Emelie mengeringkan rambutnya yang basah sehabis keramas dengan handuk. Ia duduk di tepi kasur sambil menatap cermin yang berada di hadapannya.
Pikirannya berputar pada kejadian di dapur tadi. Apa yang salah dengan Lazark? Laki-laki itu terlihat marah padanya.
'Apa sebaiknya aku minta maaf?' batin Emelie
Tapi gadis itu tidak tahu dimana letak kesalahannya. Pria itu tiba-tiba bersikap aneh, membuat Emelie sedikit khawatir.
"Tunggu sebentar" ucap gadis itu saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Oh? ada apa?" Emelie menatap Lazark yang berdiri di depannya dengan ekspresi canggung.
"maaf" ucap pria itu dengan raut wajah datar, namun Emelie dapat melihat ketulusan di mata Lazark.
"Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu" sambung pria itu. Seketika perasaannya menjadi hangat dan tenang. Emelie mengangguk menanggapi ucapan Lazark.
"Apa ada masalah? aku cukup terkejut dengan sikapmu tadi" tanya gadis itu
"Hm, tidak juga. Kau sepertinya tidak akan mengerti walau aku jelaskan" Lazark mengehembuskan nafasnya dengan kasar.
"Hei, tidak apa-apa kalau kau tidak ingin membicarakannya"
"terima kasih, boleh aku minta waktumu sebentar?" tanya pria itu
"Tentu saja, aku sedang senggang saat ini"
"Ikut aku" ucap Lazark. Lagi-lagi Emelie dibuat terkejut dengan sikap pria itu.
'mau kemana ya?' batin gadis itu bertanya-tanya.
"Kalian mau kemana?" tanya M-21 saat mereka melewati ruang tamu.
"Diamlah, jangan banyak bertanya" Jawab Takio
'dasar tidak peka' batin pria berambut ungu itu
"Ah! kalian ingin berkencan ya?" Ucap Tao sambil tersenyum
"tidak, sepertinya ada hal penting. kau ingin ikut juga?" tanya Emelie
"tidak usah, kami akan segera kembali" ucap Lazark sebelum Tao menjawab pertanyaan gadis itu.
"Kembalilah sebelum matahari terbit" Kata Frankenstein
"Tentu saja, aku kan harus sekolah" ucap Emelie sambil mengangguk.
"Baiklah, kami pergi dulu" sahut Lazark berpamitan.
"Selamat bersenang-senang!" Teriak Tao
"Berisik!"
🍁🍁🍁
Saat ini Emelie dan Lazark sedang berada di atas gedung tua yang sudah lama kosong. Mereka duduk ditepi gedung dan membiarkan kedua kaki mereka menjuntai ke bawah.
Masih belum ada yang membuka percakapan, masing-masing dari mereka masih ingin menikmati pemandangan kota Seoul, dimana banyak gedung-gedung tinggi dan lampu-lampu yang terlihat indah di malam hari.
"Boleh aku bertanya?" kata Lazark
"Hm?" Emelie menoleh menatap sosok pria yang duduk disampingnya.
"Sebenarnya apa tujuanmu datang ke bumi?"
"Kenapa? kau tidak suka aku disini?" tanya Emelie membuat laki-laki itu sedikit panik.
"bukan begitu maksudku" jawab Lazark
"jadi kau suka aku disini?" Emelie kembali bertanya pada Lazark sambil tertawa.
"yah" Pria itu terlihat salah tingkah dan kebingungan.
"yasudah kalau kau tidak mau jawab aku juga tidak akan menjawab pertanyaanmu" ucap Emelie
Lazark terdiam cukup lama, kemudian menatap gadis itu dengan lekat.
"suka" ucap pria itu pelan
"apa? aku tidak bisa mendengarmu" tanya Emelie
"kau sudah mendengarnya tadi"
"belum, kau berbicara terlalu pelan"
"jangan berpura-pura tidak dengar ya" ucap Lazark
"aku serius, tolong katakan lagi" sahut Emelie
"aku suka kau disini" jawab Lazark membuat gadis itu menggigit bibirnya menahan senang mendengar perkataan pria disampingnya.
"Begitu ya" Emelie mengangguk, membuat Lazark memalingkan wajahnya. Semburat merah muncul di kedua pipi pria itu.
"Sekarang giliran kau, jawab pertanyaanku"
"Hm, tujuanku datang kemari adalah untuk bertemu dengan seseorang. Mungkin lebih tepatnya aku ingin menjaga dia"
"siapa?" tanya Lazark dengan penasaran.
"coba kau tebak"
Mata Lazark menangkap kedua manik mata Emelie. Mengamati wajah gadis yang belakangan ini selalu muncul di pikirannya.
"Tuan Raizel?" jawab Lazark.
"Alasannya?"
"Karena dia orang yang kau cintai" sahut Lazark dengan ekspresi datar.
"Maksudmu?" gadis itu mengangkat alisnya bingung.
"Aku mendengar percakapanmu dengan Seira"
"Tukang nguping"
"Maaf"
"Kau salah tangkap" ucap Emelie
"Dulu aku memang sempat jatuh cinta padanya. Tapi itu hanya perasaan kagum, karena dia sosok yang kuat namun memiliki hati yang lembut. Lalu kami menjadi sahabat hingga sekarang, saling menjaga satu dengan lain" jelas gadis itu membuat Lazark mengangguk mengerti.
"berarti benar kan dia adalah orang yang ingin kau jaga?"
"dia salah satunya namun bukan yang utama"
"Lalu siapa?"
"Kau akan tahu nanti"
Suasana kembali hening, hanya terdengar suara kendaraan di jalanan.
"Terlepas dari itu, aku ingin membuat sebuah pengakuan" Ucap Lazark tiba-tiba membuat Emelie kembali menatap pria itu.
"Kau cantik"
"Apa?"
"Tidak ada siaran ulang"
Mereka berdua tertawa.
"Aku sudah sering mendengarnya, tapi terima kasih" Ucap Emelie
"Rasanya sangat berbeda saat mendengarnya darimu" Lanjut gadis itu membuat Lazark tersenyum.
Soulmate
-calaraspberry-
Direvisi pada 04/07/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]
FanfictionNoblesse, Lazark Kertia ft. Emelie Wynstelle (OC) [ selesai direvisi ] Hello! Welcome to my first story :) Apakah kalian merasa familiar dengan kata Wynstelle? sebuah nama keluarga yang dikabarkan telah punah beratus-ratus tahun yang lalu. Namun apa...