"Nah! terus!" Ujar Ikhan sangat bersemangat.
"Tembak lagi!" teriak Yuna
Entah berapa banyak mereka bermain, yang pasti semangat mereka masih membara.
"Yaampun! ini sih apanya yang baru main?" tanya Shinwoo pada Emelie
"Ikhan bentar lagi kesusul tuh!" sahut Sui, gadis itu berada di samping ikhan sambil menonton mereka bermain.
"Arrgghh!" teriak Ikhan frustasi.
"kok bisa kamu sejago ini? belajar darimana?" ucap Shinwoo
"Ini pertama kalinya aku main, Shinwoo" Emelie menoleh, menjawab Shinwoo yang menatapnya penasaran.
"Eh, tapi Lascrea juga sama kaya Emelie kan" sahut Sui
"Bener juga, dia jago banget waktu kita ajak kesini" ucap Yuna
"Benarkah? aku ingin bermain bersama dia lain kali" jawab Emelie sambil tertawa.
"Ide bagus! aku penasaran siapa yang akan menang" Shinwoo menganggukkan kepalanya menimpali ucapan Ikhan
"Rai, mau coba main lagi gak?" tanya Shinwoo membuat mereka melihat kearah Rai.
"sepertinya hari ini cukup, benar kan teman-teman?" tanya Yuna yang peka dengan keadaan. Rai tampak sedkit muram karena kalah terus saat bermain.
"ayolah, aku masih ingin main" ucap Shinwoo sambil merengek. Sui dengan gemas memukul kepala laki-laki berambut merah itu.
"bukankah kita harus makan malam? aku lapar" ucap Emelie membuat Shinwoo menurut. Beberapa saat kemudian mereka sudah berada di salah satu restoran enak di dekat warnet.
"Pizza? wahhhhh" Ikhan terlihat bersemangat, dia melompat-lompat kegirangan bersama Shinwoo.
'Cih, manusia alay' batin Regis
"Khusus malam ini, aku saja yang traktir"
"Emelie! penyelamat dompetku" Lanjut Shinwoo
🍁🍁🍁
"Sial! ada apa ini?" teriak Ikhan kesal karena listrik di tempat itu padam.
"mungkin ada gangguan" ucap Yuna dengan tenang. Tapi tidak dengan Emelie, Seira, dan Regis.
Regis dengan spontan berdiri dan meletakkan pizza yang baru setengah dimakannya di piring.
"Ayo! kita harus pulang sekarang" Ucap Regis
"tunggu, bagaimana dengan makanannya?" tanya Sui
"Sebaiknya kita segera pulang" jawab Emelie, tubuhnya merinding merasakan energi tidak enak di sekitar mereka.
"Benar, lagipula ini sudah sangat malam" Ucap Seira
"Kalian ini kenapa? kita tunggu saja sampai listriknya nyala" Tanya Shinwoo yang diabaikan teman-temannya. Mau tidak mau dia mengikuti mereka yang sudah berjalan di depannya.
"Seira, bisa kau antar mereka?" tanya Emelie
Gadis berambut perak itu menoleh kemudian mengangguk.
"Aku harus melihat apa yang terjadi"
"Kau! jangan pergi dulu!" Sahut Regis
"Kalau musuh datang, mereka bisa dalam bahaya"
"Aku ikut" Jawab Rai
"Tidak perlu, kau harus menyimpan energimu"
"Jangan paksakan dirimu" kata Rai
"Kau meremehkan aku?" tanya Emelie sambil tersenyum miring pada pria itu.
"Kau ingin melawannya sendirian?" Kata Seira
"Jangan cemas, aku hanya ingin melihat situasinya"
"Baiklah" sahut Seira
"Apa? Seira!" Ucap Regis
🍁🍁🍁
"Rael!" gadis itu menatap tak percaya pada mereka.
"Wah wah, siapa lagi ini?" Ucap Laki-laki berambut biru.
"Apa kau seorang kepala keluarga?" tanya Gaitan
"Pengecut" Emelie menatap Gaitan dan Grui marah.
"Apa?!" Ucap Grui
"Bisamu hanya mengeroyok bocah?! seharusnya kau malu"
"Jadi, kau kekasihnya?" Tanya Gaitan
Tanpa basa basi Emelie melayangkan sebuah pukulan pada perut Gaitan, membuat mulut pria itu mengeluarkan darah.
"Sialan!" Grui menyerang Emelie dengan bertubi-tubi, namun gadis itu berhasil menghindar.
Emelie menutup matanya berkonsentrasi, tubuhnya melayang mengeluarkan cahaya berwarna ungu. dalam hitungan detik Grui berteriak kesakitan, seolah tubuhnya akan meledak.
"Siapa kau?!" Gaitan menyerang Emelie dari belakang merusak konsesntrasi gadis itu.
"Kau tidak berhak bertanya" Rael yang sudah sadar pun ikut membantu Emelie, dia memotong lengan Gaitan.
"Bocah kurangajar!" Gaitan mengumpat kesakitan.
Emelie menghempaskan tubuh Grui, mencekik lehernya membuat pria itu sesak nafas. Rael yang melihatnya menusuk jantung Grui dengan soul weapon miliknya.
"Mati kau bodoh!" Ucap Rael
"Bagus Rael" Emelie menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
"Sialan! Terima ini!" Teriak Gaitan tidak terima temannya dibunuh begitu saja.
Sebuah serangan mendarat tepat di punggung Emelie, membuat gadis sedikit meringis merasakan sakit.
"Emelie!" Teriak Rael
"Aku baik-baik saja,"
"Rupanya kau kuat juga" Ucap Gaitan
"Jangan bicara, mulutmu bau seperti sampah" Ucap Rael kesal
Perut Emelie sedikit sakit karena tertawa mendengar ucapan Rael.
"Kurang ajar!" Ucap Gaitan
Makhluk berwarna ungu itu mengerang keras sampai otot-otot miliknya ikut menonjol. Lalu sebuah ledakkan yang cukup dahsyat mengenai ke Rael dan Emelie.
DUARRRRRRRRR
Gadis itu masih belum bisa membuka matanya karena terlalu banyak asap, namun dia bisa merasakan energi seseorang dihadapannya.
'Aneh, tidak sakit' batin Emelie
"Kakak?" Ucap Rael
Soulmate
-calaraspberry-
Direvisi pada 05/06/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]
FanfictionNoblesse, Lazark Kertia ft. Emelie Wynstelle (OC) [ selesai direvisi ] Hello! Welcome to my first story :) Apakah kalian merasa familiar dengan kata Wynstelle? sebuah nama keluarga yang dikabarkan telah punah beratus-ratus tahun yang lalu. Namun apa...