[3]

899 116 0
                                    

Emelie yang tertidur di sofa apartemennya terbangun karena mendengar suara ledakkan yang cukup besar.

'Apa itu?' batinnya. Perasaan gadis itu mengatakan ada yang tidak beres.

Disisi lain, Regis dan Seira sedang berhadapan dengan Ignes Krabay.

"Regis, lindungi area di sekitar sini" Ucap Seira

"Eh? Tapi" Regis terlihat tidak yakin mendengar permintaan Seira.

"Cepat"

"Baiklah" laki-laki itu melesat melindungi area di sekitar gedung agar tidak hancur.

Begitupun dengan Seira, dia melesat meninggalkan daerah itu dan pergi ke tempat yang tidak ada manusianya.

"Wah, aku merasa tidak enak, wajah cantikmu jadi berantakan" Ucap Ignes sambil tersenyum miring.

Keadaan Seira sama sekali tidak menguntungkan. Tubuhnya terluka parah akibat pertarungan yang tidak seimbang. Ignes bukanlah lawan yang tepat untuk Seira.

"Seira!" Teriak seseorang dari belakang, pria dengan rambut blonde namun sedikit ikal berlari menghampiri gadis itu.

"Wah wah, lihat siapa yang datang" Ignes bertepuk tangan sambil tertawa.

"Ignes..."

"Rael kertia, lama tak jumpa. Aku merindukanmu, Bagaimana denganmu?"

🍁🍁🍁

"Bos! Aku dapat laporan! KSA diserang!" Teriak Tao dengan panik

"Apa? Union sudah bergerak?"

"Aku juga tak mengerti" Jawab Tao

"Regis ada disana bersama seorang bangsawan bernama Ignes Krabay" Lanjutnya

"Ignes? apa yang dia lakukan?" Frankenstein menggepalkan tangannya.

"Rael meninggalkan pesan untuk kita" Ucap Lazark, adik pria itu menghubunginya melalui telepati.

"Pesan?"

"Rael dan Regis sedang mengejar Seira yang diculik Ignes" Raut wajah Lazark terlihat khawatir, tidak yakin dengan keadaan mereka bertiga yang akan melawan Ignes Krabay.

"Aku akan pergi" Ucap Raizel

"Tuan.. Anda tidak dalam kondisi baik" Frankenstein mengehela nafas gusar.

Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan Karius.

"Apakah aku terlambat?"

"Karius? Kau dikirim Lord kesini?" Tanya Lazark

"Benar, Lord menggenggam tanganku dan memohon agar aku membantu kalian" Ucap Karius sambil memperagakannya.

"Bagus, kau datang tepat waktu" Frankenstein mengangguk menatap Karius.

"Tolong jaga rumahku" Ucapnya membuat pria itu membeku

"Apa maksudmu?"

🍁🍁🍁

Seira, Rael, dan Regis telah ditangkap dan dirantai oleh Ignes untuk dijadikan subjek eksperimen. Seperti yang Lazark pikirkan, keadaan mereka tidak baik-baik saja.

Emelie tiba di tempat terjadinya ledakan. Setelah cukup lama mencari keberadaan ketiga temannya, gadis itu terkejut melihat mereka yang tak berdaya.

"Seira? Regis? Rael?"

"Siapa yang berani melakukan ini?" Wajah Emelie memerah menahan amarah.

"Eh? siapa kau?" Ignes yang baru saja kembali ke lab menatap heran pada seorang gadis yang berdiri membelakanginya.

"Tak mau menjawab? kau datang untuk membebaskan mereka?" Tanya gadis itu dengan nada yang meremehkan.

"Wanita sialan" Ucap Emelie

"Apa?" Ignes menatap gadis itu tidak suka, namun sedetik kemudian tubuhnya merinding saat Emelie menatap nyalang padanya.

"Aku tanya sekali lagi, siapa kau?" dengan suara yang bergetar, Ignes betanya pada Emelie.

Namun saat gadis itu akan menyerangnya, Emelie melempar sebuah pisau hingga menusuk kedua mata Ignes membuat gadis itu berteriak kesakitan.

"Mataku! sakit sekali!" Darah mengalir dari mata Ignes, gadis itu berlutut dan meraba sekitarnya karena tidak bisa melihat apapun.

"Makhluk rendah sepertimu tidak pantas untuk hidup" Emelie kembali menusuk perut gadis itu dengan pisau bedah lainnya berulang kali.

Teriakan Ignes semakin nyaring, namun matanya belum pulih juga. Tentu saja, Emelie memantrai setiap pisau yang dia gunakan sehingga memperlambat penyembuhan wanita bangsawan itu.

Soulmate

-calaraspberry-

Direvisi pada 17/05/2021

𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang