Ini adalah malam terakhir Lascrea dan Gejutel di bumi. Setelah itu, mereka akan kembali pada kesibukan masing-masing.
Angin malam menembus kulit gadis itu yang tengah duduk di samping jendela. Emelie menyeruput kopinya sesekali memejamkan mata.
Tak jauh dari situ, terdapat Raizel dan Lascrea yang sedang membaca buku. Sebenarnya hanya Raizel saja. Emelie tau betul, bahwa Lascrea hanya menatap kosong ke arah buku itu.
Gadis itu menatap heran pada mereka yang saling melirik satu sama lain dalam keadaan diam.
Emelie lebih memilih menghampiri Lazark yang sedang latihan di ruang bawah tanah. Senyum gadis itu merekah melihat pria didepannya.
"Kenapa?" Lazark berhenti sejenak dan menatap Emelie.
"Tidak tau, aku bosan" jawab Emelie seraya mengangkat bahunya.
"Mau ikut latihan?" tanya Lazark membuat gadis itu menggeleng.
"Liatin aja deh" Lazark tersenyum tipis menanggapi jawaban gadis itu.
"Kau akan mentap disini?" tanya Emelie
"Sepertinya begitu"
"Kalau boleh tau, kenapa?"
"Agar aku bisa menjaga tuan Raizel dan Rael"
"yang lain tidak?"
"Aku tidak sekuat itu" Jawaban Lazark membuat keduanya tertawa.
"Kau tidak lanjut latihan?"
"Aku tidak bisa latihan kalau kau menatapku begitu, Emelie"
"Ah, maafkan aku menganggu waktumu" Emelie menundukkan kepalanya merasa tidak enak pada pria itu.
"Kau mau keatas?"
"Eh?"
"Untuk menghilangkan rasa bosan" Ucap Lazark membuat senyuman di bibir gadis itu merekah.
🍁🍁🍁
Pria itu mengajak Emelie ke atap, menikmati udara segar. Namun tak lama kemudian gadis itu terlelap dalam tidurnya. Padahal baru beberapa saat mereka berbincang, tapi sayangnya tubuh gadis itu sudah tak kuasa menahan kantuk yang datang.
Lazark tersenyum hangat menatap wajah cantik dihadapannya. Gadis ini membuat hatinya tenang saat bersamanya. Beban yang dimilikinya seakan hilang saat mendengar suara tawa Emelie.
Sejujurnya, dia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Lazark merasakan perasaan asing yang timbul setiap pria itu bertemu dengan Emelie. Entahlah, seperti ada sesuatu yang membuatnya ingin terus bersama gadis itu.
Setelah menempatkan gadis itu diatas kasurnya, dia memilih untuk segera keluar dari kamar Emelie. Lazark berjalan melewati ruang tamu, dan menemukan Raizel yang sedang menikmati teh miliknya.
🍁🍁🍁
Pagi ini mereka semua sedang sarapan, menikmati masakan Seira yang sangat lezat.
"Bos, nanti kami pulang telat ya" ucap Tao
"Ada apa?" tanya Frankenstein
"Kami ingin membeli beberapa peralatan yang harus segera diganti" jawab Takio
"Benarkah itu?"
"Iya bos" jawab M-21
"Aku juga ada urusan" Ucap Rael
"Aku juga" Sahut regis, mengingat dia ada janji dengan Shinwoo.
"Tidak! Nanti siapa yang menjaga sekolah?" Jawab Rael
"Oh? benar juga" Raut wajah Regis berubah menjadi sedih.
"Biar aku saja" sahut Seira, membuat Regis dan Rael tersedak.
"Kalau begitu aku akan menemani Seira!" lanjut Rael melupakan urusannya.
"Apa?!" jawab Regis
"Diam!" teriak Frankenstein
"B-bos kita gajadi pergi deh" Sahut Tao
Frankenstein menarik nafas lalu menghembuskannya dengan kasar.
"Hari ini kalian semua libur, terserah mau ngapain" putusnya
"Astaga! Tidak perlu repot begitu bos!" lanjut Tao
"Baik bos, terimakasih" jawab M-21
Kemudian suasana menjadi tenang kembali. Mereka semua berangkat ke sekolah untuk melakukan rutinitas masing-masing.
🍁🍁🍁
"Emelie! Pulang sekolah ikut kita yuk" ajak Shinwoo
"Hah? mau kemana?"
"Warnet, nanti kita ajarin cara mainnya" jawab Ikhan
"Betul, kau pasti akan ketagihan seperti Rai" lanjut Shinwoo
"Hush! mending kita ke mall" usul Sui
"Betul! Cowo-cowo aja yang ke warnet" Ucap Yuna
"Nanti aja! Sekarang Emelie harus mencoba nikmatnya bermain game" paksa Shinwoo
"Stop! Gini aja, pertama kita ke warnet lalu ke mall" Jawab Emelie menghentikan perdebatan mereka. Seira dan Regis menganggukkan kepala setuju dengan usulan gadis itu.
"Oke!"
"Setuju!"
Soulmate
-calaraspberry-
Direvisi pada 22/05/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]
FanfictionNoblesse, Lazark Kertia ft. Emelie Wynstelle (OC) [ selesai direvisi ] Hello! Welcome to my first story :) Apakah kalian merasa familiar dengan kata Wynstelle? sebuah nama keluarga yang dikabarkan telah punah beratus-ratus tahun yang lalu. Namun apa...