molto & rokok

2.6K 422 62
                                    

Ryujin ditemani Lia datang ke kelas Hyunjin untuk mengembalikan jaket yang kemarin dipinjamkan Hyunjin padanya.

"Taiii!!"

Ryujin terkejut, belum juga ia masuk kelas tapi sudah disambut dengan 'tai'.

"Santuyyy lur santuy," ucap Ryujin begitu mengetahui siapa yang hendak keluar dari kelas.

"Eh Ryujin, sorry sorry gak maksut," ucap Chaeyoung tak enak hati. Salahkan Sunwoo yang membuat emosinya memuncak.

"Santuy, btw Hyunjin ada?"

Mendengar kata Hyunjin, Chaeyoung jadi sebal lagi, karena tadi Hyunjin duduk di sebelah Sunwoo.

"Ada tuh di kelas, mau ngasih dispen basket ya?" Tanya Chaeyoung.

"Gak kok, gue masuk duluan."

"Oke."

Chaeyoung lalu keluar kelas seperti tujuannya tadi dan Ryujin memasuki kelas yang di ikuti oleh Lia.

Dari pintu juga sudah kelihatan dimana seorang Hwang Hyunjin duduk, jadi Ryujin langsung menuju meja Hyunjin yang berada di tengah tengah kelas.

"Nih."

Ryujin meletakan tote bag berukuran kecil di meja. Hyunjin dan Sunwoo yang mulanya ketwa ketiwi karena Chaeyoung tadi menjadi berhenti.

"Loh kapan masuknya?" Tanya Hyunjin.

"Barusan," jawab Ryujin singkat.

"Ini apaan?" Tanya Hyunjin sambil menunjuk totebag diatas mejanya.

"Jaket lo kemaren. Udah ya, gue cabut."

Belum sempat Ryujin berbalik tangannya di cekal oleh Hyunjin.

"Wadoww gas kan lurrr!!" Ledek Sunwoo yang duduk disebelah Hyunjin.

"Apalagi?"

"Gue mau mastiin ini bener dicuci apa cuma di semprot parfum."

"Udah gue cuci anjing!!"

"Bentar dong," Hyunjin lalu melepaskan tangan Ryujin yang tadi ia tahan.

Hyunjin lalu membuka tote bag tadi dan mengeluarkan jaketnya, ia merentangkan jaketnya di udara dan membolak baliknya dan yang terakhir ia mengendus bau jaket tadi.

"Gak percayaan amat," ujar Ryujin.

"Oke udah bersih, udah bau molto," ucap Hyunjin sambil mengacungkan jempol.

"Hemm, gue cabut," pamit Ryujin dan menarik Lia yang sedaritadi diam di sampingnya.

_____

Gadis dengan rambut panjang sepunggung itu tengah duduk di kursi dekat gudang sekolah, tanganya membawa lintingan berwarna putih yang tinggal setengah.

Yeji, nama gadis itu, tengah menyesap putungan rokok yang ketiga.

Hatinya tengah kalut, jadi ia memutuskan untuk membolos disini sendirian, tanpa mengajak Ryujin atau siapapun.

Gadis itu menatap pagar tembok usang di depanya dengan tatapan kosong. Pikiranya melayang entah kemana.

"HOI!!"

Yeji terlonjak kaget karena seseorang yang mengagetkannya dari samping. Ia tersedak asap rokoknya sendiri dan terbatuk batuk. Orang di depanya malah tertawa melihat itu.

Melihat siapa yang datang segera Yeji mematikan rokok tersebut dengan menginjaknya.

"Ngapain?"

"Gue tadi nyari lo kekelas, tapi Nakyung bilang lo keluar, trus gue kesini," jelas gadis bernama Ryujin itu. "Lo ada masalah?" Tanyanya.

"Gak ada, cuman ya.. biasa."

Ryujin mengangguk paham, ia sudah paham apa yang dimaksut Yeji dengan 'biasa'.

Ryujin tahu bahwa gadis di sebelahnya ini masih belum menerima istri ayahnya. Padahal menurut Ryujin, ibu tiri Yeji sangat baik, lemah lembut, dan cantik tentu saja.

"Balik kelas ayok," ajak Yeji setelah menyemprotkan parfum di tubuhnya.

"Sekarang? Gue baru sampe loh."

"Alah bacot," ucap Yeji lalu berjalan meninggalkan Ryujin yang masih duduk.

___

Ini Lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Lia

waveringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang