[11]

688 87 17
                                    

Hari demi hari pun berlalu, tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Matahari kembali bersinar cerah di pagi hari ini. Hubungan Emelie dan Lazark semakin dekat semenjak malam itu. 

Senyum manis masih menyertai bibir gadis itu saat ini dan semua yang ada di rumah juga tahu penyebabnya. Gadis itu menatap gelang emas dengan ukiran namanya yang indah. 

Lazark memberikan Emelie sebuah gelang dan memasangkannya pada lengan kiri gadis itu.

"Sepertinya kau sangat senang hari ini" Ucap Seira yang sedang memasak makanan untuk sarapan mereka.

"Begitulah, aku harap setiap saat aku bisa merasa seperti ini" sahut Emelie menimpali ucapan Seira.

Merasa bosan, gadis itu menghampiri Tao yang sibuk berkutik dengan laptop kesayangannya.

"Dimana yang lainnya?" tanya Emelie

"Karius dan Rael sedang berlatih dibawah"

"kau tahu dimana Lazark?"

"Sepertinya dia pergi ke lukedonia"

'ah, dia tidak bilang padaku'  batin Emelie

"Lazark tidak ingin mengganggu tidurmu, makanya tadi ia menitipkan pesan pada kami" ucap Takio, seolah bisa membaca pikiran gadis itu.

"begitu ya, kalau begitu aku akan bersiap ke sekolah" Emelie mengangguk kemudian berjalan menuju kamarnya.

"Benar! Sebentar lagi kita harus berangkat" ucap Tao

Beberapa menit kemudian Emelie sudah siap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu duduk disamping Seira untuk sarapan.

"Selamat pagi semuanya" 

"Kita sudah bertemu tadi" Jawab M-21

"Kau benar, tapi tidak dengan yang lain"

"Pagi" Ucap Raizel, yang diikuti oleh yang lainnya.

🍁🍁🍁

Disisi lain Lazark yang sedang dalam perjalanan menuju Lukedonia tersenyum kecil, mengingat wajah yang muncul di kepalanya. Sontak ia menambah kecepatannya, mengingat dirinya ingin segera kembali bertemu dengan gadisnya.

Laki-laki itu bertemu Lord untuk memberi tahu bahwa keadaan Raizel sudah baik-baik saja semenjak Lascrea membantunya. Selain itu ia akan memberi tahu tentang kemajuan Rael dan Regis.

Namun sepertinya hal itu tidak berjalan lancar sesuai dengan perkiraannya. Matanya menajam melihat mereka yang berada di belakangnya.

"Kenapa mereka disini?"

'Mengapa para penghianat ada disini?!'  batin Lazark

"Lihat, siapa ini? Bukankah kau Lazark?"

"Lazark si bocah, jadi sebesar ini?" ucap salah satu kepala keluarga itu sambil menyeringai.

"Aku selalu merasa kau mirip dengan Rayga, kini kau semakin mirip dengannya"

"Benar"

"Untuk apa kalian disini?" tanya Lazark

"Ck, kami tidak mengira akan bertemu denganmu disini"

"Ini sangat mengejutkan, kudengar kau akhir-akhir ini tak berada di lukedonia"

'Tempat ini tak jauh dari Lukedonia, apa mereka ingin kesana?!'  batin Lazark

"Ada apa? kau sudah tau tujuan kita?" kata kepala keluarga yang berada di sebelahnya sambil tertawa lebar

"Mustahil ia tidak mengetahuinya"

'Mereka berkejasama dengan werewolf'  batin Lazark

"Sudah berapa lama? Kau jadi semakin ganteng"

'Ketimbang bertarung disini, aku harus ke Lukedonia dan memberitahu mereka soal serangan ini'  batin pria itu

Seolah tau dengan niat Lazark, 3 kepala keluarga dan 3 werewolf itu membentuk lingkaran mengelilingi Lazark. 

🍁🍁🍁

Sebentar lagi bel pulang akan berbunyi, semua murid di SMA Ye Ran duduk di kelas masing-masing.

'Kapan Lazark akan kembali ya?'  batin gadis itu

Emelie termenung di kursinya, tidak memperdulikan apa yang dibicarakan guru didepannya. Matanya mengarah pada luar jendela, menikmati semilir angin yang menerpa helaian rambutnya.

Seolah peka dengan sahabatnya, Rai melirik kebelakang. Pria itu duduk tepat di depan Emelie.

'Ada apa?'

'Astaga! bikin kaget aja!'

'Tenanglah, ia pasti akan kembali'

'Aku tau, hanya saja perasaanku tidak pernah lebih buruk dari sekarang'

'...'

Raizel memutuskan kontak pikirannya dengan Emelie. Hal itu memang terkadang mereka lakukan, mengingat situasi sekarang tidak memungkinkan untuk mereka bicara.

Gadis itu mengusap wajahnya gelisah. Seharusnya ia tidak perlu khawatir, Lazark hanya pergi ke tempat kelahirannya.

'Sadarlah Emelie!'  batin gadis itu

🍁🍁🍁

Setelah mereka memperdebatkan siapa yang akan menyerang Lazark terlebih dahulu, akhirnya salah satu dari werewolf itu memulai terlebih dahulu.

"Paling tidak kau harus tau orang yang membunuhmu"

Makhluk itu memberi salam pada Lazark sambal menyeringai.

"Namaku Kuharu"

Tanpa basa-basi Lazark mengeluarkan soul weapon miliknya.

"Lazark Kertia"

Mereka memiliki gaya bertarung sama sama, yaitu kecepatan. Tapi berkat kerja keras Lazark, ia tentu bisa menekan musuh dihadapannya.

Sementara mereka semua mengoceh tidak jelas, Lazark tetap dengan gayanya. Ia tidak akan bicara bila tak perlu.

Ia mengeluarkan kemampuan yang baru saja di dapatnya saat berlatih dengan Frankenstein. Dalam sekejap tubuhnya menghilang.

"Sial! dimana dia?"

"Anak itu, ia telah melewati batasannya"

"Bahkan Rayga tidak sampai pada tahap ini"

Sedikit demi sedikit Kuharu mulai kewalahan dengan kecepatan pria itu. Bahkan tubuhnya terluka di beberapa bagian.

"Namamu Kuharu bukan? Jadi cuma ini kemampuanmu?" Ucap Lazark

"Kau!"

Mereka pun kembali bertarung. Sialnya, saat akan melayangkan pukulan terakhir pada Kuharu seseorang menyerangnya dari belakang.

"Kau menyerangnya dengan sangat ganas, kertia" Ucap Ragus

"Aku tak percaya kau telah melampaui Rayga"

"Tutup mulutmu" Ucap Lazark

"Akhirnya kau menampakkan diri"

'Sial, aku tidak bisa bergerak dengan benar karena serangannya'  batin Lazark

"Ini memalukan, tapi sepertinya kami harus menyerangmu secara bersamaan" Ucap Gradeus

"Giliranku!!!!" Ucap makhluk berwarna biru itu. Satu persatu dari mereka mulai melancarkan serangan pada Lazark.

'Aku tidak bisa menghindar' batin Lazark

"Ah, kali ini dia kena telak" Ucap Kuharu


Soulmate

-calaraspberry-

Direvisi pada 04/07/2021

𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang