Prolog

92 15 2
                                    

Agustus, 2012

Seorang gadis kecil dengan rambut terkuncir dua memandang penuh ingin tahu ke arah anak laki-laki yang merupakan teman sekelasnya yang baru. Dengan mata bulatnya yang terlihat menggemaskan, tak bosan-bosannya dia menelisik seluruh wajah anak laki-laki itu.

Dia memiliki wajah yang sangat tampan. Rambut pirangnya membuatnya semakin menonjol. Wajahnya terlihat ada campuran antara wajah Indonesia dan wajah orang barat yang sering ia lihat di televisi.

Namun bukan karena itu ia merasa penasaran dengan dirinya, melainkan karena ekspresi wajah serta aura tak mengenakkan yang mengelilinginya.

Bukannya ia bisa membaca aura atau bagaimana, tapi memang setiap berada di dekat laki-laki itu, ia merasa takut dan gelisah. Ditambah dengan ekspresinya itu yang terlihat selalu datar, seperti tidak bisa berekspresi layaknya manusia pada umumnya.

''Feny?! Kamu dengar Ibu tidak?''

Gadis itu tersentak kaget ketika sang guru memanggil namanya dengan suara lantang. ''I-iya, ada apa Bu?"

''Kamu melamun ya? Ibu bilang kamu sekelompok dengan Farel, dan dalam satu kelompok terdiri dari dua orang saja. Jika kamu tidak mendengar mengenai tugasnya, kamu bisa tanyakan pada Farel."

''B-baik Bu."

Gadis kecil bernama Feny itu menelan ludah dengan susah payah sembari menoleh lagi ke arah anak laki-laki yang sedari tadi ditatapnya. Anak laki-laki itu bernama Farel, yang akan menjadi teman sekelompoknya, dan kini ia menatap balik dirinya dengan tatapan yang sangat dingin.

I Always Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang