Part 2

53 13 5
                                    

Feny melirik jam dinding pada cafe tempatnya bekerja dan jam tersebut menunjukkan pukul 7 malam. Itu tandanya sudah waktunya ia pulang. Ia mengambil ponselnya dari saku seragamnya dan terlihat sedang menghubungi seseorang.

''Halo.'' Feny seketika tersenyum ketika teleponnya diangkat dengan cepat.

''Farel!!!'' panggil Feny dengan semangat, sampai-sampai mampu menarik perhatian teman-teman kerjanya. Namun karena mereka sudah terbiasa dengan hal itu, akhirnya hanya bisa menggelengkan kepala maklum.

''Ada apa?''

''Besok ada ujian matematika, kau tidak lupa kan?''

''Tentu saja tidak.''

Tangan kirinya yang bebas kini menggaruk rambutnya yang berkuncir kuda. ''Hm ... Itu ... hm bagaimana ya aku mengatakannya.''

''Aku akan menjemputmu.''

''Wait, what?!'' Feny terkejut namun ia mengatur suaranya agar tidak mengganggu orang lain.

''Sebentar lagi kita akan belajar bersama.'' Feny tak bisa menahan diri untuk tidak menganga sekarang. Astaga, Farel mengerti apa yang ia mau, bahkan sebelum ia mengucapkannya!

''B-baiklah, t-tapi kau tidak perlu menjemputku. A-aku bisa ke rumahmu.''

''Tidak, aku yang akan menjemputmu. 20 menit lagi aku akan sampai.''

Klik.

Sambungan telepon mati begitu saja. Aish, Farel memang begitu, mematikan telepon sesuka hatinya.

Hell, ini pertama kalinya Farel peka seperti ini. Biasanya aku perlu menjelaskan dengan jelas dan lugas apa mauku. Batinnya sambil menghembuskan napas lega. Awalnya ia takut Farel akan menolak jika ia mengajak untuk belajar bersama, maka dari itu ia sangat ragu mengatakan ajakannya tersebut.

Tunggu, tadi Farel bilang akan sampai 20 menit kan? Berarti aku harus siap-siap sekarang.

Sedetik setelahnya Feny langsung berlari menuju ruang ganti pegawai.

*****

''Tak apa kan jika aku menyalakan radio?'' tanya Feny ketika mereka sudah berada di dalam mobil Farel.

Farel menganggukkan kepala sebagai jawaban. Setelah mendapat persetujuan Feny pun segera menghidupkan radio untuk memecahkan keheningan yang meliputi mobil tersebut. Feny kurang menyukai suasana hening, tapi mengajak bicara Farel yang tengah sibuk menyetir adalah ide buruk.

Feny mengkerutkan keningnya ketika mendengar intro lagu yang begitu familiar di telinganya. Otaknya ia paksa untuk mengingat-ingat lagu apa itu.

Tuhan tolong aku

Ku tak dapat menahan rasa didadaku

Ingin aku memiliki

Namun dia ada yang punya

''Hahaha lagu Cherrybelle ternyata.'' Seru Feny semangat sambil bertepuk tangan keras. Ia jadi ingat masa-masa alaynya saat SD sampai SMP.

''Tuhan bantu aku

Ternyata dia kekasih sahabatku

Entah apa yang harus ku katakan

Hatiku bimbang jadi tak menentu

Bukan maksud diriku melukai hatimu

Namun aku juga wanita

Yang ingin merasakan cinta,'' Feny pun ikut menyanyi dengan begitu percaya diri. Sesekali ia juga menambahkan gerakan tari yang ia tahu. Ia terlihat bersenang-senang sekarang. Dan itu merupakan pemandangan yang menarik bagi Farel.

I Always Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang