Chanyeol's Eyes
Kuakui bahwa ada rasa gengsi yang terlampau besar pada diriku ketika untuk yang kedua kalinya bertemu denganmu senja ini, mengingat pertemuan pertama kita yang jauh dari kata menyenangkan. Saat itu aku sedang berjalan dengan gagahnya di bandara sembari menarik koperku, pikiranku saat itu sudah dipenuhi oleh kegiatan apa saja yang akan aku lakukan dalam 3 hari kedepan untuk mengisi waktu off ku. Tiba-tiba kau datang entah darimana asalnya dan saat ku sadari segelas kopi panas yang kau pegang sudah membasahi seragam pilot kebangganku. Kau terkejut, tentu saja- Apalagi aku. Mataku rasanya hampir meloncat keluar ketika aku memarahimu, memakimu. Yang kau lakukan hanya menunduk dan membungkukan tubuhmu 90 derajat berkali-kali di depanku. Aku mendengus kesal, bahkan kata maaf yang kau ucapkan itu tidak akan memperbaiki keadaan. Apa aku terlalu jahat padamu? Kurasa tidak. Karena waktu telah membuktikan bahwa perlahan kau mulai terpengaruh dalam pesonaku. Lihatlah kau sekarang, duduk manis dihadapanku dengan wajah merona. Sungguh rasanya aku tak dapat menyembunyikan tawaku. Yaa aku tau aku tampan. Seharusnya kau tak perlu merona malu seperti itu, cukup akui saja.
"Maafkan keteledoranku kemarin lusa.." setelah 15 menit kau hanya diam menikmati ketampananku, akhirnya kau bisa membuka mulut kecilmu itu. Aku tersenyum sarkas, lalu meneguk segelas signature chocolate yang telah kau pesankan sebelum aku datang.
"Tak apa, aku sudah terbiasa dengan wanita teledor sepertimu" dan kau kembali menunduk mendengar jawabanku yang mungkin menyakiti hatimu, tapi apa kau sengaja menutupi wajah mungilmu dengan rambut hitam shaggy itu? Ah, percuma. Aku sudah terlanjur mengingat wajahmu dengan baik dalam otak ku.
"Ini seragam mu, maafkan aku karena tak bisa mengembalikannya dengan cepat." Ku ambil papper bag yang kau beri padaku lalu menengoknya untuk memastikan bahwa seragamku bisa seputih biasanya.
"Ahh, jangan khawatir. Noda coklatnya tidak menempel di seragam mu itu." Kau tersenyum, senyum pertamamu untuk ku. Meskipun senyum mu itu tampak seperti senyum orang sakit gigi.
"Tak apa, aku memang berencana untuk mengganti seragamku ini." Ku balas senyumanmu itu, sekarang kita impas. Setidaknya aku benar-benar memberikanmu sebuah senyuman manis.
"Sekali lagi maafkan atas kejadian 2 hari yang lalu. Sungguh aku tak bermaksud untuk menumpahkan coklat panasku keatas bajumu." Untuk pertama kalinya lagi, kau berani menatap lurus pada wajahku, apa kau sedang mencoba menyelami arti pandanganku padamu? Tak apa, ku akui memang wajahmu cukup cantik hari ini dibandingkan dengan 2 hari lalu.
"Ahh, kurasa pertemuan kita hari ini sudah cukup. Seragam mu sudah ku kembalikan dalam keadaan bersih dan rapi." Aku tertawa kecil melihat tingkahmu. Kau salah tingkah, kau sudah tak sanggup menatap wajahku yang tampan ini. Kedua pipi merona itu tak dapat membohongiku.
"Terima kasih, dan maaf sudah membuatmu kesulitan harus membersihkan seragamku" aku menjulurkan tanganku, aku tau sejak pertama kali pertemuan kita, kau ingin sekali menyentuhku. Tangan kecilmu itu perlahan menyentuh telapak tanganku yang jauh lebih besar darimu. Hei, tanganmu ternyata hangat.
"Terima kasih sudah memaafkanku" perlahan tanganmu menjauh. Dan akhirnya setelah kau menyampirkan tas bergambar beruang itu ke pundakmu, kau berbalik membelakangiku tanpa ucapan selamat tinggal. Apakah akan terlihat lucu jika wajahku saat ini tampak bodoh karena tangan hangatmu sudah tak ada di genggamanku lagi?
"Hei" kau menghentikan langkahmu dan berbalik menatap wajahku heran. Aku berjalan mendekatimu sambil mengulum senyum.
"Park Chanyeol, kau bisa memanggilku Chanyeol jika kau mau" kembali ku ulurkan tanganku. Ahh kenapa rasanya nyaman denganmu meski hanya melalui telapak tangan kecil itu?
"Aku Son Seungwan." Kau tertawa kecil, sambil meraih tanganku.
Dan di pertemuan kedua ini bodohnya aku baru mengetahui namamu, Son Seungwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love you [COMPLETE]
RomanceAku tak mencintaimu, begitupun kau padaku. Namun akhirnya kenyataan menamparku, justru aku yang terlalu mencintaimu.