[2]

977 130 0
                                    

"Tuan, anda ingin pergi kemana?" Frankenstein yang mendapati tuannya akan pergi keluar merasa heran, selama ini tuannya lebih senang berada di rumah sambil minum teh.

"Aku pergi sebentar" Raizel memutuskan untuk mendatangi kediaman Emelie. Dia harus tau tujuan gadis itu datang ke bumi.

Disisi lain, Emelie yang sedang larut dalam pikirannya terkejut melihat Raizel berada di balkon apartemen nya.

"Rai? sedang apa kau disitu?"

Namun pria itu hanya terdiam disana bersama dengan raut wajahnya yang datar.

"Ah, silahkan masuk"

"..."

"Akan kubuatkan teh, tunggu sebentar"

Jantung gadis itu berdegup cepat karena kedatangan sang noblesse yang tiba-tiba. Tangan kanannya menuangkan secangkir teh untuk Raizel.

'Sial, tak ada gunanya menghindar' batin Emelie

"Aku mendengar suara di benakmu" Ucap Rai membuat gadis itu menelan ludahnya karena tidak sengaja mengumpat.

"Maaf, aku tak bermaksud"

"Duduklah" Sahut Rai yang mendapati Emelie gugup dan salah tingkah.

Gadis itu menurut pada perintah sang noblesse.

"Jelaskan"

Singkat, padat, dan jelas. Namun, dia harus mulai dari mana menjelaskannya?

"Aku memutuskan ke bumi setelah sekian lama karena ada hal yang harus kulakukan, lebih tepatnya ada seseorang yang harus kutemui" Ucap Emelie

"Kini usiaku telah mencapai 1000 tahun. Seperti pada umumnya, bangsa Wynstelle akan mengetahui 'takdirnya' di usia itu"

"Apa dia seorang manusia?" tanya Raizel

"Bukan"

"..."

Emelie menghela napas, kemudian mengulas sebuah senyum tipis di bibirnya.

"Seorang bangsawan"

"..."

"Aku kesini untuk melihatnya, tapi sepertinya dia telah kembali ke lukedonia. Aku akan menyusulnya nanti"

"Tidak perlu, dia akan kembali besok" Ucap Raizel

"Benarkah? Terima kasih karena telah memberitahuku soal ini" 

"..."

"Bagaimana kabarmu, Raizel? Sudah lama ya, sepertinya sekarang kau sudah tidak sendiri lagi" Tanya Emelie membuat Raizel tersenyum tipis.

"Menyenangkan"

'Apa dia baru saja tersenyum?' batin Emelie

"Hm?"

"Aku merasa lebih hidup"

Emelie menatap teman lamanya itu, Raizel telah berubah banyak. Meski gadis itu tau, energi kehidupan sang noblesse sudah tidak sebanyak dulu, tetapi wajah pria itu terlihat lebih bahagia.

"Frankenstein"

'B-bagaimana dia bisa tau?' batin Frankenstein

"Tuan..."

"Ayo kita kembali"

🍁🍁🍁

Pagi ini Emelie sudah siap untuk berangkat sekolah. Namun, alih-alih menggunakan kekuatan teleportasi miliknya dia lebih memilih untuk berjalan kaki menuju sekolah barunya.

"Pagi Emelie!"

"Pagi Sui! Yuna!"

"Sudah hari kedua ya?" Tanya Sui

"Benar, waktu berjalan cepat sekali"

"Ayo kita ke kelas" Ucap Yuna

Mereka mengobrol santai sambil bercanda tawa. Beberapa saat kemudian terlihat Ikhan dan Shinwoo yang memasuki kelas.

"Wah! Ada apa dengan Shinwoo?" Tanya Sui

"Shinwoo datang sepagi ini?" Sambung Yuna

"Tadi aku menyiram dia dengan air untuk membangunkannya" Jawab Ikhan sambil tertawa

"Huh! dasar tidak berperikemanusiaan" ucap Shinwoo

Bel masuk telah berbunyi, mereka memulai pelajaran pada hari itu. Seperti pada umumnya, ada pelajaran matematika yang membuat murid- murid menjadi pusing. Tapi, pelajaran olahraga adalah yang yang paling mereka tunggu.

Emelie dan teman-temannya mengganti baju mereka dengan seragam olahraga dan berlari ke lapangan.

"Kita menang!!!!" Seru Shinwoo

"Itu karena golku" Emelie tersenyum bangga.

"Kau benar! Ayo kita rayakan di rumah pak kepsek" Seru ikhan

Sepulang sekolah, mereka berjalan bersama ke rumah Pak Kepsek. Kali ini Emelie juga ikut kesana. 

"Ternyata Emelie jago olahraga!" Ucap Ikhan

"Kau kalah dengannya, Ikhan" Seru Shinwoo

"Sejak kecil aku memang anak yang aktif"

Dia mengingat saat-saat gadis itu berlatih bersama para Wynstelle lainnya.

🍁🍁🍁

"Wow! Masakan Seira enak sekali!" Seru Shinwoo

"Seira memang ahlinya, benarkan Emelie?" Tanya Sui

"Tentu saja, ini sangat enak" Emelie mengangguk setuju dengan perkataan Sui.

"Kakak!" Teriak Rael membuat pandangan semua orang tertuju pada seseorang.

"..."

"Kak? Kenapa..."

"Apa maksudmu?" Tanya Lazark kebingungan, namun tetap tenang dengan wajah datarnya.

Rael terlihat membeku melihat Lazark yang berpakaian seperti pelayan. Sedangkan Emelie merasa cukup terkejut, namun dia segera menggigit bibirnya menahan tawa. Sungguh aneh melihat seorang kepala keluarga memakai celemek berwarna pink. Tapi tetap saja, Lazark terlihat tampan dengan apapun yang dia pakai.

Benar kan?


Soulmate

-calaraspberry-

Direvisi pada 17/05/2021

𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang