Part 3

39 12 0
                                    

''Wah, aku menyuruhmu untuk mengantar pulang Feny paling lambat pukul 10 malam, tapi pukul 08.30 kau sudah memulangkannya,'' ucap Rei ketika membukakan pintu untuk Farel dan juga adik sepupunya itu.

''Aku takut tak mengantarnya pulang tepat waktu,'' balas Farel dengan nada datar seperti biasa.

''Hey, tak usah bohong begitu. Bilang saja kau terlalu merindukanku, kau ini menggemaskan sekali ya. Pantas saja Feny betah berteman denganmu,'' kata Rei sambil tertawa. Sementara Farel menghembuskan napasnya dengan berat.

Feny menahan tawanya dengan sekuat tenaga. Ia merasa perlu menjadi penengah saat ini, apalagi setelah melihat ekspresi Farel yang kini sedang menahan kesal. ''Sudah sudah kak, jangan mengganggu Farel lagi, kita ingin belajar untuk ujian besok. Ayo Farel.'' Feny memeluk lengan Farel dan menariknya untuk ke ruang tamu.

''Hahaha baiklah, kakak tidak akan mengganggu lagi. Silahkan belajar adik-adikku sayang.'' Setelah itu Rei pergi menuju kamarnya.

Sesampainya di ruang tamu, Farel mengeluarkan seluruh buku-buku yang ia bawa sementara Feny bilang ingin ke dapur terlebih dahulu.

10 menit kemudian, Feny datang dengan membawa dua gelas es teh menggunakan nampan.

''Maaf ya, aku hanya bisa menyediakan ini,'' ucap Feny dengan nada sesal.

Farel hanya mengangguk tanpa memandang Feny. Ia terlihat begitu serius mengerjakan soal. Hal itu membuat Feny terpaku memandang wajah tampan tersebut.

Feny menggelengkan kepalanya pelan, berusaha tetap fokus dengan tujuannya. Ia membuka bukunya pada bab yang akan diujikan besok.

''Rel, kau mengerjakan uji kompetensi 1, bukan?''

Farel mendongak menatap Feny sekilas lalu beralih pada buku paket Feny. ''Ya, kau kerjakan yang pilihan ganda terlebih dahulu, lalu cocokkan dengan jawabanku.''

''Siap bos.'' Dan keduanya pun sibuk mengerjakan soal.

Feny tipe orang yang lebih suka belajar dengan orang lain, dibandingkan belajar sendiri. Karena jika belajar bersama dengan orang lain, ia bisa berdiskusi dengan orang tersebut dan menyelesaikan masalah bersama. Ditambah lagi jika situasi seperti ini Farel pasti akan lebih banyak bicara dibandingkan biasanya. Dan ia sangat suka momen-momen itu.

Sementara Farel tak masalah jika harus belajar sendiri atau bersama orang lain, tergantung cara orang tersebut bisa mengimbangi cara berpikirnya atau tidak. Dan Feny sangat mampu untuk mengimbanginya. Maka dari itu ia langsung mengajak Feny belajar bersama, mengingat gadis itu suka dengan cara belajar yang seperti itu.

''Farel, aku sudah selesai.'' Farel pun melihat hasil kerja Feny. Dan jawaban mereka sama, tak ada jawaban yang aneh.

''Langsung lanjut ke soal esai.''

Setelah itu mereka kembali mengerjakan soal yang lain. Mereka mampu mengerjakan soal-soal tersebut dengan benar dan lumayan cepat. Terlihat sudah terbiasa mengerjakan soal-soal seperti itu. Sampai pada akhirnya mereka sudah sampai pada uji kompetensi 3.

Mereka berdua memang partner yang cocok satu sama lain. Tak heran jika mereka sering memenangkan olimpiade ketika berada di kelompok yang sama.

''Farel,'' panggil Feny membuat sang empunya nama segera menoleh. ''Untuk yang nomor 3, aku pernah melihat rumus yang menggunakan cara cepat dari buku bimbel kak Rei semasa SMA. Apa lebih baik kita menggunakan rumus itu saja agar bisa lebih menghemat waktu?''

''Aw.'' Feny langsung meringis ketika Farel menjitak kepalanya. ''Apa sih? Ini sakit Farel.''

''Rumus seperti itu memiliki banyak syarat, tak bisa diaplikasikan ke banyak soal. Memahami konsep jauh lebih baik. Lagipula rumus seperti itu kadang bisa menjebak,'' ceramah Farel untuk pertama kalinya.

I Always Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang