10. Rasa?

3.3K 159 0
                                    

CERITA  INI AKAN PINDAH KE AKUN Nurhalisaicha3


💙Happy reading💙

[ RASA? ]
.
.
.
.
.

Mengapa? ada sedikit rasa khawatir di benak ini tentang keadaanmu

' arthur kecelakaan'

Pesan itu masuk di handphone sakila, nomor tanpa nama, sakila sudah tahu jika itu adalah salah satu teman arthur.

Sakila tak langsung tidur, dia berdiri di balkon kamarnya menatap langit malam.

Dia memegang kalung yang berada di lehernya, dan mengingat isi pesan itu ada sedikit rasa khawatir di benaknya.

Sakila penasaran dengan kalung itu, dia pun membukanya memperhatikannya dengan seksama, dan memisahkan antar tali kalung dan kepalanya yang nyatanya adalah cincin.

Cincin itu terlihat begitu sangat antik, atau apalah. Pikir sakila.

Sakila fokus pada bagian nama pada cincin itu, ' BRATA'.

Sakila seperti mengingat sesuatu dan ia merasa pernah melihat cincin itu tapi dimana?. Pikirnya.

Kakaknya tadi mengatakan panti asuhan, yah ia ingat dia pernah melihat cincin itu, di panti asuhan dan ia ingat anak cowok yang menangis.

' Arthur, ' gumamnya

" Apa dia? " tanyanya pada dirinya sendiri.

" Ternyata belum tidur, " terdengar suara azka menghancurkan pikiran sakila.

Sakila pun berbalik ke arah azka, yang mendekat ke arahnya.

" kok belum tidur? " tanya azka.

" Belum ngantuk, " jawab sakila.

" Lagi mikirin orang lain yah, " goda azka dan mendapat gelengan cepat dari sakila.

" masih ingat nggak, masa kecil kita, " ucap azka menatap langit malam.

Sakila dapat mengingat masa kecilnya, tapi tidak dengan masalalunya 2 tahun yang lalu.

Sakila pun hanya dapat menatap langit malam, sambil mengengam cincin arthur.

Saat ini pikirnya sedang beradu, beradu dengan cerita masa kecilnya, dimana saat ia kecil bertemu dengan seorang anak lelaki yang menangis karena di buang oleh ibunya.

Entah mengapa ia mengingat kejadian itu, mungkin dia merasa anak lelaki itu memiliki hubungan dengan arthur. Entahlah.

ia hanya menatap lurus, dan sekarang teringat lagi dengan kabar bahwa arthur kecelakaan.   Sunggu  ia terus saja memikirkan keadaan arthur.

" Kamu nggak ngantuk? " tanya azka dan hanya di jawab dengan gelengan oleh sakila yang tetap fokus pada langit malam.

" Yaudah, kakak tidur dulu yah, " ucap azka melangkah keluar dari balkon.

Sakila merasa khawatir dengan arthur, dan dengan berfikir berkali-kali ia berjalan masuk mengambil handphonenya di atas nakas, dan mengirim pesan.

~°~°~°

"kamu kenapa? siku kamu luka, sini mama obatin, " ucap wanita paruh baya itu menatap putranya, dan hanya di balas oleh tatapan datar.

" Nggak usah sok peduli, " acuh arthur dan melangkah naik ke kamarnya.

ARTHUR IS MY BADBOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang