Sebelum berpisah, kita harus mengucapkan salam dulu kan? Halo semuanya, pecinta mba suji dam mas myung. Gak kerasa ternyata nulis ini dari agustus 2018—februari 2019 cerita ini sangat ringan dengan alur yang mudah jadi aku bisa cepet kelarinnya padahal ff ini terberat buatku karena ceritaku yang selalu mentok dan gabisa mikir ending. Ternyata aku bisa di penghujung cerita cinta myungzy ini yang alurnya aneh semua, aku harap kalian suka sama cerita yang paling aku cinta ini terlebih respon kalian positif dan mengapresiasi ceritaku. Terimakasih buat dukungan kalian atas karyaku yang gak seberapa ini, aku bakal terus nulis cerita Myungzy dan sekarang aku akan memfokuskan diri sama Broken atau The Perfectionist Girl. Genrenya harus ngebuat banting stir karena bukaaaaan Suzy banget tapi itu tantangan buat aku dan semoga responsnya seantusias kalian di ff ini ya! Terimakasih sudah setia menanti update yang selalu late dan maaf kalau aku sering gabalas komen karena aplikasi wattpadku eror
Oh Ya! Aku gak tau kapan posting epilognya, tapi gak dalam waktu dekat karena jariku rasanya kribo pas nulis semua cerita dalam satu hari.
Semoga suka, salam cinta terakhir!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Love yah
.
.
.Hari ini pernikahan akan dimulai, orang bersiap-siap dalam memperbaiki berbagai hal kecil dalam pesta yang akan diadakan nanti ada sebagian yang memperbaiki pilar-pilar yang berhiaskan bunga mawar putih dan ada sebagian orang yang menyiapkan berbagai hiasan di atas meja tamu karena pernikahan digelar di alam bebas sehingga semua bertema alam.
Semua orang tentu sibuk dalam mengatur hal-hal yang diperlukan dalam pernikahan yang akan dilangsungkan sebentar lagi.
Suzy baru saja menginjakkan kaki di halaman rumahnya dia melihat banyak orang sedang sibuk berlarian kesana kemari membawa banyak barang untuk disusun di belakang rumah yang menjadi tempat pernikahan, bahkan Pastur pun sudah tiba dan Suzy hanya mampu tersenyum kecut saat melihat itu ia, berjalan menyusuri pepohonan tinggi menjulang yang ditanam oleh ibunya.
Saat dia kecil sepertinya suasana rumah akan berubah karena tidak ada canda tawa orang tuanya lagi dan juga ibunya akan menikah dengan seseorang yang dicintainya, itu tidak pernah terpikir dalam pikirannya karena menurutnya hal itu hanya ada dalam sebuah drama film yang ditonton tapi sekarang dia justru menertawakan dirinya.
Semua sudah berakhir dan seharusnya hari ini dia mengakhirinya dengan pria itu pria yang membuat hatinya berdebar setiap melihatnya, yang membuat dia selalu marah, yang membuat dia selalu merasa nyaman, walaupun perasaannya gelisah, walaupun dia merasa kesal, marah, bingung, tak tahu arah.
Tapi pria itu terus menggenggam ya walaupun tanpa ia sadari perasaan itu tumbuh secara perlahan dan setelah merenung dia baru menyadari bahwa dia jatuh sejatuh-jatuhnya.
Suzy berjalan ke arah Sisi Barat dari belakang rumahnya di mana tempat itu tidak ada yang mendatangi nya selain Dia dan orang tuanya saat kecil sebelum pertikaian sering terjadi karena ibunya selalu menuduh ayahnya berselingkuh.
Suzy menyingkap sedikit semak-semak yang menutupi rumah pohon yang tertutup oleh banyak di daunan dan semak-semak rimbun sehingga tidak ada yang tahu jika di situ ada sebuah rumah pohon kecil yang mungkin sudah akan patah jika dinaiki, namun bukan Suzy namanya tidak berbuat nekad.
Ia berjalan mendekati pohon tinggi yang sudah rapuh itu mengusap pohon dengan perlahan dan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya ia tak kuasa lagi menahan seluruh rasa rindu yang ia rasakan.
Semua sudah terlambat bahkan jika ingin kembali ke masa lalu dia tidak akan bisa karena dunia ini bukan miliknya dia bukan Tuhan yang bisa menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya dia hanya bisa pasrah dan menjalaninya dengan ikhlas.
Suzy merasa jika semua ini tidak pantas untuknya dapatkan semua terlalu sulit untuk dilalui, namun dia percaya sehabis ada hujan selalu ada pelangi itu kata orang tuanya dulu yang berarti sehabis ada kesedihan selalu ada kesenangan menanti. Begitu pula sebaliknya roda berputar kita tidak selalu berada diatas.
Kita juga tidak selalu merasa senang karena semua pernah terluka tak terkecuali seseorang terlihat bahagia.
Karena itu kita tidak boleh memandang seseorang dari luarnya jika kita melihatnya jahat belum tentu dia jahat kadang ada orang yang terlihat jahat, hanya untuk disegani dan ada orang terlihat lemah namun sebenarnya dia adalah yang paling kuat di antaranya.
Suzy menopang semuanya sendirian, air matanya menetes tanpa henti dia mendongkak agar air mata itu tidak jatuh lagi namun Suzy menunduk dan jatuh terduduk meraung-raung keras bertanya kepada yang maha kuasa, mengapa semua terasa sakit dia memukul dadanya berusaha menghentikan rasa sesak yang menghampiri.
Dia harus kuat, Suzy menengadah melihat langit yang membiru seolah memintanya untuk tersenyum dia tersenyum lalu berdiri bangkit berdiri dan menunjukkan, jika dia bisa tanpa pria itu dan jika mereka harus menjadi ayahnya maka perasaan itu harus dihapuskan.
Suzy berjalan kembali ke tempat altar itu, dia melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 09.00 pagi dan acara akan dimulai pada pukul 08.40 sudah dipastikan bahwa dia terlambat 20 menit. Jadi mungkin acara sudah selesai.
Saat dia kembali dia hanya melihat banyak tamu namun tidak melihat pengantin sepertinya acaranya Belum dimulai atau ada sesuatu yang menjadi problem belakang itu, Suzy berharap bahwa acara ini segera selesai dan dia bisa kembali lalu tidur di apartemen yang sudah di sewa nya dengan uang yang ia tabung sejak semasa Sekolah Menengah Atas.
Ia diam-diam menyewa sebuah apartemen untuk dihuni sekarang sudah mungkin saatnya dia pindah karena disini bukan rumahnya lagi dan itu bisa menghambat nya melupakan perasaan yang salah.
Suzy duduk di kursi yang disediakan dia duduk sendirian dan tersenyum pada para tamu karena para tamu tahu jika dia adalah anak Min Ju, Suzy memberikan senyuman semanis mungkin pada para tamu seolah dia bahagia atas pernikahan ibunya.
"Ah sepertinya aku harus merelakan kebahagiaanku untuk ibuku bukan?" Suzy menahan air matanya yang mati-matian ia tahan karena hari ini adalah hari yang tidak bisa ia tentang sudah terjadi.
Setelah 5 menit berlalu semua para tamu berdiri dia pun menoleh dan ternyata di sana ibunya dan ayahnya bergandengan berjalan menuju altar semua tamu tersenyum tertawa bahkan memotret, Suzy pun membelalakkan matanya.
Ia tidak percaya dengan pemandangan yang ia saksikan sekarang semuanya seolah mimpi indah dan seperti flashback masa lalu ibunya dan ayahnya saat menikah Suzy menempatkan dirinya seolah penonton.
Saat Min Ju dan Jeong Hwan berjalan menuju altar dan dengan Pastur. Suzy masih tidak percaya dengan yang ia lihat kini, matanya tergerak pada tamu yang datang. Mencari Kim Myungsoo namun nihil hasilnya, dia hanya menemukan Sora dan suaminya serta Taehyung yang melambaikan tangannya.
"Mencariku?"
Suara mengagetkan itu membuat suzy tersentak. Dia menoleh dan menemukan Myungsoo dengan setelan jas rapi dengan dasi kupu-kupu, rambutnya terlihat rapi dan wajahnya, u-um menawan.
"Bukankah harusnya kau disana?" Tanyanya heran.
"Ya aku harus disana" Jawab Myungsoo, Suzy tersenyum kecil. Rasanya sakit.
"Tapi bersamamu." lanjut Myungsoo lalu menggengam tangan suzy.
Suzy menghempaskan tangan itu, dia menatap Myungsoo penuh kebencian." Jangan menipuku lagi, kau akan menjadi ayahku. Bodoh!"
Myungsoo tertawa, ia mengacak gemas rambut Suzy. Melupakan fakta bahwa Min Ju sedang mengucapkan janji suci.
"karena aku disini untuk menjadi ayah dari anak-anak kita, bukan ayah darimu" Tukasnya santai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ENDSalam 20 Februari
KAMU SEDANG MEMBACA
Love With Lecturer [END]
FanfictionSeason 1 [END] Season 2 [SOON] Kim Myungsoo, Dosen baru di kampus Suzy yang membuat semua perempuan berdecak kagum dan pria dendam dengan ketampanan Myungsoo. Namun tidak semua perempuan menyukai Myungsoo karena Suzy sangat membenci Myungsoo. Di har...