sparing

2.1K 350 54
                                    

Sesuai omongan aku tadi.

Aku update lagi

.
.
.
.
.

"Nanti malem jangan lupa,"

Sebagai kapten, Sunwoo selalu cerewet disaat saat menjelang turnamen, seperti saat ini. Setiap bertemu tim inti dia selalu bilang nanti malem jangan lupa.

Ryujin yang sudah masuk sekolah lagi, tak luput dari ocehan Sunwoo pasal sparing nanti malam. Sudah terhitung enam kali Sunwoo mengingatkanya.

"Iya tau kapten Sunwoo nanti jam 7 sparing di Smaga," gemas Ryujin, pasalnya Ia yang tengah makan soto, tiba tiba dikagetkan oleh Sunwoo yang menepuk bahunya.

Tanpa rasa bersalah Sunwoo berlalu begitu saja bersama satu temanya, entah sipa Ryujin tidak kenal.

"Heh!"

Sekali lagi Ryujin dikagetkan sebelum sendok berisi nasi dan kuah soto masuk ke mulutnya. Ia mendongak untuk meliahat siapa pelakunya.

"Peace✌" ucap Hyunjin sambil tersenyum hingga matanya hilang. Ia lalu duduk di depan Ryujin yang mulanya duduk sendiri.

"Tumben sendiri? Jisung sama Teteh kemana?" Tanya Ryujin.

"Di kelas, nyalin PR." Jawab Hyunjin, ia lalu mulai makan siomay yang tadi ia pesan, "lo juga sendiri," lanjut Hyunjin.

"Lia bawa bekal, Yeji katanya tidur."

Hyunjin mengangguk anggukan kepalanya, "nanti sparing brangkat sama siapa?"

"Gue?" Tanya Ryujin sambil menunjuk dirinya.

"Bukan, si Sunwoo. Ya elo lah."

"Tumben nanya."

"Ya kan nanti mulainya agak malem, siapa tau gak ada yang nganterin," jelas Hyunjin, "kalo gak ada kan bisa bareng gue."

"Oke deh nanti gue bareng lo, jemput ya?" Jawab Ryujin.

"Siap nyai."

______

Malamnya di Smaga, cukup ramai oleh anak anak yang menonton, jika dilihat anak Smaga yang mendominasi pinggir lapangan, ada juga yang dari sekolah Hyunjin tapi hanya beberapa.

Pemanasan dimulai, pinggir lapangan in door juga semakin ramai. Tim putri bermain lebih dahulu.

Dengan lincah Ryujin menderibel bola orange bergaris hitam tersebut. Ia lalu melemparnya kearah Lia dan ditangkap gadis itu dengan apik.

Lia berlari menuju ring lawan sambil menderibel bola dan menghindari hadangan hadangan dari tim lain. Ia melihat Choyeon disana dan melempar bola itu ke arah Choyeon.
Tapi sayang nya bola itu tertangkap oleh salah satu tim lawan.

Ryujin yang melihat itu bersiap kembali untuk merebut bola, dengan lincah ia mengamati peluang bola terlepas. Saat bola itu terlempar, dengan gesit Ryujin menangkapnya dan membawanya segera ke arah tim lawan.

"NICE SHOOT!!"

sorak sorakan terdengar ketika tim Ryujin berhasil mecetak poin untuk yang kesekian kalinya.

Kini ganti tim putra, tidak seperti tadi yang mana permainan lebih di dominasi oleh tim Ryujin dan kawan kawan, entah kenapa permainan tim putra kali ini sangat cacat di mata Ryujin.

Sunwoo juga sering mengacak rambutnya dengan kasar pertanda bahwa ia tengah kesal.

Sunwoo ingat ini cuma sparing.

"HYUNJIIINN!!"

Teriakan Ryujin terdengar paling keras ketika di tengah tengah permainan Hyunjin tiba tiba tersungkur di lapangan yang terbuat dari semen keras tersebut.

Tanpa berpikir panjang Ryujin langsung berlari ke dalam lapangan untuk menghampiri Hyunjin.

Padahal Hyunjin sudah di papah Eric untuk menuju pinggir lapangan.

_______

"Gue aja lah yang nyetir," tawarㅡ ralat, paksa Ryujin saat mereka akan pulang.

Iya tadi Hyunjin berangkat menggunakan mobil ayahnya, katanya kalau pulang malam bawa motor itu bahaya.

"Emang bisa?"

"Gue gak di bolehin keluar malem, bukan berarti gue gak bisa nyetir," jawab Ryujin lalu mengambil kunci dari tangan Hyunjin.

Jadilah Ryujin yang menyetir pulang.

"Lo sih gak ati ati jatoh kan jadinya," omel Ryujin dengan pandangan yang masih fokus ke depan.

"Yaelah jin cuma luka kecil gini, gapapa kali," jawab Hyunjin sambil menutul nutul ( bahasa menutul nutul yang bagus apa seehh?) lukanya dengan tisu.

"Yakan tetep aja, lo tim inti Hyunjin."

"Dua hari lagi juga kering," jawab Hyunjin santai.

Saat melewati Indoma*t Ryujin membelokan mobilnya.

Hyunjin menoleh ke arah Ryujin bermaksut untuk bertanya, tapi gadis itu sudah melesat keluar, masuk ke indoma*t.

Hyunjin memperhatikan gadis dengan rambut hitam sebahu itu dari balik kaca mobil. Mulai dari saat gadis itu membuka pintu kulkas untuk mengambil minuman dan menuju salah satu rak untuk mengambil apa Hyunjin juga tidak tahu, karena tidak begitu jelas.

Sampai gadis itu menuju kasir dan kembali menuju mobil sambil membawa plastik putih ukuran sedang.

"Nih luka lo di plester dulu," ucap Ryujin begitu ia membuka pintu mobil, bahkan ia masih di luar. Setelah Hyunjin menerima plester tersebut, ia baru masuk dan segera menjalankan mobil yang bukan punyanya itu.

Beres menempelkan plester pada lukanya, Hyunjin menyambar plastik yang di bawa Ryujin tadi dari jok belakang, "apaan nih?"

"Oh iya, brondong jagung, bukain dong laper gue," ujar Ryujin.

Hyunjin lalu membuka jajanan berbungkus coklat muda tersebut, lalu bau karamel membludak ke seisi mobil, "nih," ucapnya sambil menyodorkan bungkusan tersebut pada Ryujin.

Dengan tangan kirinya Ryujin megambil brondong jagung rasa caramel tersebut.

"Makan tuh pake tangan kanan," peringat Hyunjin.

"Nyampenya tangan kiri, gimana dong?" Ucapnya masih sambil mengunyah

"Oh ngode minta disuapin," ucap Hyunjin sembari mencolek dagu Ryujin.

Brondong jagung yang belum sepenuhnya ia kunyah, tertelan begitu saja. Akibatnya ia menjadi batuk batuk.

Hyunjin tertawa, "Nih nih minum, gitu aja baper."

"Bukan baper astagfirullah, kaget ini," ucap Ryujin membela diri lalu menyerahkan botol tadi kepada Hyunjin lagi.

"Jadi disuapin gak nih?"






















"Eh eh iya enggak bilang bilang lagi. Jangan di pukulin dong."

________

Koreksi atau saran👉

Aku boleh minta vote sama commentnya?terimakasih.




waveringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang