Chapter 14: To Eientei

23 2 2
                                    

Di chapter sebelumnya, semua orang sudah bertekad untuk menyelamatkan Renko dari Eirin. Semua ingin menolong karena perkataan beraninya Maribel dan para tim penyelamat ini. Bisakah mereka menyelamatkan Renko dari Yagokoro Eirin.

Di bukit dekat jalur masuk tempat Hermit, kelompok Maribel sedang berfikir dan menyusun strategi untuk menyelamatkan Renko.

"Hmm....tapi kalau kita menyerang mereka secara membabi-buta, bukannya akan berbahaya, ya?" Alice berfikir
"Benar juga sih, tapi Eientei kan cuma punya satu jalur masuk dan satu jalur keluar" Miko berkata
"Kenapa kita tidak tanyakan ke kelinci yang tinggal bersama mereka saja?" Tojiko menghela napas
"Ah!" semua baru sadar
"(Serius nggak kepikiran sampai situ.....)" Tojiko sweatdrop
"Ehm...Eientei sebenarnya punya jalur rahasia yang tersebar di sebagian wilayah Bamboo Forest of Lost"

Sebagai info sejenak, Reisen ikut mereka karena merasa bertanggung jawab akan apa yang dilakukan Eirin. Jadi bisa dibilang pemberontak bagi Eirin. Plus karena ada Reisen, dia juga bisa jadi guide untuk menuntun ke tempat rahasianya Eirin.

"Kalau begitu, bisa beritahu kami di mana tempat tersembunyi itu?" Alice bertanya
"Aku cuma tahu beberapa tempat, karena itu tempat biasanya Tewi kabur atau sembunyi"
"Tempat rahasia dia toh...pantes aja kalau dia menyiapkan jebakan, dia cepat sekali kabur...." Alice sweatdrop
"Apa ada yang terdekat dengan jalur masuk Bamboo Forest of Lost?" Maribel bertanya
"Ah! Ada! Ada satu dekat tempat biasa Mystia jualan" Reisen teringat
"Bagus kalau sedekat itu" Cirno dan lain semangat

Kami semua lalu berjalan menuruni bukit dan berjalan menuju Bamboo Forest Of Lost. Saat di jalan dekat desa manusia, kami semua bertemu dengan sosok yang tidak asing, yaitu Mokou-san dan Keine-san.

"Yo! Ramai sekali. Pada mau ke mana?" Mokou menyapa
"Mokou-san. Apa kabar" Maribel menyapa
"Yo, Maribel. Jadi....si tomboy ke mana? Nggak kelihatan tuh topi hitam putihnya." Celengak-celinguk mencari Renko
"Soal Usami-san...." raut wajah sedih

10 menit kemudian

"Huh!? Jadi si psycho itu berulah lagi!?" Mokou geram
"Psycho? Maksudmu Eirin-san?" Maribel bingung
"Ya siapa lagi!? Untuk sekedar info ya, dia itu kalau sudah menaruh mata ke subjek yang dia anggap penting dan berharga, pasti dia tidak akan melepaskannya semudah itu. Seperti halnya main game dapat barang langka begitu." Mokou menjelaskan
"Apa benar begitu..." gemetaran

Lalu aku bertanya kepada semuanya, karena aku tidak tahu siapa Eirin-san. Aku bertanya dan mendapat beragam jawaban.

"Karena kami jarang ketemu Eirin, kami tidak terlalu tahu" Cirno berkata selaku perwakilan kelompoknya
"Yah, aku sih sering periksa kesehatanku ke dia....tapi kalau soal sebagai subjek eksperimen sih...nggak deh, nggak pernah." Alice berkata
"Karena kami Hermit kami itu tidak terlibat dengan dunia luar" Miko menjawab
"Kalau Udonge-san? Sebagai asisten Eirin-san, bagaimana?"
"Kalau aku sih...sudah biasa" senyum
"Sudah biasa...apanya?" Ragu-ragu
"Jadi subjek penelitian Shisou" senyum
"(Keras hidupnya.....)" Semua langsung prihatin
"Sabar ya...." Futo menepuk pundak Reisen sambil tersedu-sedu
"Eh?" Bingung
"Iya, walaupun jadi kelinci percobaan tapi kau masih hidup itu suatu mukjizat loh....(ngomong-ngomong dia kan kelinci ya....)" Mokou menambahkan
"Ehm...untuk beberapa hal aku merasa kalian sedang bersimpati atau memberi diriku sindiran...." sweatdrop
"Jadi, apa yang biasa Eirin-san teliti?" Maribel bertanya
"Hmm....kalau bicara soal Shisou, dia selalu melakukan penelitian mengenai obat-obatan"
"Yah wajar sih, dia kan dokter. Jadi tentu dia meneliti obat-obatan, apalagi kalau obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang membahayakan." Wriggle berkata
"Tapi...." nada suram
"Tapi???" Semua menatap Reisen
"Tapi....dari hasil penelitiannya itu selalu berhasil dengan main-main...." langsung pucat
"Emang dia membuat obat macam apa?" Alice penasaran sampai alisnya me angkat
"Baru Minggu kemarin aku disuruh meminum obat yang hasilnya membuat mataku mengeluarkan wortel dari mata....lalu bulan kemarin membuatku menjadi kecil dan dua minggu yang lalu membuat seluruh tubuhku menjadi bulat...." Depresi...
"(Uaahh....)" semua sweatdrop
"Kasihan sih, tapi jadi pengen lihat seperti apa" Miko ceplas ceplos
"Sejujurnya aku juga pengen lihat sih...penasaran" Alice berfikiran sama kaya Miko
"Jadi,selama menjadi asisten Eirin-san, sampai jadi kelinci percobaan juga...luar biasa ya perjuanganmu Udonge-san" tersenyum
"Ha..ha..iya terima kasih. Oh iya, tidak usah formal, panggil saja aku Reisen"
"Baiklah,Reisen. Kalau begitu, apakah kamu tahu jalur masuk rahasia Tewi ke dalam kediaman Eientei?"
"Kalau itu hanya sedikit yang kutahu,karena itu tempat rahasia Tewi. Kadang aku saja kesulitan untuk mengejarnya..."
"Tempat rahasia Tewi? Seperti jalur rahasia untuk kabur begitu?" Alice bertanya
"Ya begitulah. Dia selalu berbuat onar dan selalu bisa kabur dari hukuman Shisou, mungkin dia bisa kabur dengan jalur rahasianya"
"Jadi kita mungkin bisa masuk ke kediaman Eientei tanpa ketahuan kalau lewat pintu rahasia Tewi" Maribel mengambil kesimpulan
"Tapi, sayangnya semua pintu pasti tidak bisa dibuka...." Alice berfikir
"Eh? Kenapa?" Futo bertanya
"Karena Eirin yang sudah kembali ke kediaman, pasti akan memberitahu Tewi untuk menjaga pintu gerbang untuk siapapun tidak boleh masuk, kan? Termasuk pintu rahasianya" Tojiko berkata
"Iya, benar kata Tojiko-san" Alice menjawab
"Kalau begitu ada pintu rahasia yang lain, kan? Masih banyak pasti satu nggak dijaga" Futo memberi saran
"Itu juga tidak bisa" langsung dilabarak oleh Alice
"Kenapa tidak?" Futo bertanya
"Karena Reisen di sini yang sudah tahu pintu rahasianya,pasti semua pintu rahasia Tewi akan ditutup, kan? Terkecuali satu pintu itu akan menjadi jebakan" Tojiko langsung memberi alasan logis
"Benar juga"
"Jadi salah satunya jalan hanya langsung menerobos lewat depan...kah" mokou menjawab
"Tidak ada jalan lain lagi, kan?" Miko memyambar
"Kita sudah sampai disini hanya untuk menyerah!?" Futo langsung teriak
"Tentu saja tidak!" Cirno semangat
"Kita akan"
"Menyelamatkan Renko nee-san"
"Tentu! Kita akan menyelamatkannya" Futo semangat
"Ok,kalau begitu tidak usah gelisah lagi. Ayo kita langsung menyerang!" Mokou semangat
"Oooh!!!" Semua semangat

World That Still Unknown GensokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang