line

1.7K 337 35
                                    

H.Hyunjin
|EEEJIII

|addback ya

Yeji
Hyunjin?|

H.Hyunjin
|Cie tau

Yeji
Hmm|

H.Hyunjin
|Kalo gue chat lo ada yang marah gak nih?

Yeji
Maksut?|

H.Hyunjin
|Lo punya cowo?

Yeji
Lo mau pdkt in gue?|

H.Hyunjin
|Hehehehe
|iya

Read

Yeji mematikan ponselnya dan meletakan benda pipih itu di sampingnya. Ia kembali fokus pada TV di depanya yang sempat ia anggurkan.

Rambutnya dicepol asal, matanya yang sipit ia pakaikan kacamata minus karena saat ini ia tidak memakai softlens.

Walaupun matanya menatp ke arah TV, tapi pikirannya melayang ke chat line yang Hyunjin kirimkan tadi. Kenapa ia begitu frontal? Dan terang terangan mengakui bahwa ia akan mendekatinya.

Apakah Hyunjin menyukainya?

Tidak tidak, pikiran itu langsung ditepis oleh Yeji mengingat betapa kerdusnya Hyunjin, ditambah lagi ia merupakan salah satu pemuda incaran di sekolahnya mana mungkin ia serius dengan ucapanya tadi.

"Yeji."

"Loh papa kapan masuk? Kok Yeji gak denger?" Tanya Yeji ketika papanya itu mengelus rambutnya lengkap dengan pakaian kerjanya

"Baru aja, kamu ngelamun terus sih," ucap papa Yeji seraya menarik hidung anaknya itu.

Yeji terenyum sampai matanya hanya tinggal segaris

"Udah pulang, mas?"

Suara perempuan tadi, yang memanggil Ayahnya dengan sebutan mas, Yeji sangat tidak menyukainya. Moodnya selalu turun ketika melihat wanita itu atau mendengar suaranya.

Papanya tersenyum pada wanita itu, "udah," kini papanya menatap kearah Yeji, " papa ke kamar dulu ya, mau istirahat."

Selalu seperti ini, setelah pulang kerja ayahnya selalu langsung mandi dan tidur. Ia tidak pernah menemani Yeji menonton TV seperti saat ada mendiang bundanya dulu.

_______

"Lah di read doang nih."

Hyunjin menyerahkan ponselnya pada Ryujin yang sekarang tengah duduk di depanya. Mereka saat ini tengah duduk di ruang makan rumah keluarga Shin.

"Ya derita lo lah," jawab Ryujin, meskipun begitu ia tetap menerima ponsel teman satu ekskulnya itu. "Lo tolol apa gimana? Ditanyain lo mau pdkt in gue malah dijawab iya." Ujar Ryujin setelah membuka chatroom mereka

"Kan emang bener, gue mau pdkt sama Yeji," bela Hyunjin.

Ryujin menepuk jidatnya, "ya tapi jangan sebegitu terang teranganya, anjir."

Hyunjin mengusap belakang kepalanya, "terus gue harus gimana?"

"Kontak line lo isinya cewe semua, masa deketin Yeji aja gabisa?" Ryujin ngegas.

"Masalahnya itu cewe cewe, gue say hi di chat aja udah salto kesenengan. Beda kali sama yang selevel Yeji," jelas Hyunjin.

Hyunjin menyilakan kakinya pada kursi ruang makan, tangan kanannya bergerak mengambil toples berisi keripik tempe, sedangkan tangan kirinya menjamah ponselnya yang di letakan Ryujin di meja.

Ryujin mengamati pergerakan Hyunjin, "awas aja kalo tu keripik lo abisin lagi," ucapnya sambil megangkat kepalan tanganya ke udara.

Hyunjin mendecih, "gue beliin sekarung, kalo perlu setokonya sekalian gue beli," balas Hyunjin sambil tanganya masih sibuk menyuapkan keripik tempe itu ke mulutnya.

"Terserah, gue juga mau itu," tangan Ryujin yang hendak menarik toples berisi keripik tempe itu mengaduh. "Tangan gue kenapa lo pukul, memble!"

"Kalo ngambil makanan itu pake tangan kanan," peringat Hyunjin.
"AAAA," isyarat Hyunjin sambil menyodorkan keripik tempe itu pada temanya.

"Apaan sih?"

"Buka mulut," titiah Hyunjin.

Ryujin menurut, ia lalu menggigit keripik tempe itu dari tangan Hyunjin.

"Anak pinter," ucap Hyunjin sedikit mecondongkan tubuhnya dan mengusak rambut Ryujin.

Raut wajah gadis berambut sebahu itu biasa saja, padahal rasanya ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perutnya.

_____

Vote comment juseyooo hehehe




waveringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang