''Aku tinggal sebentar ke bawah ya,'' ucap Feny dengan begitu lembut setelah memastikan Farel sudah tidur dengan nyaman di ranjangnya. Farel mengangguk sebentar dan mulai memejamkan matanya.
Kini Feny tengah berada di rumah mewah Farel. Ia baru bisa menemani laki-laki itu pulang setelah jam sekolah sudah selesai, karena Farel begitu keras kepala untuk tetap mengikuti pelajaran meski tubuhnya dalam keadaan sakit.
Setibanya di dapur, gadis itu melihat Bibi Ida selaku pembantu rumah tangga di rumah itu yang sedang membersihkan dapur.
Ia pun menyapa Bibi Ida dengan senyuman ramahnya. ''Sore Bi.''
Bibi Ida menoleh dan membalas senyuman Feny tak kalah ramah. ''Sore non, baru pulang sekolah ya non?''
Feny melirik ke arah tubuhnya yang masih mengenakan seragam sekolah. ''Iya Bi.''
''Bukankah biasanya sepulang sekolah non Feny bekerja ya?'' tanya Bibi Ida.
''Hari ini saya izin tidak masuk Bi.''
''Karena ingin merawat tuan Farel yang sedang sakit ya non?'' kali ini Bibi Ida bertanya dan menunjukkan senyuman menggodanya.
Hal itu membuat Feny salah tingkah dan meresponsnya dengan anggukan malu-malu.
''Saya ingin membuatkan bubur untuk Farel, Bi. Agar nanti ketika dia bangun, saya tinggal menghangatkannya. Apa bahan-bahannya ada?''
''Ada non, ada. Non Feny mau Bibi bantu?''
''Tidak perlu Bi. Saya bisa sendiri.''
''Non Feny yakin?''
Feny kembali tersenyum. ''Yakin Bi. Ini kan bukan pertama kalinya saya membuatkan bubur untuk Farel. Tenang saja, tidak akan beracun kok.''
Bibi Ida tertawa. ''Non bisa saja. Baiklah kalau begitu Bibi tinggal membersihkan halaman belakang dulu. Jika perlu apa-apa, non Feny bisa panggil Bibi ya non.''
''Oke Bi, siap laksanakan,'' ucap Feny dengan jenaka hingga mengundang tawa dari Bibi Ida.
Selepasnya Bibi Ida pergi, Feny pun mengambil bahan-bahan yang ia perlukan di dalam kulkas, tak lupa ia membersihkannya terlebih dahulu. Lalu setelah itu, baru ia mulai sibuk memasak bubur.
Kali ini ia memilih ayam untuk ia tambahkan ke dalam bubur yang dibuatnya. Tahapan demi tahapan ia lakukan dengan baik dan telaten. Wajahnya juga terlihat sangat serius.
''Nah, sudah selesai.'' Dan senyumnya terbit ketika bubur yang ia buat sudah matang sempurna. Dalam hati ia berharap Farel akan menyukainya.
Namun setelahnya ia malah kebingungan. Ia bingung akan melakukan apa lagi sambil menunggu Farel bangun. Karena ia yakin jika Farel kini sedang tidur dengan begitu pulasnya. Karena ketika di sekolah, ia berhasil membuat laki-laki itu makan siang dan meminum obatnya.
Feny pun akhirnya memutuskan untuk menonton televisi di ruang keluarga yang ia yakin jarang digunakan Farel, karena ia tinggal hanya seorang diri di sana sebelum Melvin menetap ke Indonesia untuk sementara.
Gadis itu menggonta-ganti channel televisi demi menemukan tayangan yang menarik minatnya. Tapi setelah beberapa lama, akhirnya ia memutuskan untuk menonton berita saja.
Feny menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dengan matanya yang mulai sayu. Ia menatap ke layar televisi dengan tatapan tak tertarik. Terlihat sekali jika ia sudah mulai mengantuk.
Terbukti karena tak lama setelahnya, gadis itu jatuh tertidur.
*****
Feny menggeliat ketika ada yang menggoncang tubuhnya dan itu membuat kesadarannya mulai datang. Feny mengucek matanya dan melihat ke arah Bibi Ida yang berhasil membangunkannya. Ia pun duduk dengan wajah yang masih terkantuk-kantuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Always Beside You
Подростковая литератураPENGUMUMAN!!! Cerita ini awalnya berjudul ''Love and Loyalty''. Dan sekarang mengalami perombakan, ada banyak bagian yang berbeda, namun inti cerita tetap sama. ***** Berawal dari rasa penasaran, hingga akhirnya kini ia merasa harus terus berada di...