Belum sempat Ryujin berbalik tangannya di cekal oleh Hyunjin.
"Wadoww gas kan lurrr!!" Ledek Sunwoo yang duduk disebelah Hyunjin.
"Apalagi?"
"Gue mau mastiin ini bener dicuci apa cuma di semprot parfum."
"Udah gue cuci anjing!!"
"Bentar dong," Hyunjin lalu melepaskan tangan Ryujin yang tadi ia tahan.
Hyunjin lalu membuka tote bag tadi dan mengeluarkan jaketnya, ia merentangkan jaketnya di udara dan membolak baliknya dan yang terakhir ia mengendus bau jaket tadi.
"Hemm, gue cabut," pamit Ryujin dan menarik Lia yang sedaritadi diam di sampingnya.
_____
Gadis dengan rambut panjang sepunggung itu tengah duduk di kursi dekat gudang sekolah, tanganya membawa lintingan berwarna putih yang tinggal setengah.
Yeji, nama gadis itu, tengah menyesap putungan rokok yang ketiga.
Hatinya tengah kalut, jadi ia memutuskan untuk membolos disini sendirian, tanpa mengajak Ryujin atau siapapun.
Gadis itu menatap pagar tembok usang di depanya dengan tatapan kosong. Pikiranya melayang entah kemana.
"HOI!!"
Yeji terlonjak kaget karena seseorang yang mengagetkannya dari samping. Ia tersedak asap rokoknya sendiri dan terbatuk batuk. Orang di depanya malah tertawa melihat itu.
Melihat siapa yang datang segera Yeji mematikan rokok tersebut dengan menginjaknya.
"Ngapain?"
"Gue tadi nyari lo kekelas, tapi Nakyung bilang lo keluar, trus gue kesini," jelas gadis bernama Ryujin itu. "Lo ada masalah?" Tanyanya.
"Gak ada, cuman ya.. biasa."
Ryujin mengangguk paham, ia sudah paham apa yang dimaksut Yeji dengan 'biasa'.
Ryujin tahu bahwa gadis di sebelahnya ini masih belum menerima istri ayahnya. Padahal menurut Ryujin, ibu tiri Yeji sangat baik, lemah lembut, dan cantik tentu saja.
"Balik kelas ayok," ajak Yeji setelah menyemprotkan parfum di tubuhnya.
"Sekarang? Gue baru sampe loh."
"Alah bacot," ucap Yeji lalu berjalan meninggalkan Ryujin yang masih duduk.
___
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.