perkenalan resmi mereka

2.5K 406 46
                                    

Minggu pagi.

Hari dimana semua orang bisa tidur sampai jam 10 pagi tanpa beban bekerja ataupun belajar.

Hyunjin salah satunya.

Saat ini ia masih tergeletak di karpet ruang tamu karena ketiduran menonton film tadi malam.

Jangan lupakan Eunbi yang juga tergeleletak, tapi bedanya ia berada di sofa dengan posisi tengkurap.

Hanya Bona yang sudah bangun, itu pun karena ia haus dan ia masih mengumpulkan nyawanya sambil bertopang dagu di meja makan.

Bona mengambil Hp di depanya setelah merasa sadar sepenuhnya.

"Setengah sebelas," guman-nya pelan.

Ia lalu beranjak menuju dapur, membuat teh panas untuk dinikmati dirinya sendiri. Saat ia akan memasukan gula dalam cangkir tiba tiba ada yang memeluk lehernya dari belakang.

"Pagi Bunda."

"Loh adek udah bangun?"

"Udah lah, buktinya ini lagi meluk bunda," Jawab Hyunjin dengan mata yang masih berat untuk di buka.

Bona menggetok kepala anak laki lakinya itu dengan sendok. Hyunjin lalu pura pura mengerucutkan bibirnya dan mengelus elus kepalanya sendiri.

"Gak usah mayun mayun, malu sama badan."

Bona lalu melepaskan tangan Hyunjin dari lehernya dan membawa cangkir teh itu ke meja makan. Sementara Hyunjin, ia mengikuti apa yang dilakukan bundanya itu.

"Bun, nanti Hyunjin mau ke studio," ucap Hyunjin sambil membuka kaleng biskuit di depanya.

"Mau foto?"

"Bukan studio poto, tapi dance."

"Lagian kamu bilangnya gak lengkap," balas Bona tidak mau kalah.

"Boleh gak nih?" Tanya Hyunjin untuk memastikan.

"Kalo Bunda bilang gak boleh paling kamu juga tetep pergi," sakras Bona, "loh tapi bukanya bulan depan ada turnament dek?"

"Iya sih, tapi tiga minggu lagi ada lomba dance juga," ucap Hyunjin sambil mengusap belakang kepalanya. Ia tahu Bona akan menceramahinya lagi karena ia terlalu aktif di kegiatan luar pelajaran.

"Jangan ngomel dulu bun, masih pagi."

Hyunjin menghentikan Bona ketika perempuan yang melahirkanya itu akan membuka mulutnya.

Bona menatap anak laki lakinya dengan pasrah, "iya anakku sayang, bangunin kakak kamu gih, suruh bantuin bunda."

Hyunjin mengangguk, lalu ia menghampiri kakaknya yang tergeletak di sofa.

Pertama Hyunjin menarik pelan rambut kakaknya itu, tapi Eunbi tidak bangun.

Kedua ia memanggil kakaknya sambil mengguncang guncangkan badan kakaknya, tidak bangun juga.

Usaha ketiga, ia mengambil air minum sisa semalam untuk di cipratkan kepada kakaknya, tidak bangun juga.

"Kak mbiihhh, ada bang minho," bisik Hyunjin pelan tepat di telinga Eunbi.

Ajaib. Gadis itu langsung berjingkat, "MANA MANA!!"

Hyunjin tertawa keras sampai terguling guling di karpet memegangi perutnya.

Eunbi sadar telah di bodohi adiknya, ia lalu menendang kaki adiknya itu.

Bona yang hendak kembali ke kamar untuk membangunkan Minhyun, mengelengkan kepalanya melihat tingkah ke dua anaknya itu.

____

"Sepi amat," guman Hyunjin saat ia sudah sampai di ruangan tempat ia berlatih.

Biasanya walau hari libur, tempat ini selalu ada orangnya entah 3 atau 4 orang. Berhubung Hwang Hyunjin seorang yang penakut ia memutuskan untuk pindah ruangan.

Ia menyusuri lorong yang di kanan kirinya terdapat ruang untuk berlatih dance. Pemuda itu mencari ruangan yang kemungkinan di dalamnya ada yang bisa menemaninya.

Sampailah ia diruangan paling ujung, Hyunjin mendengar suara musik dengan tempo yang cepat teralun dari sana. Kebetulan ruangan itu tidak tertutup rapat, ia mengintip dari celah pintu. Seseorang dengan Hoodie dan training hitam.

Tok tok tok

Yang berada dalam menoleh, untuk melihat siapa yang datang.

"Nyari siapa?" Tanyanya.

Hyunjin mengusap belakang kepalnya, pertanda ia bingung, "emm, di ruangan lain pada sepi, gue mau gabung."

Gadis itu mengangguk.

"Eh Lo yang ke kantin sama Ryujin kan?" Tanya Hyunjin yang merasa familiar dengan wajah gadis di hadapanya.

"Iya," jawabnya singkat,

"Gue Hyunjin, lo?" Ini ceritanya Hyunjin sedang modus?

"Yeji," lalu gadis itu kembali menyalakan musik dan melanjutkan kegiatanya tadi.

Hyunjin mengikuti Yeji, tapi dengan gerakan berbeda. Ia lebih melatih locking dance nya, karena kata trainer kelompoknya tekniknya pada locking kurang.

"Caranya bukan gitu," sahut Yeji saat ia melihat bayangan orang di sebelahnya melalui pantulan cermin.

Hyunjin menghentikan gerakannya, matanya mengikuti Yeji yang berjalan untuk mematikan musik.

"Locking itu beda sama waacking, yang lo barusan praktekin itu waacking, tubuh lo sama sekali gak di pause, sudden pause, gerak trus berhenti sesuai tempo sama koreo, kalo dilihat hampir kaya popping sih cuma ini beda."

Gadis itu lalu memberikan contoh gerakan sederhana untuk di pelajari Hyunjin.

Hyunjin memperhatikan Yeji dengan seksama. Waw, dibalik diamnya Yeji ternyata ia seorang dancer yang luar biasa. Hal itu bisa Hyunjin lihat dari gerakanya yang sangat rapi tapi terkesan powerfull. Ia sampai ternganga melihatnya.

"Coba gih."

Pemuda itu lalu mencoba apa yang tadi Yeji lakukan dengan mengingat gerakan demi gerakan yang gadis tadi.

"Tangan lo kebawahin."

Hyunjin lalu berlatih disana dengan instruksi Yeji sampai ia benar benar bisa.

"Makasih udah ngajarin," ucap Hyunjin begitu mereka selesai.

"Sama sama, lo ditunjuk buat ikut lomba ya?" Tanya Yeji.

Hyunjin menganggukan kepala, "lo juga? Btw gue baru tahu kalo lo juga ikut club sini"

Sekarang gantian Yeji yang mengangguk, "gue udah dari kelas 10 sih disini, mungkin jam latihan kita beda, jadi gak pernah ketemu."

Hyunjin mengangguk angguk, "Pulang sama siapa?" Tanya Hyunjin.

"Uber."

"Pulang sama gue, itung itung jadi ucapan makasih atas bantuan lo tadi."

Yeji tampak berfikir sebentar,

"Boleh."

waveringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang