Son Seungwan's eyes
"...nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Mohon coba beberapa saat lagi. The number you're calling..."
Pip!
Kembali ku matikan sambungan telfon yang semenjak kemarin malam tidak pernah bisa tersambung. Ku tatap lekat-lekat layar ponselku, tertera nama 'Park Chanyeol ♥' dengan tanda hati diujungnya. Apa tanda hati itu masih terlihat manis atau justru sebaliknya? Tampaknya bentuk hati itu mulai kehilangan arti.
Surat yang berada di genggamanku sudah mulai kusut, tanda jika sudah berkali-kali dilipat dan diremas. Kakiku terus berjalan-jalan bak setrika sejak 15 menit lalu, degup hatiku makin tak karuan. Jadi, harus seperti apa ucapan selamat tinggal dengan Chanyeol? Apa aku harus terlihat bahagia meski hatiku tak pernah bisa berhenti menangis sejak kematian Dexter, atau biarkan ia melihat sisi lemahku ini?
Aku tak pernah berharap bahwa hasil keisenganku setengah tahun lalu justru menjadi boomerang bagi diriku sendiri, maksudnya dalam konteks saat ini. Disaat hatiku bersikukuh agar aku tetap disini, namun akal sehatku justru menolaknya dengan keras. Setengah tahun lalu aku menjadi salah satu panitia seminar Internasional bertema animasi 3D dan implementasinya di dunia perfilman. Tak disangka ternyata salah satu pembicara dalam seminar itu adalah profesorku saat berkuliah di British Coloumbia University, yaitu universitasku saat mengambil gelar sarjana dulu. Aku sudah lulus bertahun-tahun lalu, namun ternyata profesor bernama Johanna Smith itu masih mengingatku dengan jelas. Dia membicarakan banyak hal, termasuk peluang menjadi seorang 3D animator di dunia perfilman yang terus berkembang di era perfilman saat ini. Aku sudah mengatakan bahwa basic ku bukan menggambar 3D, karena aku hanyalah seorang artis Webtoon. Namun dia berkilah bahwa memiliki basic menggambar adalah kuncinya. Jadi dia menyuruhku untuk melamar beasiswa di universitasku itu untuk mengambil gelar Master dijurusan Animasi 3D. Entah karena merasa tak nyaman atau memang tak berpikir menggunakan otak, minggu berikutnya aku mengirim lamaran beasiswa ke Toronto. Ku pikir rasanya tak mungkin jika surat application ku akan diterima, dan tak pernah berpikir untuk kembali berkuliah. Itu sebabnya aku tak menceritakan hal tersebut pada Chanyeol, juga pihak keluargaku.
Namun sepulangku dari New York ketika menjenguk Dexter yang saat itu masih ada, aku menemukan sebuah surat balasan dengan kop khas dari British Coloumbia University di apartemenku. Dan hasilnya, aku diterima menjadi mahasiswa jalur beasiswa untuk mengambil gelar Master Degree di jurusan Animasi 3D. Selama beberapa hari ku diamkan saja surat tersebut. Ketika hari berganti minggu, ku dengar berita kepergian Dexter sehingga membuatku melupakan surat balasan itu. Aku sendiri tak sadar ketika mengurus urusan kuliahku ini. Semua seperti terjadi begitu saja, tanpa memikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Terlebih, ketika Chanyeol berubah 180 derajat. Dia jadi lebih dingin, sulit dihubungi, dan nyaris tak pernah menjadikanku sebagai prioritasnya seperti dahulu. Aku merasa terbuang, merasa seperti masa berlaku ku sudah habis dihatinya. Lagi-lagi hatiku yang bodoh ini memintaku bertahan dan menanti keajaiban. Sayangnya, otakku didukung penuh oleh orang-orang terdekatku. Mereka mendukungku untuk pergi, mendukung untuk berhenti berjuang seorang diri. Dan akhirnya terjadi, minggu depan aku akan pergi ke Kanada. Meninggalkan Chanyeol, meski itu bukan keinginanku.
Sekali lagi aku mencoba menghubungi Chanyeol, dan ketika panggilan berakhir dengan voice mail ku putuskan perpisahan seperti inilah yang pantas kuucapkan padanya.
"hallo, Chanyeol. Maaf memberitahumu secara mendadak karena sejak kemarin aku mencoba memberitahumu namun ponselmu tak aktif. Jadi, ku pikir ini memang cara yang tepat untuk memberitahumu. Aku akan pindah ke Kanada minggu depan. Aku mendapat tawaran beasiswa untuk program Magister di British Coloumbia Univeristy, which is itu univeristasku saat mengambil gelar sarjana. Jadi ku pikir itu bukan hal yang buruk bukan? Aku berharap kau akan segera menghubungiku secepatnya. Aku akan menunggu kabarmu".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love you [COMPLETE]
RomanceAku tak mencintaimu, begitupun kau padaku. Namun akhirnya kenyataan menamparku, justru aku yang terlalu mencintaimu.