Bandara beberapa hari yang lalu membuatku berfikir keras. Dan aku sudah memiliki pilihan atas keputusan ini.

Di Minggu pagi ini aku begitu malas untuk beranjak dari kasur. Salma si anak kota sudah spam chat dari jam enam tadi. Ia memintaku untuk menemani menjemput sang kekasih hati karena mobilnya di bengkel

Tetapi momen ini kami manfaatkan untuk memberi surprise untuk Salma. Jadi kemarin Aya sudah mencuri nomor pacarnya. Dan pas hari ini dia bisa keluar dari kampusnya.

Aku menyuruh Salma untuk naik ojek online ke rumahku. Efek dari LDR dengan Kak Araf memang begitu terasa. Moodku hancur tak beraturan seperti struk belanja di mini market.

Salma membawa mobilku dengan sangat hati-hati. Aku tertidur di sepanjang jalan rumahku menuju Jombor. Pacar Salma seorang Taruna Akmil Magelang, entah tingkat berapa aku tidak pernah bertanya. Katanya sih senior sewaktu SMA.

✨✨✨

Kini kami tengah duduk di salah satu cafe di daerah Tugu. Tempat yang unik menjadi daya tarik dari cafe ini. Aku dan Aya memilih duduk di pojok terpisah dari pasangan dua sejoli itu.

Aya fokus dengan laptop di depannya, ia begitu asyik menonton drama Korea. Drama ini sudah tayang setahun yang lalu, cerita tenang seorang dokter.

"Bin bin" ucapnya sambil menggoyang-goyangkan badanku.

"Hmmmmm" aku masih dengan posisi yang sama. Menyembunyikan wajah di lekukan tangan.

"Gila ini mah, aku mau kalau punya pacar dokter. Bayangin Mas mu kaya gini deh Bin" ucapnya tanpa menoleh ke arahku.

"Ya ampun. Gantengan juga Masku Ay. Udah ah kamu nonton gih, aku mau lanjut tidur." Kataku sambil mengecek ponsel. Siapa tau ada pesan dari Kak Araf, nyatanya nihil.

Aku kembali mengirim pesan ke sekian kalinya.

Anda
Mas, Ibu gimana kondisinya.
Aku lagi nemenin Salma ketemuan nih
Send a picture

Aku kembali masukan handphone ke dalam tas. Malas sekali hari ini rasanya, aku memilih membuka akun media sosialku. Aku harus lebih berani untuk menerima dan berdamai di masa lalu. 

Yang pertama aku memfollow akun Kak Araf, saat ku stalking senyumku mengembang. Disana penuh dengan foto-foto kami. Bahkan mulai dari fotoku saat SMA. Perjalanan panjang yang sudah kita lewati. Sebentar lagi akan menjadi kisah indah yang semakin nyata.

Selanjutnya akun Mita yang menjadi sasaran. Wagilasih fotonya keren banget, semacam foto-foto traveler. Fotonya lebih didominasi dengan foto bangunan di Jerman. Ada juga beberapa foto Mita dan pacarnya yang sekarang di Akpol. Mungkin masih tingkat dua, mereka terlihat sangat serasi. Mita yang cantiknya badai. Dan Vando juga not bad lah, badan kekar dan seragam yang melekat memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian wanita.

Aku iseng kembali ke akun Kak Araf. Mengirimkan DM, siapa tau di balas kalau di sini.

Sabinasav
Huhuhu mas knpa nggak ada kabar:((((

Bisa dibilang aku seperti orang gila saat ini, bagaimana tidak? Rambutku sudah acak-acakan karena kugaruk tiada henti. Mata seperti panda tidak bisa tidur.

"Udahlah, turuo disik Bin. Tak gugah nek wes arep bali"  aku mengangguk dan kembali tidur. Lebih tepatnya bukan tidur, tapi hanya memejamkan mata.

Setidaknya aku akan lega ketika Kak Araf membalas satu pesanku saja. Aku khawatir terjadi sesuatu dengan ibunya. Meskipun aku tahu, ibunya tidak suka denganku. Karena menurutnya aku bukan gadis pintar yang bisa masuk ke jurusan kedokteran. Dan aku bukan gadis berjilbab yang mampu menjaga auratnya.

Tentang berjilbab, itu harus sesuai dengan hati kita. Jujur aku belum siap betul untuk memakainya. Lebih baik menyiapkan diri sendiri dulu.

"Ay, pindah yuk. Dari tadi kita disini terus." Aku sedikit berbisik pada Aya. Takut-takut kalau ada yang dengar kan malu. 

"Iya deh, bosen juga dari tadi. Kemana tapi Sab" Aya menutup laptopnya dan menatapku.

"Tanya dua sejoli itu coba" kami menghampiri Salma dan Bayu.

"Salma, pindah yuk udah dari tadi juga" ucap Aya

"Iya yuk, cari makan lagi? Atau mau kemana? " Tanya Salma sambil mengambil tasnya

"Jalan aja dulu deh. Nanti juga sampai" kataku menengahi

Salma begitu menikmati hari ini, ia tak henti-hentinya tersenyum. LDR seperti Salma itu sangat berat. Bagaimana tidak, ia sering tidak di beri kabar karena tidak boleh menggunakan handphone. Bahkan untuk bertemu juga jarang sekali, jadi memang mereka memanfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya. Karena nanti mereka akan berpisah lagi untuk menjalani kehidupan yang sebenarnya.

"Kak Bayu betah ya LDR terus?" Tanya Aya tiba-tiba.

"Ya mau gimana, harus di betah-betahin. Dinikmati aja nanti juga terbiasa" jawabnya

"Kalau aku sih udah takut dan parnoan kalau LDR" ucap Ayu lagi.

"Haha mungkin karena belum terbiasa" ucap Bayu ketika kami berhenti di lampu merah.

"Iya sih. Kehidupan disana gimana Kak?" tanya Ayu penasaran lagi. Aku dan Salma hanya diam dan mendengarkan obrolan mereka.

"Enak-enak saja kok. Bisa dapat saudara dari Sabang sampai Merauke. Disana bener-bener harus disiplin juga. Jadi molor ngaret dan telat itu nggak ada di kamus kita."

"Kok jadi pengen punya pacar Taruna sih" Salma langsung tersedak air mineral mendengar penuturan Aya

"Saya punya teman jomblo, dia ganteng untuk standar laki-laki. Mau saya comblangin?" Tanya Bayu pada Ayu yang dibalas dengan gelengan.

Akhirnya tujuan kami ke Malioboro Mall, menghabiskan sisa-sisa waktu dengan ngobrol di temani mango float. Cerita kehidupan taruna yang dialami Bayu mengingatkan ku pada seseorang dimasa lampau.

Masa lampau  yang teramat indah untuk dikenang. Kini ia sudah ku simpan rapih ditempat tersendiri di hatiku. Jika nantinya memang kami akan dipertemukan kembali. Aku akan memberitahu dia, bahwa mencintai dalam diam itu menyakitkan.

Hari ini efek hubungan jarak jauh antara aku dan Salma sangat dahsyat. Tapi sayangnya bahagia untuk Salma. Dan sedih untukku, ah bukan sedih hanya resah.

✨✨✨

Siapa nih yang LDR kaya Salma?
Atau LDR kaya Bina, yang baru dua hari udah mewek?

Agak absurd ini ya ceritanya

Jangan lupa vote dan komen ya teman2

Terimakasih sudah membaca

With love
Manman 💕

Silent Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang